Penggunaan mesin pencari seperti Google terus mengalami perubahan, baik dalam tampilan maupun fitur. Salah satu perubahan yang menarik perhatian adalah kembalinya tampilan SERP (Search Engine Results Page) ke sistem pagination setelah sebelumnya menggunakan continuous scrolling. Perubahan ini memiliki dampak signifikan bagi para praktisi SEO dan pengelola website. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai perubahan tampilan SERP Google, alasan di balik keputusan tersebut, serta strategi yang dapat diterapkan oleh praktisi SEO untuk tetap optimal.

Google pertama kali memperkenalkan fitur continuous scrolling pada platform mobile pada tahun 2021. Fitur ini memungkinkan pengguna menggulir tanpa batas halaman, mirip dengan pengalaman di media sosial seperti Instagram. Pada Desember 2022, fitur ini juga diperluas ke versi desktop. Namun, informasi terbaru menyebutkan bahwa Google akan menghentikan fitur continuous scrolling di platform desktop mulai 25 Juni 2024. Hal ini berarti tampilan SERP akan kembali ke sistem pagination, di mana hasil pencarian dibagi ke dalam beberapa halaman, biasanya hingga 10 halaman.

Perubahan ini menjadi topik diskusi hangat di kalangan praktisi SEO. Banyak yang bertanya-tanya apa alasan Google melakukan perubahan ini dan bagaimana dampaknya terhadap optimasi website. Berikut penjelasan lengkapnya.

Bagaimana Tampilan SERP Lama?

Tampilan SERP lama yang kembali digunakan oleh Google terdiri dari hasil pencarian yang dibagi ke dalam beberapa halaman, biasanya dari halaman 1 hingga 10. Jumlah halaman ini bisa berkurang jika terdapat sedikit konten yang relevan dengan kueri pencarian yang spesifik. Di platform mobile, Google masih mempertahankan fitur continuous scrolling, sehingga pengguna dapat terus menggulir tanpa batas halaman. Sementara itu, di platform desktop, pengguna akan melihat hasil pencarian yang dibagi ke dalam halaman-halaman terbatas.

Mengapa Google Kembali ke SERP Lama?

Alasan utama Google kembali ke tampilan SERP lama dengan sistem pagination adalah untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Menurut data yang dikumpulkan oleh Google, fitur continuous scrolling tidak berhasil meningkatkan tingkat kepuasan pengguna sebagaimana yang diharapkan. Dengan kembali ke sistem pagination, pengguna lebih mudah menavigasi dan menemukan informasi yang mereka cari secara efektif dan efisien. Selain itu, sistem ini memungkinkan Google untuk menyajikan hasil pencarian yang lebih relevan dan sesuai dengan keinginan pengguna secara eksplisit.

Apa Dampak Kembalinya Tampilan Google SERP yang Lama?

Kembalinya Google ke tampilan SERP lama dengan pagination memiliki implikasi signifikan bagi situs-situs dengan ranking yang lebih rendah. Di bawah sistem continuous scrolling, situs-situs ini memiliki peluang lebih besar untuk ditemukan karena pengguna yang tidak puas dengan hasil di peringkat atas bisa terus menggulir dan mungkin menemukan dan mengklik situs dengan peringkat lebih rendah. Namun, dengan kembalinya pagination, kemungkinan situs-situs ini untuk ditemukan dan di-klik menurun drastis, terutama karena pengguna jarang melanjutkan pencarian mereka ke halaman kedua.

Menurut data dari Search Engine Journal, situs yang berada di peringkat ke-10—biasanya posisi terakhir di halaman pertama—hanya memiliki Click-Through Rate (CTR) sebesar 2,5%. Pengguna cenderung tidak melanjutkan ke halaman kedua Google SERP, yang mengakibatkan penurunan impresi dan klik secara signifikan untuk situs-situs yang posisinya lebih dari 10.

Apa yang Harus Dilakukan oleh Praktisi SEO?

Di tengah perubahan yang terus dilakukan oleh Google untuk meningkatkan pengalaman pengguna, tentunya para praktisi SEO juga harus tetap fleksibel dan adaptif. Kembalinya Google ke tampilan SERP yang lama tidak seharusnya memicu perubahan drastis dalam strategi optimasi yang kita terapkan. Sebagai praktisi, kita harus terus mengutamakan metode SEO yang awet yang tidak hanya fokus pada peringkat jangka pendek tetapi juga pada pertumbuhan dan pengembangan situs yang berkelanjutan.

Ini termasuk memprioritaskan kualitas konten, memastikan pengalaman pengguna yang baik, dan membangun otoritas situs secara etis. Fokus pada optimasi yang membangun kualitas dan otoritas situs Anda dalam jangka panjang akan sangat membantu.

Praktisi SEO Harus Adaptif

Dengan implementasi kembali tampilan lama SERP oleh Google, Anda mungkin akan melihat perubahan signifikan dalam data pada Google Search Console dan Google Analytics. Situs dengan posisi rata-rata di sekitar belasan, yang sebelumnya masih menerima impresi dan klik, kini mungkin akan mengalami penurunan dalam kedua metrik tersebut. Ini terjadi karena pengguna cenderung tidak melanjutkan pencarian hingga halaman kedua Google.

Sebagai praktisi SEO, Anda perlu mempersiapkan diri untuk mengkomunikasikan dampak dari perubahan ini kepada atasan atau rekan kerja dalam pertemuan, terutama jika terjadi penurunan atau peningkatan yang signifikan dalam data. Meski tidak ada strategi khusus yang dapat langsung mengatasi kembali ke tampilan lama Google SERP, penting bagi Anda untuk tetap adaptif dan melanjutkan penerapan strategi SEO yang berkelanjutan.

Fokus pada optimasi yang membangun kualitas dan otoritas situs Anda dalam jangka panjang akan sangat membantu. Semangat untuk semua praktisi SEO!

Jika Anda ingin mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan Google dan SEO, Anda bisa bergabung ke grup Telegram DailySEO. Di sana, Anda bisa berdiskusi dan bertanya mengenai hal-hal yang membuat Anda penasaran. Selain itu, jika Anda berniat untuk belajar lagi mengenai SEO atau baru belajar SEO, Anda bisa langsung mengikuti course DailySEO. Materi akan dibawakan langsung oleh founder DailySEO, Ilman Akbar.