Museum video game terbesar di dunia yang direncanakan dibangun dekat Paris menjadi salah satu proyek paling menarik dalam sejarah industri hiburan. Proyek ini, yang diberi nama “Projet Odyssee”, akan berada di area Bussy-Saint-Georges, sebuah kota kecil di pinggiran timur Paris yang tidak jauh dari Disneyland Paris. Dengan konsep yang unik dan luas, museum ini akan menyajikan pengalaman yang tidak pernah ada sebelumnya bagi para penggemar game. Selain koleksi yang luar biasa, kompleks tersebut juga akan mencakup “desa Jepang” yang menghadirkan budaya dan masakan populer negara tersebut. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara dua tokoh ternama di dunia game, yaitu Ludovic Charles dan YouTuber Tev (Benoit Theveny).

Para pecinta game di Prancis sedang bersiap untuk membuka museum video game terbesar di dunia, yang akan menjadi tempat edukasi dan hiburan bagi penggemar game dari seluruh dunia. Proyek ini memiliki visi besar untuk menampilkan evolusi video game secara lengkap, mulai dari konsol pertama hingga teknologi terkini. Museum ini juga akan menjadi ruang yang memadukan budaya Jepang dengan sejarah game, melalui desa Jepang yang akan menjadi bagian dari kompleks tersebut. Dengan lokasi yang strategis, proyek ini diharapkan dapat menarik banyak pengunjung dan menjadi ikon baru di kawasan Paris.

Selain itu, proyek ini juga memiliki makna penting dalam konteks budaya. Video game, yang sering dianggap sebagai hiburan sederhana, kini mulai diakui sebagai bagian dari warisan budaya global. Museum ini akan menjadi bukti bahwa game tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki nilai historis dan sosial yang mendalam. Dengan adanya proyek ini, harapan besar dipegang oleh para penggemar game agar mereka dapat merayakan sejarah dan perkembangan industri ini dengan cara yang lebih terstruktur dan terhormat.

Jasa Backlink

Visi dan Konsep Proyek Odyssee

Proyek Odyssee dirancang untuk menjadi museum video game terlengkap di dunia. Nama “Odyssee” dipilih karena mengacu pada konsol pertama yang dirancang oleh Magnavox pada tahun 1972, yaitu Odyssey. Konsol ini dianggap sebagai awal dari era video game modern. Dengan konsep ini, museum akan menampilkan evolusi permainan elektronik dari masa ke masa, mulai dari permainan dasar hingga game yang sangat kompleks saat ini.

Museum ini akan memiliki koleksi yang sangat luas, termasuk ratusan konsol dari merek-merek terkenal seperti Nintendo, Sega, Sony, dan Microsoft. Selain itu, museum juga akan menyediakan ruang untuk berbagai jenis permainan, termasuk permainan klasik dan modern. Pengunjung akan bisa mengakses berbagai konsol dan game yang sudah langka atau bahkan tidak tersedia lagi di pasaran.

Konsep utama dari proyek ini adalah untuk menampilkan sejarah dan perkembangan video game secara menyeluruh. Tujuan utamanya adalah untuk membuat masyarakat lebih memahami peran video game dalam budaya modern. Dengan demikian, museum ini tidak hanya menjadi tempat berkumpul bagi penggemar game, tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan penelitian tentang sejarah teknologi hiburan.

Koleksi yang Luas dan Beragam

Ludovic Charles, seorang kolektor game terkenal, telah mengumpulkan lebih dari 2.200 konsol selama dua dekade terakhir. Koleksinya mencakup berbagai jenis konsol, mulai dari konsol klasik hingga versi terbaru dari Nintendo, Sega, Sony, dan Microsoft. Setiap konsol yang dikumpulkan Charles memiliki nilai sejarah dan teknis yang tinggi.

Dalam wawancaranya dengan AFP, Charles menyatakan bahwa tujuannya bukan hanya untuk menyimpan barang-barang tersebut, tetapi juga untuk menampilkan mereka dalam bentuk museum yang layak. “Saya tidak ingin barang-barang ini hanya teronggok di rak-rak,” katanya. Ia percaya bahwa dengan adanya museum, nilai-nilai sejarah dan teknologi dari setiap konsol dapat dikenalkan kepada publik.

Selain koleksi konsol, museum ini juga akan menampilkan berbagai jenis game yang pernah populer. Pengunjung akan bisa mencoba berbagai permainan klasik seperti Pong, Super Mario, dan Final Fantasy. Dengan adanya pengalaman interaktif ini, museum diharapkan dapat memberikan sensasi yang tidak bisa diperoleh hanya melalui pembacaan atau tontonan.

Desa Jepang sebagai Bagian dari Kompleks

Salah satu fitur paling menarik dari Proyek Odyssee adalah adanya “desa Jepang” yang akan menjadi bagian dari kompleks museum. Desa ini akan menghadirkan budaya dan masakan Jepang yang populer, serta menjadi tempat untuk mengeksplorasi hubungan antara video game dan budaya Jepang.

Benoit Theveny, yang lebih dikenal sebagai Tev, adalah salah satu inisiator proyek ini. Ia adalah seorang YouTuber yang tinggal di Tokyo dan dikenal karena konten-kontennya tentang budaya geek dan Jepang. Ia mengatakan bahwa ide ini muncul dari keinginan untuk menunjukkan hubungan antara video game dan budaya Jepang. “Kami ingin menunjukkan bahwa video game tidak hanya berasal dari Amerika atau Eropa, tetapi juga memiliki akar budaya yang kuat di Jepang,” ujarnya.

Desa Jepang akan mencakup berbagai elemen budaya, seperti restoran tradisional, toko suvenir, dan ruang pameran tentang seni dan teknologi Jepang. Selain itu, desa ini juga akan menjadi tempat untuk acara-acara khusus, seperti festival game dan pertemuan komunitas. Dengan demikian, desa ini akan menjadi bagian penting dari pengalaman keseluruhan pengunjung.

Jasa Stiker Kaca

Dukungan dan Tantangan dalam Proyek Ini

Meskipun proyek ini memiliki visi yang ambisius, tidak semua orang percaya bahwa ini akan berhasil. Di Prancis sendiri, beberapa upaya sebelumnya untuk membangun museum video game gagal. Misalnya, Museum Pixel di Strasbourg ditutup setelah tiga tahun beroperasi, dan museum lain di La Defense hanya bertahan selama 10 hari.

Namun, Theveny dan Charles percaya bahwa mereka belajar dari kegagalan-kegagalan sebelumnya. Mereka mengatakan bahwa mereka telah melakukan persiapan yang matang, termasuk dukungan dari pemerintah setempat. “Kami telah belajar dari upaya sebelumnya,” kata Theveny. Ia menambahkan bahwa pemerintah setempat mendukung proyek ini, terutama karena adanya rencana untuk mengembangkan e-sports di kawasan tersebut.

Selain dukungan pemerintah, proyek ini juga mendapat dukungan dari komunitas game. Banyak penggemar game di Prancis dan dunia merasa bahwa ini adalah langkah penting dalam pengakuan terhadap video game sebagai bagian dari budaya. Dengan adanya museum ini, diharapkan akan semakin banyak orang yang memahami nilai dan sejarah game.

Rencana Pembangunan dan Waktu Operasional

Proyek Odyssee direncanakan akan dimulai pada tahun 2025. Pemilik proyek mengklaim bahwa mereka telah menghabiskan dana lebih dari satu juta euro untuk memulai proyek ini. Dana ini digunakan untuk pembelian lahan, konstruksi bangunan, dan pengumpulan koleksi.

Pembangunan museum dan desa Jepang diharapkan akan selesai pada tahun 2026, sehingga pembukaan resmi dapat dilakukan pada tahun berikutnya. Dengan waktu operasional yang cukup panjang, proyek ini diharapkan dapat menjadi destinasi wisata yang menarik bagi pengunjung dari berbagai kalangan.

Selain itu, proyek ini juga akan menjadi tempat untuk berbagai acara, seperti pertemuan komunitas, pameran game, dan seminar teknologi. Dengan demikian, museum ini tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati game, tetapi juga menjadi pusat aktivitas budaya dan teknologi.

Kesimpulan

Proyek Odyssee adalah langkah besar dalam pengakuan terhadap video game sebagai bagian dari budaya modern. Dengan konsep yang unik dan visi yang jelas, museum ini akan menjadi tempat yang menarik bagi penggemar game dan masyarakat umum. Dengan adanya desa Jepang dan berbagai koleksi yang luar biasa, proyek ini diharapkan dapat menjadi ikon baru di kawasan Paris.

Meski ada tantangan, proyek ini menunjukkan bahwa video game tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam. Dengan adanya museum ini, diharapkan akan semakin banyak orang yang memahami peran game dalam perkembangan teknologi dan budaya.