Jakarta – CEO Malika Project, Ferry Irwandi, menyatakan bahwa polemik yang sempat menyeret namanya dengan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini resmi berakhir. Kepastian itu ia sampaikan setelah menerima telepon dan berdialog langsung dengan Kapus Penerangan TNI, Brigjen Marinir Fredy Ardianzah.

Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya pada Sabtu, 13 September 2025, Ferry mengungkapkan bahwa polemik yang sempat ramai di publik tersebut hanyalah kesalahpahaman antara kedua pihak. Ia menegaskan tidak ada tindak lanjut hukum terhadap dirinya.

“Saya ingin memastikan bahwa semua sudah selesai. Tidak ada proses hukum yang berlanjut terhadap saya. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung,” tulis Ferry dalam unggahannya.

Ferry juga mengajak masyarakat untuk kembali fokus pada tujuan awal, yakni mengawal aspirasi buruh, mahasiswa, hingga para pengemudi ojek online (ojol). Ia menegaskan pentingnya solidaritas masyarakat untuk memperjuangkan tuntutan-tuntutan yang sebelumnya disuarakan, termasuk tuntutan 17+8 yang sempat menjadi sorotan publik.

Jasa Backlink

Kronologi Polemik

Polemik ini bermula dari sejumlah unggahan dan pernyataan Ferry Irwandi di media sosial yang dianggap sebagian pihak mengandung unsur provokasi, fitnah, kebencian, dan framing negatif terhadap institusi TNI.

Pada Senin, 8 September 2025, empat perwira tinggi TNI mendatangi Polda Metro Jaya. Kedatangan mereka disebut sebagai langkah konsultasi hukum terkait rencana pelaporan dugaan pencemaran nama baik terhadap Ferry.

Wakil Direktur Asers Siber Polda Metro Jaya, AKBP Prian Yunus, membenarkan adanya konsultasi tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa TNI sebagai institusi tidak bisa menggunakan pasal pencemaran nama baik yang diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Seruan untuk Menjaga Fokus

Setelah dialog dengan pihak TNI, Ferry berharap peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bersama untuk menjaga komunikasi dan menghindari kesalahpahaman di ruang publik.

“Sekarang saatnya kita kembali fokus ke substansi perjuangan. Ini bukan lagi tentang saya atau TNI, tapi tentang kepentingan buruh, mahasiswa, dan ojol yang harus terus kita kawal,” tegas Ferry.

Pernyataan ini disambut positif oleh sejumlah pihak yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ferry. Mereka menilai langkah damai ini menjadi sinyal baik bagi terciptanya ruang diskusi yang sehat antara masyarakat sipil dan institusi negara.