Film horor Indonesia terbaru berjudul *Pabrik Gula* yang dirilis pada akhir Maret 2025 di Indonesia dan April 2025 di Amerika Utara, termasuk layar IMAX, tampaknya tidak memenuhi ekspektasi sebagian penonton. Salah satu pengguna X, @buwungkepin, meluapkan kekecewaannya melalui serangkaian postingan yang viral, mengkritik film ini dengan tajam. Berikut adalah rangkuman ulasan pedasnya, tanggapan pengguna lain, serta konteks tambahan tentang film ini.
Kekecewaan Mendalam @buwungkepin: “Balikin Duit Gua Woy!”
Pada tanggal 2 April 2025 pukul 11:29 WIB, @buwungkepin memulai utasnya dengan nada penuh penyesalan: “BABIIIII NYESEL BANGET NONTON PABRIK GULA. BALIKIN DUIT GUA WOY.” Dalam utas lanjutan, ia menegaskan bahwa ia bukan buzzer dan menonton film ini dengan uang pribadi, sehingga ulasannya murni berdasarkan pengalaman pribadinya. Menurutnya, *Pabrik Gula* hanya menyajikan parade jumpscare murahan tanpa memberikan waktu bagi penonton untuk peduli pada karakternya. “Gua gak ngerti film ini isinya cuman parade jumpscare murahan. Lu nonton ini ga dikasi waktu buat peduli sama karakternya dan gak dikasih build up yang proper terus tiba-tiba disuruh takut aja,” tulisnya.
Ia juga membandingkan *Pabrik Gula* dengan *KKN di Desa Penari*, film horor sukses sebelumnya yang juga disutradarai oleh Awi Suryadi. Menurut @buwungkepin, *Pabrik Gula* hanyalah versi lain dari *KKN di Desa Penari* dengan formula yang sama: tempat terkutuk, larangan yang dilanggar, lalu teror yang terjadi. “Menurut gua ini film KKN cuma beda versi aja. Ganti mitos sama ganti desa tapi formulanya sama yaitu cuman itu-itu lagi. Polanya gampang ketebak banget dan eksekusi berasa no effort banget,” lanjutnya.
Kritik terhadap Versi Uncut dan Marketing Gimmick
Salah satu poin yang ditekankan @buwungkepin adalah promosi versi “uncut” dari *Pabrik Gula* yang diklaim lebih brutal dan penuh kejutan. Namun, ia menyebutnya sebagai gimmick pemasaran belaka. “Emang lu pada puas disuapin horor yang kayak gini terus?? Menurut gua yang uncut version juga nggak lebih dari embel-embel. Dijualnya soal brutal dan penuh kejutan tapi isinya nol. Nggak ada tambahan yang bikin ceritanya ini lebih dalam. Ini cuma marketing gimmick buat org pnsran,” tulisnya. Ia bahkan memperingatkan penonton lain agar tidak “kemakan” oleh promosi tersebut: “OH IYA SATU LAGI KATA GUAA STOP DEH KALIAN JANGAN SAMPE KEMAKAN SAMA UNCUT UNCUT UNCUT TAI KUCINGNYA MD YG ISINYA CUMAA AMPAS.”
Puncak kekecewaannya diungkapkan dalam postingan terakhir di utasnya: “PABRIK GULA MENURUT GUA GAGAL DI SEMUANYA. JUMPSCARE MURAHAN DAN JUALAN MITOS JAWA. HASILNYA NYISA AMPAS. KATA GUA STOPP FILM HORROR BEGINI ANJIRLAH.” Ia merasa film ini tidak memberikan pengalaman horor yang bermutu dan hanya mengandalkan mitos Jawa tanpa eksekusi yang mendalam.
Pengalaman Pribadi: Ngantuk di Bioskop
@buwungkepin juga berbagi pengalaman pribadinya saat menonton film ini. Ia mengaku tertidur di bioskop karena merasa bosan. “Woilahhh gua disini beneran honest review dan gua KORBAN dari reviewer yang katanya film ini bagus banget (?) GUA COBA NONTON DAN SELAMA DI BIOSKOP GUA NGANTUK BANGET jadi ya wajar aja dong kalau gua marah marah gini?? Daripada banyak korban mending gua up aja deh 👊🏻👊🏻,” tulisnya. Ia merasa tertipu oleh ulasan positif yang membuatnya memutuskan untuk menonton, dan kini ia ingin mencegah orang lain mengalami hal yang sama.
Tanggapan Pengguna Lain: Setuju dan Sedikit Humor
Ulasan @buwungkepin ternyata mendapat tanggapan dari pengguna lain. @inibrwnsugcr setuju dengan pendapatnya, menyatakan bahwa *Pabrik Gula* memang mirip dengan *KKN di Desa Penari*. “WKWKWKW iya bgt anj ternyata mirip kaya kkn desa penari 1. Gue pikir ceritanya menarik ternyata mirip sm yg sebelumnya,” tulisnya. @buwungkepin membalas, “Iya kakk aku juga kira bakal ngasi sesuatu yang beda gitu tapi ternyata???? sama aja kaya tahun tahun kemaren.”
Sementara itu, @asma_ajie mencoba meringankan suasana dengan sedikit humor. “Mungkin besok besok bisa nonton pabrik lain di daerah Cikarang, tapi kayanya masih libur lebaran,” cuitnya, yang dijawab @buwungkepin dengan tawa dan emoticon tinju: “KAKK 😭😭👊🏻.”
Konteks *Pabrik Gula*: Film Horor dengan Harapan Besar
*Pabrik Gula* adalah film horor yang disutradarai oleh Awi Suryadi, sutradara di balik *KKN di Desa Penari*, film Indonesia terlaris sepanjang masa. Film ini diproduksi oleh MD Entertainment di bawah Manoj Punjabi dan diadaptasi dari utas viral karya Simpleman, kreator yang juga membuat *KKN di Desa Penari*. Skenario film ini ditulis oleh Lele Leila, yang sebelumnya menggarap naskah *KKN di Desa Penari*. Menurut IMDb, *Pabrik Gula* berdurasi 2 jam 13 menit dan berkisah tentang sekelompok pekerja musiman yang datang ke sebuah pabrik gula tua di pedesaan untuk bekerja selama musim panen, sebelum akhirnya menghadapi teror supranatural.
Film ini dirilis di Indonesia bertepatan dengan libur Idulfitri pada akhir Maret 2025 dan kemudian tayang di Amerika Utara pada April 2025, termasuk di layar IMAX, setelah diakuisisi oleh perusahaan distribusi EST N8. Manoj Punjabi, CEO MD Entertainment, sempat menyatakan antusiasmenya: “Kami sangat senang membawa *Pabrik Gula* ke penonton di AS, menandai tonggak sejarah lain untuk sinema Indonesia di panggung global.” Namun, ulasan @buwungkepin menunjukkan bahwa ekspektasi tinggi ini tidak terpenuhi bagi sebagian penonton.
Marketing Gimmick: Strategi yang Dipertanyakan
Istilah “marketing gimmick” yang digunakan @buwungkepin untuk mengkritik promosi versi uncut *Pabrik Gula* sejalan dengan konteks yang ditemukan di web. Menurut artikel di NDTV, marketing gimmick sering kali digunakan untuk menarik perhatian audiens, tetapi bisa menuai kritik jika tidak didukung oleh substansi. Dalam kasus *Pabrik Gula*, promosi versi uncut yang dijanjikan brutal dan mengejutkan ternyata tidak memberikan nilai tambah pada cerita, menurut @buwungkepin.
Ulasan @buwungkepin mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap *Pabrik Gula*, yang dianggap gagal menghadirkan pengalaman horor yang segar dan bermakna. Dengan formula yang dianggap repetitif, eksekusi yang kurang mendalam, dan promosi yang menyesatkan, film ini tampaknya tidak memenuhi ekspektasi sebagian penonton, meskipun memiliki nama besar di belakangnya seperti Awi Suryadi dan Manoj Punjabi. Bagi @buwungkepin, *Pabrik Gula* hanyalah “ampas” yang tidak layak ditonton, dan ia berharap film horor Indonesia ke depannya bisa menghadirkan sesuatu yang lebih inovatif.