Memilih tempat penitipan anak (daycare) yang tepat merupakan salah satu keputusan penting dalam kehidupan seorang orang tua, terutama bagi mereka yang bekerja. Daycare tidak hanya menjadi tempat untuk menjaga anak saat orang tua sibuk, tetapi juga berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, tidak semua daycare memiliki standar yang baik, dan ini bisa membahayakan kesejahteraan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda daycare yang buruk agar tidak salah memilih.
Sejumlah faktor seperti kebersihan, kualitas pengasuh, kurikulum pendidikan, serta keamanan lingkungan harus dipertimbangkan secara matang. Tidak jarang orang tua mengalami kekecewaan setelah menitipkan anak di tempat yang tidak sesuai harapan. Masalah seperti kurangnya pengawasan, kurangnya komunikasi dengan orang tua, atau bahkan risiko cedera pada anak bisa terjadi jika daycare tidak dikelola dengan baik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh tanda yang menunjukkan bahwa sebuah daycare mungkin tidak layak digunakan. Dengan memahami ciri-ciri tersebut, orang tua dapat lebih waspada dan memastikan anak mendapatkan perlindungan serta pengasuhan yang optimal. Selain itu, kami juga akan memberikan rekomendasi tambahan dari sumber terpercaya untuk membantu Anda memilih daycare yang terbaik.
1. Lingkungan Tidak Bersih dan Higienis
Salah satu tanda utama daycare yang buruk adalah kondisi lingkungan yang tidak bersih. Jika Anda mengunjungi tempat tersebut, perhatikan apakah lantai penuh dengan sisa makanan atau debu. Mainan yang disediakan terasa lengket atau tidak terawat juga menjadi indikasi buruk. Kebersihan sangat penting dalam lingkungan anak-anak karena bakteri dan kuman mudah menyebar, terutama di area yang sering dikunjungi oleh banyak anak.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2025, sekitar 30% daycare di Indonesia belum memenuhi standar kebersihan dasar. Hal ini meningkatkan risiko penyakit infeksi saluran pernapasan dan kulit pada anak. Untuk memastikan kebersihan, orang tua sebaiknya memeriksa kondisi kamar mandi, area makan, serta kebersihan alat mainan.
2. Reputasi yang Meragukan
Reputasi sebuah daycare bisa menjadi indikator penting tentang kualitasnya. Jika banyak orang tua mengeluh tentang pengasuh yang tidak ramah, kurangnya komunikasi, atau bahkan kasus kekerasan, maka tempat tersebut perlu dihindari. Orang tua dapat mencari informasi melalui forum online, grup media sosial, atau bertanya kepada tetangga.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada 2025 menemukan bahwa 65% orang tua mengandalkan rekomendasi dari teman atau keluarga saat memilih daycare. Dengan memeriksa ulasan dan pengalaman orang lain, orang tua dapat menghindari tempat yang memiliki reputasi buruk.
3. Kurikulum Pendidikan Tidak Jelas
Jika daycare juga menyediakan layanan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maka kurikulum yang jelas dan terstruktur menjadi hal yang penting. Terkadang, beberapa daycare hanya menggunakan kurikulum sebagai bahan promosi tanpa benar-benar menerapkannya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2024, setiap daycare yang menyelenggarakan PAUD wajib memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan usia anak dan tujuan pembelajaran. Orang tua sebaiknya meminta penjelasan rinci tentang program belajar yang diberikan dan memastikan bahwa anak mendapat manfaat nyata dari aktivitas tersebut.
4. Peraturan yang Tidak Jelas
Meski daycare tidak seketat sekolah formal, anak tetap perlu diajarkan cara mengikuti aturan dan jadwal. Tempat penitipan anak yang baik memiliki sistem pengelolaan yang jelas, termasuk jam buka dan tutup, waktu istirahat, serta cara menangani perilaku anak.
Jika pengasuh tidak memiliki aturan yang konsisten, anak bisa merasa tidak aman atau bahkan terabaikan. Studi dari Lembaga Penelitian Anak Indonesia (LPAI) tahun 2025 menunjukkan bahwa anak yang tinggal di daycare dengan aturan yang tidak jelas lebih rentan mengalami masalah perilaku dan kesulitan beradaptasi.
5. Anak Sering Sakit atau Cedera
Anak balita memang rentan terjatuh atau mengalami luka ringan saat bermain. Namun, jika anak sering sakit atau cedera, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah di daycare tersebut. Misalnya, lingkungan yang tidak higienis bisa memicu infeksi, sementara peralatan yang tidak aman bisa menyebabkan cedera.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 40% anak yang dititipkan di daycare mengalami cedera ringan dalam setahun terakhir. Orang tua sebaiknya memperhatikan apakah anak sering pulang dengan luka atau flu, serta memastikan bahwa daycare memiliki fasilitas darurat seperti kotak P3K dan pintu darurat.
6. Jumlah Staf Tidak Cukup
Daycare yang baik harus memiliki staf yang cukup untuk memantau setiap anak. Jika jumlah pengasuh terlalu sedikit dibandingkan jumlah anak, maka anak mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Berdasarkan panduan dari Asosiasi Pengasuh Anak Indonesia (APAI) tahun 2025, setiap pengasuh sebaiknya hanya menangani maksimal 5 anak. Jika rasio ini terlebihi, maka kemungkinan besar anak akan terabaikan.
7. Masalah Keamanan
Keamanan lingkungan daycare juga menjadi faktor penting. Orang tua perlu memastikan bahwa colokan listrik tidak terjangkau oleh anak, alat kebersihan tidak dibiarkan berceceran, dan mainan yang disediakan sesuai dengan usia anak.
Selain itu, daycare harus memiliki pintu darurat, sistem alarm, serta nomor darurat yang tersedia di tempat yang mudah dilihat. Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 15% kecelakaan di daycare terjadi karena kurangnya persiapan darurat.
8. Tidak Komunikatif dengan Orang Tua
Komunikasi yang baik antara pengasuh dan orang tua sangat penting. Jika pengasuh tidak memberi tahu apa yang dilakukan anak sepanjang hari atau tidak menjelaskan keadaan anak, maka ini bisa menjadi tanda buruk.
Orang tua sebaiknya memilih daycare yang aktif dalam berkomunikasi, baik melalui aplikasi, pesan singkat, atau pertemuan langsung. Menurut survei dari theAsianparent Indonesia tahun 2025, 70% orang tua merasa lebih puas dengan daycare yang memiliki sistem komunikasi yang efektif.
9. Sikap Staf yang Tidak Ramah
Sikap staf yang tidak ramah atau acuh tak acuh bisa membuat anak merasa tidak nyaman. Jika pengasuh sering membentak anak atau tidak peduli dengan kebutuhan anak, ini bisa menjadi tanda bahwa lingkungan tersebut tidak sehat.
Studi dari Psikologi Anak Indonesia (PAI) menunjukkan bahwa anak yang tinggal di lingkungan dengan staf yang tidak ramah cenderung mengalami stres dan kesulitan beradaptasi. Orang tua sebaiknya memperhatikan sikap pengasuh saat berkunjung ke daycare.
10. Anak Tidak Suka Tempat Itu
Anak yang menangis saat ditinggal orang tua adalah hal yang biasa, terutama di bulan-bulan pertama. Namun, jika anak terus-menerus menolak untuk pergi ke daycare, ini bisa menjadi tanda bahwa ia merasa tidak aman atau pernah mengalami kejadian negatif di sana.
Orang tua sebaiknya memperhatikan ekspresi dan perilaku anak setelah dititipkan. Jika anak tampak trauma atau tidak nyaman, sebaiknya pertimbangkan untuk mencari daycare lain.
Tips Memilih Daycare yang Aman dan Berkualitas
Untuk memastikan anak mendapatkan pengasuhan yang terbaik, orang tua bisa mengikuti beberapa tips berikut:
– Cek lokasi secara langsung dan observasi lingkungan.
– Tanyakan tentang prosedur keamanan dan fasilitas darurat.
– Periksa lisensi dan sertifikasi daycare.
– Wawancara pengasuh dan pastikan mereka memiliki pengalaman.
– Baca ulasan online dan tanyakan ke orang-orang sekitar.
Untuk informasi lebih lanjut tentang memilih daycare yang tepat, Anda dapat mengunjungi situs resmi theAsianparent Indonesia di theAsianparent. Di sana, Anda bisa menemukan rekomendasi, tips, dan panduan lengkap untuk orang tua.
Dengan memperhatikan tanda-tanda daycare yang buruk dan melakukan pemeriksaan yang teliti, orang tua dapat memilih tempat penitipan anak yang aman dan memberikan lingkungan terbaik untuk pertumbuhan anak.