Pidie, 27 September 2025 – Inovasi dan kreativitas menjadi kunci utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di era digital. Menyadari pentingnya hal tersebut, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Washliyah Darussalam (UNADA) Banda Aceh melaksanakan program pendampingan pemasaran digital bertema “Strategi Pengembangan Pemasaran Produk Ethnobotany melalui Platform E-Commerce terhadap Masyarakat Gampong Cot Kunyet Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie”. Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang didukung pendanaan dari Kemendiktisaintek melalui skema Program Pengabdian Masyarakat Pemula.
Tim dosen UNADA yang dipimpin oleh Lasri, S.Pd., M.Pd., bersama anggota Dr. Puspita Annaba Kamil, Fitrianti, M.HSc., Heri Akmal, M.Si., Chairul Bariah, M.H., serta beberapa mahasiswa tingkat akhir, berupaya memberikan solusi praktis agar masyarakat dapat memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan produk herbal unggulan Cot Kunyet. Produk tersebut antara lain jahe, serai, kunyit, dan berbagai hasil ethnobotany lainnya yang memiliki nilai kesehatan dan daya jual tinggi.
Pendampingan ini diikuti oleh kelompok karang taruna, pelaku usaha mikro, serta warga setempat yang selama ini masih mengandalkan pola pemasaran tradisional. Mereka dibekali pengetahuan baru mengenai cara mengoptimalkan teknologi digital sebagai sarana pemasaran sekaligus pentingnya membangun brand image yang menarik untuk meningkatkan daya saing produk.
Kegiatan berlangsung secara interaktif, dimulai dari pemaparan konsep dasar digital marketing hingga praktik langsung pemanfaatan platform marketplace populer seperti WhatsApp, Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop. Para peserta juga dilatih strategi menggunakan media sosial sebagai sarana promosi efektif. Dalam sesi praktik, peserta diajak membuat akun e-commerce, mengunggah produk, serta mempelajari teknik fotografi sederhana dengan ponsel agar tampilan produk lebih menarik. Mereka juga mendapatkan materi tentang desain konten promosi, pemilihan kata-kata persuasif, penggunaan hashtag populer, hingga strategi penetapan harga yang kompetitif.
Ketua pelaksana, Lasri, menegaskan bahwa penguasaan teknologi digital di era saat ini bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. “Jika kita ingin produk lokal dikenal luas, kita harus siap bersaing di pasar digital. Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat mempraktikkan ilmu yang didapat sehingga produk mereka bisa dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan menembus pasar nasional,” ujarnya.
Semangat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat diharapkan mampu melahirkan transformasi ekonomi kreatif di Gampong Cot Kunyet. Dengan pemanfaatan teknologi digital yang tepat, desa ini diyakini dapat menjadi contoh sukses bagaimana potensi lokal dan nilai budaya bisa diangkat untuk mendorong kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat identitas masyarakat di tengah arus globalisasi.