Pada era digital saat ini, penggunaan mesin pencari seperti Google menjadi hal yang sangat penting dalam mendapatkan informasi dan mengakses berbagai layanan. Namun, munculnya konsep “Zero Click” di Google Search menimbulkan pertanyaan bagi banyak praktisi SEO. Apa sebenarnya arti dari Zero Click? Bagaimana dampaknya terhadap strategi pemasaran online? Dan bagaimana para praktisi SEO bisa memanfaatkan atau mengurangi efek negatifnya?
Zero Click merujuk pada situasi di mana pengguna Google Search tidak perlu mengklik hasil pencarian untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Dalam beberapa kasus, jawaban langsung muncul di halaman utama Google tanpa harus masuk ke situs web tertentu. Hal ini bisa terjadi karena fitur seperti featured snippet, knowledge panel, atau search results yang telah dirancang untuk memberikan jawaban cepat dan akurat.
Dengan meningkatnya jumlah pengguna yang menggunakan fitur-fitur ini, praktisi SEO mulai merasa khawatir tentang pengaruhnya terhadap traffic website. Namun, bukan berarti Zero Click selalu merugikan. Justru, ini bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas konten dan optimasi keyword yang lebih tepat sasaran.
Studi Semrush mengungkap bahwa hingga 25,6% dari pencarian desktop dan 17,3% dari pencarian mobile adalah Zero Click. Angka ini terus meningkat setiap tahun, dengan diperkirakan akan mencapai 85% jika studi SparkToro dilakukan pada tahun ini. Meskipun angka ini terlihat mengkhawatirkan, faktanya Google masih menyediakan akses ke berbagai situs web melalui klik organik dan paid ads.
Menghadapi fenomena ini, praktisi SEO perlu menyesuaikan strategi mereka. Fokus pada konten berkualitas yang sesuai dengan intent pengguna, serta optimasi teknis seperti page speed dan mobile-friendliness, menjadi kunci sukses dalam menjaga visibilitas website di tengah tren Zero Click. Selain itu, memahami cara kerja algoritma Google dan mengikuti update terbaru juga sangat penting.
Fakta Di Balik Zero Click pada Google Search
Zero Click bukanlah ancaman besar bagi praktisi SEO. Studi Semrush menunjukkan bahwa Google tidak mengambil Zero Click demi kepentingannya sendiri, tetapi justru membantu dalam penyempurnaan ribuan atau bahkan jutaan keyword yang dimasukkan oleh pengguna. Ini juga memberi kesempatan bagi praktisi SEO untuk mencari keyword berdasarkan data search volume yang tersedia di berbagai tools keyword research.
Data penyebaran persenan Zero Click dari Semrush menunjukkan bahwa di desktop, Organic clicks mencapai 45,1%, sedangkan Zero Click sebesar 25,6%. Sementara itu, di mobile, Organic clicks sebesar 43,1% dan Zero Click sebesar 17,3%. Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan jumlah Zero Click, pengguna masih memilih untuk mengklik hasil pencarian organik dan paid ads.
Kenapa Ada Zero Click?
Tidak ada jawaban tunggal mengapa Zero Click terjadi. Setiap pengguna memiliki kebutuhan dan kebiasaan berbeda saat melakukan pencarian. Google telah membuat berbagai fitur pencarian untuk memudahkan pengguna dalam menemukan jawaban, seperti pencarian waktu, cuaca, jadwal tayang film, presiden suatu negara, atau klasemen liga sepak bola.
Contoh hasil Zero Click yang sering ditemukan adalah klasemen liga Inggris. Pengguna hanya perlu mengetikkan “klasemen liga inggris” dan Google akan langsung menampilkan hasilnya tanpa perlu mengklik situs web tertentu. Hal ini mempercepat proses pencarian dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Studi Zero Click dari Tahun ke Tahun
Dari tahun ke tahun, tingkat persentase Zero Click terus meningkat. Studi SparkToro menunjukkan bahwa pada tahun 2019, Zero Click mencapai 49%, kemudian naik menjadi 65% di tahun 2020. Bahkan, ada kemungkinan bahwa Zero Click akan mencapai 85% jika studi SparkToro dilakukan pada tahun ini.
Ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengguna yang memanfaatkan fitur-fitur Google untuk mendapatkan informasi secara langsung. Oleh karena itu, praktisi SEO perlu memahami tren ini dan menyesuaikan strategi mereka agar tetap relevan dan efektif.
Apakah Benar Zero Click Merugikan Praktisi SEO?
Meskipun Zero Click terlihat mengkhawatirkan, fakta menunjukkan bahwa ini bukanlah masalah besar bagi praktisi SEO. Danny Sullivan, Public Liaison for Search dari Google, menawarkan konteks bahwa dengan adanya Zero Click, Google mampu mengirimkan lebih banyak traffic ke banyak situs web setiap tahun.
Selain itu, Google juga menawarkan beberapa kueri tertentu yang tidak perlu diklik oleh pengguna untuk mengetahui jawaban atas pertanyaannya. Hal ini mengurangi jumlah pencarian yang tidak perlu masuk langsung ke situs web, sehingga menghemat waktu dan sumber daya.
Strategi Menghadapi Zero Click
Untuk menghadapi Zero Click, praktisi SEO perlu fokus pada konten berkualitas yang sesuai dengan intent pengguna. Optimasi teknis seperti page speed, mobile-friendliness, dan penggunaan schema markup juga menjadi kunci sukses dalam menjaga visibilitas website.
Selain itu, memahami cara kerja algoritma Google dan mengikuti update terbaru sangat penting. Misalnya, Google baru-baru ini merilis Core Update Juni 2025 yang menyoroti pentingnya konten berkualitas dan pengalaman pengguna. Praktisi SEO perlu memastikan bahwa website mereka memenuhi standar tersebut.
Penutup
Zero Click bukanlah musuh bagi praktisi SEO. Justru, ini bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas konten dan optimasi keyword yang lebih tepat sasaran. Meski angka Zero Click terus meningkat, pengguna masih memilih untuk mengklik hasil pencarian organik dan paid ads.
Dengan memahami tren ini dan menyesuaikan strategi, praktisi SEO dapat tetap relevan dan efektif dalam menjaga visibilitas website di tengah perubahan algoritma Google. Jangan lupa untuk terus mengikuti update terbaru dan memanfaatkan tools keyword research yang tersedia untuk mencari keyword yang sesuai dengan intent pengguna.
Jika Anda ingin diskusi lebih lanjut tentang Zero Click dan strategi SEO terkini, bergabunglah dengan grup Telegram DailySEO. Di sana, banyak praktisi SEO siap berbagi pengalaman dan solusi terbaik untuk menghadapi tantangan di dunia SEO.