Pertarungan panas antara RRQ dan Dewa di game kedua MPL kali ini benar-benar jadi sorotan. Meski RRQ datang dengan motivasi tinggi untuk membalas kekalahan di game pertama, Dewa justru tampil semakin solid dan membuat sang Raja bertekuk lutut tanpa balas.
Pertandingan berlangsung penuh drama, strategi, dan momen-momen krusial yang membuat para penonton tak bisa berkedip. Dari awal draft pick, suasana sudah tegang. RRQ memutuskan untuk melakukan ban terhadap Uranus dari Zuksin, sementara Dewa mengamankan ban untuk hero Yve. Banyak yang memprediksi Karel akan memaksa pick Fanny, namun ternyata strategi Dewa jauh lebih matang dari sekadar pick assassin.
Draft Pick dan Strategi yang Menentukan
Salah satu faktor penentu adalah draft pick yang dilakukan kedua tim. Angela kembali menjadi sorotan, sebab hero ini mampu memberikan dukungan luar biasa kepada jungler Dewa. Angela yang digunakan sebagai midliner bahkan dibekali item magic power seperti Holy Crystal, sehingga efek Heart Guard semakin mematikan.
Lunox dan Kalea dari RRQ sebenarnya punya potensi burst damage tinggi untuk menembus shield dari Angela, namun rotasi mereka tidak secepat lawan. Dewa dengan cermat mengamankan Fredrinn dan memadukannya dengan combo Angela, membuat team fight mereka jauh lebih sustain. Ditambah lagi pick Tamus jungle yang menjadi kejutan tersendiri, mengandalkan damage over time serta lifesteal yang membuatnya sulit ditumbangkan.
Tempo Permainan Milik Dewa
Sejak early game, Dewa sudah mendikte tempo. Rey sebagai jungler Fredrinn benar-benar memanfaatkan kekuatan early game dengan melakukan ganking agresif ke arah mid lane. RRQ terlihat beberapa kali kehilangan momentum, terutama saat Suzujin — jungler mereka — tumbang dua kali di awal permainan.
Kondisi ini membuat ekonomi RRQ tertinggal hampir 4.000 gold di menit-menit krusial. Gap gold ini berdampak besar pada power spike hero-hero RRQ. Mereka terpaksa bermain defensif dan kehilangan objektif penting seperti Turtle hingga Lord.
Team Fight yang Tidak Efektif
Faktor lain yang menjadi penyebab kekalahan adalah eksekusi team fight. Beberapa kali RRQ melakukan kontes Turtle tanpa retribution yang siap, membuat peluang mereka untuk menang dalam perebutan objektif menjadi sangat kecil.
Selain itu, combo Angela dan Cici dari Dewa benar-benar mematikan. Setiap kali Heart Guard aktif, hero core Dewa bisa dive lebih dalam tanpa takut terkena burst damage. Kin dengan Arlott-nya juga tampil ganas, memanfaatkan final slash untuk memecah formasi RRQ dan membuka jalan bagi rekan setimnya untuk melakukan follow-up.
Penyelesaian Game yang Rapi dari Dewa
Di late game, Dewa semakin tak terbendung. Maybe yang menggunakan Cloud hampir menyelesaikan itemnya di menit ke-11, membuat damage mereka semakin tinggi. RRQ mencoba memaksakan team fight, namun Dewa selalu unggul posisi.
Lord terakhir menjadi momentum penutup. RRQ kehilangan dua pemain di sungai dan tidak bisa lagi mempertahankan base. Dewa menutup game dengan eksekusi yang bersih dan membuat skor menjadi 2-0 tanpa balas.
Kesimpulan
Kekalahan RRQ kali ini bukan hanya soal draft pick, tetapi juga soal eksekusi strategi dan tempo permainan. Dewa berhasil memanfaatkan setiap kesalahan kecil yang dilakukan RRQ dan mengonversinya menjadi objektif penting.
Dengan combo Angela–Fredrinn–Cici yang begitu rapi, ditambah rotasi agresif sejak early game, Dewa layak disebut tampil lebih disiplin dan efektif. RRQ harus segera mengevaluasi strategi mereka agar bisa bangkit di pertandingan berikutnya, terutama dalam mengimbangi tempo dan mencegah snowballing dari lawan.