Daily Nusantara, Jakarta, 14 April 2025 — Direktur Eksekutif Ruang Upgrading, Muhammad Riyadh Fadild, menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap rencana pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga Palestina dari Gaza ke Indonesia. Menurutnya, langkah tersebut berpotensi melemahkan perjuangan rakyat Palestina dalam mempertahankan tanah air mereka.
“Evakuasi massal seperti ini bisa menjadi celah bagi pihak Zionis untuk menguasai wilayah yang ditinggalkan. Jika warga Palestina meninggalkan tanah mereka, siapa yang akan mempertahankannya?” ujar Riyadh dalam pernyataannya.
Ia menekankan bahwa meskipun niat kemanusiaan di balik evakuasi tersebut dapat dipahami, namun dampak jangka panjangnya terhadap perjuangan Palestina harus dipertimbangkan secara serius. “Kita harus berhati-hati agar tidak secara tidak sengaja membantu agenda pihak yang ingin mengosongkan Gaza dari penduduk aslinya,” tambahnya.
Riyadh juga mengingatkan bahwa banyak warga Palestina yang memilih untuk tetap tinggal di tanah mereka meskipun menghadapi bahaya besar. “Bagi mereka, tanah air adalah segalanya. Kita harus menghormati dan mendukung pilihan mereka untuk bertahan,” katanya.
Rencana evakuasi ini sebelumnya diumumkan oleh Mantan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi dan merawat hingga 1.000 warga Palestina yang terluka di rumah sakit Indonesia, jika situasi memungkinkan.
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa evakuasi ini bersifat sementara dan bertujuan untuk memberikan perawatan medis kepada korban luka-luka. Namun, Riyadh menekankan pentingnya memastikan bahwa langkah-langkah kemanusiaan tidak digunakan sebagai alat untuk mengubah demografi wilayah konflik.
“Kita harus memastikan bahwa bantuan kemanusiaan tidak dimanfaatkan untuk tujuan politik yang merugikan rakyat Palestina,” pungkasnya.