Pada era digital yang semakin berkembang, bisnis franchise menjadi salah satu model usaha yang populer di Indonesia. Banyak pengusaha memilih untuk bergabung dengan sistem franchise karena potensi keuntungan yang besar dan dukungan dari merek yang sudah dikenal. Namun, tidak semua bisnis yang menawarkan kerja sama ini benar-benar memenuhi kriteria sebagai franchise. Salah satu contoh kasus terbaru adalah Neynis Food, yang kini tengah menjadi perbincangan publik setelah munculnya protes dari mitra franchise-nya.
Neynis Food, sebuah merek yang dikenal dengan hidangan salad dan sup buah, telah mengundang perhatian banyak orang setelah video ulasan yang diunggah oleh pemiliknya viral di media sosial. Dalam video tersebut, Nesya Anastasya dan Dwi Annisa, dua saudara yang memimpin bisnis ini, memberikan penilaian terhadap produk pesaing mereka, Salad Nyoo. Ulasan mereka dinilai kurang sopan dan dianggap merendahkan, sehingga memicu reaksi negatif dari netizen dan mitra franchise.
Selain masalah ulasan, mitra franchise Neynis Food juga menyampaikan keluhan tentang kualitas bahan baku yang diberikan. Beberapa dari mereka mengeluh bahwa buah yang dikirimkan oleh pemasok resmi Neynis Food sering kali rusak atau tidak layak konsumsi. Hal ini membuat para mitra merasa dirugikan dan mempertanyakan komitmen perusahaan terhadap kualitas produk.
Persoalan Hukum dalam Bisnis Franchise
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun 2019 tentang Franchise (Permendag 71/2019), sebuah bisnis dapat dikategorikan sebagai franchise jika memenuhi beberapa kriteria. Pertama, bisnis tersebut harus memiliki karakteristik bisnis yang jelas. Kedua, bisnis tersebut harus telah terbukti menguntungkan selama minimal lima tahun. Ketiga, bisnis harus memiliki standar pelayanan dan barang yang tertulis. Keempat, bisnis tersebut harus mudah diajarkan dan diterapkan. Kelima, bisnis harus memberikan dukungan berkelanjutan kepada mitra. Terakhir, bisnis harus memiliki hak kekayaan intelektual (IPR) yang terdaftar.
Dari kriteria-kriteria ini, Neynis Food tampaknya belum memenuhi syarat sebagai franchise. Salah satu alasan utamanya adalah bahwa bisnis ini belum berjalan selama lima tahun. Selain itu, mitra franchise mengeluh bahwa mereka tidak diberikan pelatihan yang cukup dan dukungan yang memadai. Informasi dari PDKI Indonesia juga menunjukkan bahwa nama “Neynis”, “Neynis Food”, atau “Neynisfood” tidak terdaftar sebagai merek, sehingga bisnis ini tidak memiliki sertifikat merek yang resmi.
Proses Legalitas dalam Bisnis Franchise
Untuk menjalankan bisnis franchise secara legal, beberapa dokumen penting harus dipenuhi. Salah satunya adalah Sertifikat Registrasi Waralaba (STPW). STPW merupakan bukti registrasi prospektus (deskripsi tertulis dan detail aktivitas perusahaan) yang diberikan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Proses pembuatan STPW dapat dilakukan melalui sistem OSS (Online Single Submission), yang merupakan lisensi usaha untuk mendukung aktivitas bisnis.
Selain STPW, perlu juga dibuat perjanjian waralaba antara pemberi profit (franchisor) dan penerima profit (franchisee). Perjanjian ini menjadi dasar hukum untuk menjalankan bisnis waralaba. Dalam perjanjian ini, franchisor wajib memberikan informasi tentang bisnis kepada franchisee paling lambat dua minggu sebelum tanda tangan perjanjian bisnis.
Dampak pada Mitra Franchise
Kasus Neynis Food menunjukkan betapa pentingnya legalitas dalam bisnis franchise. Tanpa dokumen-dokumen hukum yang lengkap, bisnis ini tidak hanya rentan terhadap sengketa, tetapi juga bisa merugikan mitra franchise yang terlibat. Banyak mitra franchise Neynis Food mengeluh bahwa mereka tidak diberi pelatihan yang cukup dan dukungan yang memadai. Bahkan, ketika mereka mencoba menggunakan bahan baku dari pemasok lain, mereka diancam akan dihentikan sebagai mitra oleh Neynis Food.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang keselamatan makanan. Banyak mitra franchise mengatakan bahwa bahan baku yang diberikan oleh pemasok Neynis Food sering kali rusak atau tidak layak konsumsi. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa produk yang dijual oleh mitra franchise bisa membahayakan konsumen.
Pentingnya Pemahaman tentang Franchise
Bisnis franchise bukanlah hal yang sederhana. Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan, termasuk legalitas, dukungan operasional, dan kualitas produk. Untuk memastikan keberhasilan bisnis, pemilik franchise harus memahami aturan dan regulasi yang berlaku. Ini termasuk memastikan bahwa merek yang digunakan telah terdaftar sebagai merek resmi dan memiliki sertifikat kekayaan intelektual.
Selain itu, pemilik franchise juga harus memperhatikan kualitas bahan baku dan layanan yang diberikan kepada mitra. Jika bisnis tidak memberikan dukungan yang memadai, maka risiko kerugian bagi mitra sangat tinggi. Oleh karena itu, calon mitra franchise disarankan untuk melakukan riset mendalam sebelum bergabung dengan suatu bisnis.
Solusi untuk Bisnis Franchise yang Aman
Jika Anda ingin menjalankan bisnis franchise dengan aman dan legal, penting untuk memperhatikan beberapa langkah. Pertama, pastikan bahwa merek yang digunakan telah terdaftar secara resmi. Kedua, pastikan bahwa bisnis tersebut memiliki sertifikat IPR dan STPW. Ketiga, pastikan bahwa bisnis tersebut memberikan pelatihan dan dukungan yang cukup kepada mitra. Keempat, pastikan bahwa bahan baku yang digunakan layak konsumsi dan berkualitas.
Jika Anda masih bingung atau tidak memiliki waktu untuk mengurus legalitas bisnis, Anda bisa menghubungi platform digital hukum seperti Kontrak Hukum. Platform ini menyediakan layanan seperti pembuatan perjanjian waralaba, pendaftaran merek, dan pengurusan lisensi usaha. Dengan layanan ini, Anda dapat memastikan bahwa bisnis franchise Anda berjalan dengan aman dan legal.
Kesimpulan
Kasus Neynis Food menunjukkan betapa pentingnya legalitas dalam bisnis franchise. Tanpa dokumen-dokumen hukum yang lengkap, bisnis ini tidak hanya rentan terhadap sengketa, tetapi juga bisa merugikan mitra franchise yang terlibat. Oleh karena itu, calon mitra franchise disarankan untuk memahami aturan dan regulasi yang berlaku serta memastikan bahwa bisnis yang mereka ikuti memenuhi kriteria sebagai franchise. Dengan demikian, bisnis franchise dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.