Surabaya, 18 Mei 2025 – Di tengah maraknya disinformasi soal radiasi dan teknologi nuklir, sekelompok mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga mengambil langkah proaktif. Lewat kegiatan sosialisasi bertajuk “Proteksi dan Keselamatan Kerja Radiasi di Kedokteran Nuklir”, mereka hadir bukan sekadar sebagai pelajar, tetapi juga menjadi jembatan pengetahuan yang menyebarkan pemahaman sains ke lingkungan yang lebih luas.
Sebanyak 15 mahasiswa dari empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbeda di Surabaya, seperti Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur (UPN) mengikuti kegiatan sosialisasi ini yang diselenggarakan di Asrama Mahasiswa Nusantara.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan sebagai upaya edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai penerapan kedokteran nuklir dalam bidang kedokteran, baik dari segi diagnostik maupun terapeutik. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik, harapannya para peserta sosialisasi semakin sadar pentingnya penerapan prinsip proteksi radiasi di berbagai lingkungan praktik medis.
Kegiatan diawali dengan pembagian pamflet yang menyajikan informasi ringkas namun komprehensif mengenai pengertian, manfaat serta berbagai aplikasi kedokteran nuklir dalam bidang medis modern. Selanjutnya, peserta menerima materi utama yang berfokus pada salah satu aplikasi klinis kedokteran nuklir, yaitu diagnosis kasus emboli paru. Pemaparan materi dilakukan dengan pendekatan berbasis studi kasus, yang memberikan gambaran realistis dan aplikatif bagi peserta dalam memahami bagaimana kedokteran nuklir berperan dalam mendukung diagnosis dan pengobatan. Setelah sesi pemaparan selesai, kegiatan berlanjut dengan sesi tanya jawab interaktif. Dalam sesi ini, peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, serta mendiskusikan lebih lanjut aspek-aspek yang mereka anggap menarik atau masih belum dipahami. Sesi ini berlangsung dinamis dan antusias, menampilkan ketertarikan peserta terhadap topik yang diangkat. Kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi bersama sebagai cara untuk mencatat dan mengenang pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini.
Antusiasme para peserta menunjukkan bahwa edukasi semacam ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan, terutama terkait teknologi medis berbasis radiasi seperti kedokteran nuklir. Topik kedokteran nuklir seolah menjadi topik yang fresh bagi pemahaman dan pengetahuan peserta di dunia kesehatan. Nuklir yang sering kali dimaknai sebagai sesuatu yang menyeramkan. Namun, dengan adanya sosialisasi ini, peserta dapat mengetahui bahwa nuklir juga dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan sekali pun.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai konsep dasar kedokteran nuklir, manfaat, serta prinsip keselamatan radiasi. Melalui kegiatan ini, penulis berharap para peserta dapat memperoleh pemahaman dasar tentang bagaimana teknologi nuklir digunakan dalam dunia medis secara aman, efektif, dan bermanfaat bagi pasien. Sosialisasi ini juga bertujuan untuk membuka wawasan serta menghilangkan stigma atau kesalahpahaman yang mungkin masih ada mengenai istilah “nuklir” dalam dunia kesehatan. Dengan demikian, langkah proaktif yang diambil oleh 15 mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga, menuai harapan agar generasi muda tidak hanya memahami tentang prinsip ilmiah saja, tetapi juga turut berperan aktif dalam mendukung kemajuan pelayanan kesehatan di indonesia.
*) Penulis adalah Amila Izzuli Mazni, Sri Kandi Dewi Ayu Mawardani, Rahmat Butolo, Indah Karunia Rahmadani, Devinda Rahmawati Agustin, Arin Nabilla Putri, Raysha Nadine, Muhammad Faiz Abdurrahman, Alya Rohmania Dwi Agustin, Dinda Alifia Subianto, Mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga.