Energi seksual sering kali dianggap sebagai salah satu bentuk energi kreatif yang dapat dialihkan untuk mendukung produktivitas fisik dan mental. Dalam konteks ini, sebuah pendekatan praktis telah disarankan oleh Dr. Tirta, seorang dokter dan influencer di bidang kesehatan, melalui unggahan di platform X. Saran tersebut menekankan pentingnya pengalihan energi seksual melalui aktivitas fisik sederhana seperti push-up. Artikel ini disusun untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara mengelola energi seksual secara sehat dan produktif dengan menggunakan pendekatan berbasis aktivitas fisik, sekaligus menjelaskan manfaatnya dari perspektif fisiologis dan psikologis.
Energi seksual, sebagaimana dijelaskan dalam literatur kesehatan, dapat dipahami sebagai manifestasi dari dorongan biologis yang tidak hanya berkaitan dengan reproduksi, tetapi juga memiliki potensi untuk diarahkan ke aktivitas lain yang bersifat konstruktif (Quora, 2018). Dalam unggahan di platform X pada tanggal 2 April 2025, Dr. Tirta (@tirta_cipeng) menyarankan bahwa energi seksual, yang dalam bahasa gaul Indonesia disebut “ngaceng” (merujuk pada ereksi), dapat dialihkan melalui aktivitas fisik seperti push-up. Pendekatan ini dianggap relevan untuk membantu individu mengelola dorongan tersebut secara sehat, terutama ketika energi tersebut muncul pada waktu yang tidak diinginkan, seperti saat berusaha tidur setelah latihan fisik intensif seperti “leg day.”
Saran yang diberikan oleh Dr. Tirta telah dianalisis dan dikembangkan lebih lanjut dalam artikel ini dengan pendekatan akademik. Data pendukung diperoleh dari unggahan asli Dr. Tirta di X (Post ID: 1907396932810797278) serta tanggapan pengguna yang relevan dalam thread tersebut. Selain itu, referensi tambahan dari sumber web seperti *Men’s Health* (2018) dan diskusi di Quora mengenai pengalihan energi seksual turut digunakan untuk memperkuat argumen. Pendekatan ini difokuskan pada bagaimana aktivitas fisik sederhana dapat dimanfaatkan untuk mengelola energi seksual, dengan penekanan pada manfaat fisiologis dan psikologis.
1. Pengalihan Energi Seksual melalui Aktivitas Fisik
Dalam unggahan yang telah disebutkan, Dr. Tirta menyarankan bahwa setiap kali dorongan seksual muncul, aktivitas fisik seperti push-up dapat dilakukan sebagai bentuk pengalihan. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa energi seksual pada dasarnya adalah energi kreatif yang dapat dialihkan ke aktivitas lain (Quora, 2018). Push-up, sebagai latihan yang melibatkan otot-otot utama seperti dada, bahu, dan lengan, dianggap efektif untuk mengalihkan fokus dari dorongan seksual ke aktivitas fisik yang produktif. Selain push-up, variasi latihan lain seperti plank dan pull-up juga direkomendasikan dalam tanggapan Dr. Tirta kepada pengguna (Post ID: 1907400770905158075).
2. Manfaat Fisiologis
Aktivitas fisik seperti push-up diketahui dapat meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang pelepasan endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Peningkatan kadar endorfin ini dapat membantu mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh dorongan seksual yang tidak tersalurkan. Selain itu, latihan fisik intensif seperti yang dilakukan pada “leg day” telah terbukti meningkatkan kadar testosteron secara alami, sebagaimana dijelaskan dalam artikel *Men’s Health* (2018). Testosteron yang meningkat ini, meskipun dapat memicu dorongan seksual, juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan otot dan stamina jika disalurkan melalui aktivitas fisik yang tepat.
3. Manfaat Psikologis
Dari perspektif psikologis, pengalihan energi seksual melalui aktivitas fisik dapat membantu mengurangi rasa frustrasi atau ketidaknyamanan yang mungkin dialami individu ketika dorongan tersebut muncul pada waktu yang tidak tepat. Sebagai contoh, seorang pengguna dalam thread X (Post ID: 1907391696654221639) menyampaikan kesulitan untuk tidur setelah latihan “leg day” karena dorongan seksual yang meningkat. Dengan melakukan push-up, fokus mental dapat dialihkan dari dorongan tersebut ke aktivitas fisik, sehingga membantu individu untuk lebih rileks dan akhirnya mempermudah proses tidur.
4. Tantangan dan Solusi
Beberapa pengguna dalam thread X menyampaikan tantangan yang dihadapi ketika menerapkan saran ini. Sebagai contoh, seorang pengguna (Post ID: 1907406873336451167) mengungkapkan bahwa meskipun telah melakukan push-up, dorongan seksual tetap ada. Untuk mengatasi hal ini, Dr. Tirta menyarankan untuk menyiram tubuh dengan air dingin (Post ID: 1907420311898947933), sebuah metode yang dikenal dapat menurunkan suhu tubuh dan mengurangi gairah secara fisiologis. Selain itu, tantangan lain yang muncul adalah situasi di mana dorongan seksual terjadi pada waktu yang tidak memungkinkan untuk berolahraga, seperti saat sedang makan (Post ID: 1907399767052959848) atau saat baru bangun tidur (Post ID: 1907399565357326720). Dalam kasus ini, fleksibilitas dalam memilih jenis latihan atau menunda aktivitas fisik hingga situasi memungkinkan dapat menjadi solusi yang diterapkan.
Pengalihan energi seksual melalui aktivitas fisik seperti push-up, sebagaimana disarankan oleh Dr. Tirta, telah terbukti menjadi metode yang efektif dan sehat untuk mengelola dorongan seksual yang muncul pada waktu yang tidak diinginkan. Pendekatan ini tidak hanya memberikan manfaat fisiologis seperti peningkatan sirkulasi darah dan pelepasan endorfin, tetapi juga manfaat psikologis berupa pengurangan ketegangan mental. Meskipun tantangan tertentu dapat muncul dalam penerapannya, solusi seperti penggunaan air dingin atau penyesuaian waktu latihan dapat membantu mengatasinya. Dengan demikian, pendekatan ini dapat direkomendasikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat, terutama bagi individu yang ingin mengelola energi seksual mereka secara produktif.
Referensi
– Dr. Tirta (@tirta_cipeng). (2025, April 2). *Ngaceng = push up*. [Post]. X.
– Men’s Health. (2018, December 4). *Leg day testosterone-boosting workout*.
– Quora. (n.d.). *How to ‘Channel sexual energy’? And why is it important to do it*.
– Wikipedia. (2025, March 12). *Indonesian slang*.