Yogyakarta – Muhammad Alwi barangkali bukan nama yang sering tampil di sorotan media nasional. Namun, di balik keberhasilan program Indonesian Youth Excursion Network (IYEN) yang telah menghubungkan ratusan pemuda Indonesia dengan dunia internasional, namanya tercatat sebagai salah satu arsitek utama yang membidani lahirnya gerakan ini bersama founder-nya, Ilham Febryan.

Lahir dan tumbuh di Sumatera Utara, Alwi bukan berasal dari latar belakang privilege. Ia besar dalam lingkungan sederhana, namun memiliki semangat belajar dan keingintahuan tinggi. Sejak muda, ia aktif dalam kegiatan organisasi dan sosial, hingga akhirnya bertemu dengan Ilham dalam sebuah program kepemudaan. Dari sinilah, visi mereka untuk membangun platform internasional bagi anak muda Indonesia mulai digagas.

Jasa Backlink

“IYEN hadir karena kami percaya bahwa setiap anak muda di Indonesia, tak peduli dari mana asalnya, berhak mendapatkan akses belajar global. Dunia terlalu luas jika hanya ditonton dari layar ponsel. Harus dijelajahi,” tutur Alwi.

Sebagai Co-Founder, Alwi memegang peran penting dalam pengembangan kurikulum program, manajemen keberangkatan, serta menjalin relasi dengan mitra kampus dan institusi luar negeri. Ia dikenal sebagai sosok yang detail, tenang dalam tekanan, dan punya naluri leadership yang kuat. Tak heran, banyak alumni IYEN menyebutnya sebagai “kakak pembimbing” yang tidak hanya mendampingi secara teknis, tetapi juga secara emosional.

Program yang mereka bangun tidak hanya sekadar study visit, tetapi mengusung konsep edutrip yang menggabungkan leadership training, orientasi global insight, eksplorasi budaya, dan kontribusi untuk Sustainable Development Goals (SDGs). Alwi percaya bahwa setiap perjalanan harus membawa dampak, baik bagi peserta maupun masyarakat yang dikunjungi.

Kini, IYEN telah menjelajahi lebih dari 3 negara, menjaring pemuda-pemudi inspiratif dari Sabang sampai Merauke. Di balik layar, Alwi adalah penggerak utama yang memastikan keberangkatan puluhan peserta berjalan lancar — dari tiket, hotel, konsumsi, hingga keamanan dan pembelajaran mereka selama program.

Bukan hanya itu, Alwi juga sering turun langsung memberikan public speaking training, group mentoring, bahkan memfasilitasi sesi refleksi agar setiap peserta benar-benar mengalami transformasi selama mengikuti program. Ia percaya, program pertukaran tidak boleh berhenti pada dokumentasi dan foto, tetapi harus menjadi titik balik dalam perjalanan hidup seseorang.

“Saya dulu juga tidak pernah membayangkan bisa berdiri di kampus luar negeri, atau bicara di hadapan pemuda dan pemudi hebat dari seluruh indonesia. Tapi semua bisa berubah ketika kita punya keberanian untuk mencoba,” ungkapnya dalam salah satu sesi pembukaan IYEN di Malaysia.

Dengan semangat membangun gerakan pemuda Indonesia yang bertaraf global, Muhammad Alwi terus mengembangkan IYEN bersama timnya. Ia bermimpi bisa membawa ribuan anak muda Indonesia ke luar negeri setiap tahunnya, tidak hanya untuk belajar, tapi juga untuk memperkenalkan budaya, potensi, dan narasi positif tentang generasi bangsa.

Dalam dunia yang makin terhubung, Alwi membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil — dari desa ke dunia, dari mimpi ke gerakan nyata.