Dalam dunia bisnis modern, istilah “unicorn startup” sering muncul sebagai simbol kesuksesan dan pertumbuhan pesat perusahaan. Istilah ini merujuk pada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi lebih dari satu miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, perusahaan-perusahaan ini telah menunjukkan potensi besar dan daya tarik bagi investor. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu unicorn startup, bagaimana perbedaannya dengan decacorn dan hectocorn, serta karakteristik utama yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Selain itu, kita juga akan melihat contoh-contoh unicorn startup di Indonesia, seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, J&T Express, OVO, dan Xendit. Setiap perusahaan ini memiliki cerita sukses yang berbeda-beda, tetapi semuanya membagikan ciri-ciri khas yang membuat mereka menjadi unicorn. Artikel ini juga akan memberikan tips untuk membantu startup mencapai status unicorn, termasuk pentingnya menjaga legalitas bisnis, mengelola aset intelektual, dan membangun hubungan yang baik dengan investor.
Dengan informasi terkini hingga tahun 2025, artikel ini dirancang untuk memberikan panduan lengkap bagi para pengusaha dan pelaku bisnis yang ingin memahami dinamika dunia startup dan bagaimana mereka bisa tumbuh menjadi perusahaan besar.
Apa Itu Unicorn Startup?
Unicorn startup adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi lebih dari satu miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun. Istilah ini berasal dari hewan mitos yaitu unicorn, yang dianggap langka dan unik. Sama halnya dengan unicorn, startup yang mencapai valuasi sebesar itu sangat jarang dan memiliki potensi pertumbuhan yang luar biasa.
Valuasi perusahaan adalah nilai ekonomi yang ditetapkan untuk sebuah bisnis. Nilai ini menunjukkan seberapa besar perusahaan tersebut bernilai jika dibeli oleh pihak lain. Dalam konteks startup, valuasi ini sering kali didasarkan pada prospek masa depan, bukan pada keuntungan saat ini. Banyak startup unicorn tidak menghasilkan keuntungan pada awalnya, tetapi investor percaya bahwa mereka memiliki potensi besar untuk berkembang dan menghasilkan keuntungan di masa depan.
Perusahaan-perusahaan ini umumnya bergerak di bidang teknologi dan layanan digital, seperti aplikasi, layanan pembayaran, transportasi online, dan e-commerce. Contoh nyata dari unicorn startup adalah Gojek dan Tokopedia, yang kemudian bergabung menjadi GoTo dan mencapai valuasi yang jauh lebih tinggi.
Perbedaan Unicorn dengan Decacorn dan Hectocorn
Selain unicorn, ada dua istilah lain dalam industri venture capital yang digunakan untuk mengklasifikasikan startup berdasarkan valuasi mereka, yaitu decacorn dan hectocorn.
Decacorn adalah startup yang memiliki valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp140 triliun. Istilah ini berasal dari kata “deca” yang berarti 10 dalam bahasa Yunani, dikombinasikan dengan “corn” dari kata unicorn. Perusahaan-perusahaan seperti GoTo, yang merupakan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia, termasuk dalam kategori ini.
Hectocorn adalah startup dengan valuasi lebih dari 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.400 triliun. Istilah ini berasal dari kata “hecto” yang berarti 100 dalam bahasa Yunani. Perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, Facebook, Oracle, dan Cisco termasuk dalam kategori ini. Meskipun tidak semua startup mencapai level ini, mereka menjadi contoh nyata dari potensi pertumbuhan yang luar biasa.
Karakteristik Utama Unicorn Startup
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori unicorn memiliki beberapa karakteristik yang membedakan mereka dari startup lainnya. Berikut adalah beberapa ciri utama yang sering ditemukan:
Inovasi
Inovasi adalah salah satu ciri utama dari unicorn startup. Mereka selalu mencari cara baru untuk memecahkan masalah atau memberikan layanan yang lebih baik. Contohnya, Gojek awalnya hanya menyediakan layanan ojek online, tetapi kini telah berkembang menjadi platform yang menawarkan berbagai layanan seperti transportasi, pesan makanan, dan pengiriman barang.
Fokus pada Layanan Pelanggan
Unicorn startup biasanya fokus pada layanan pelanggan (B2C). Mereka menciptakan produk dan layanan yang mudah diakses dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Contohnya, Spotify menawarkan layanan musik digital yang gratis dan legal, sehingga menarik banyak pengguna.
Pengembangan Teknologi
Pengembangan teknologi adalah faktor penting dalam kesuksesan unicorn startup. Mereka menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna. Contohnya, Gojek mengembangkan aplikasi yang memungkinkan pengguna mengakses berbagai layanan dalam satu platform.
Kepemilikan Pribadi
Banyak unicorn startup dimiliki secara pribadi, yang memungkinkan mereka bertindak cepat dan fleksibel dalam pengambilan keputusan. Hal ini mempercepat proses pertumbuhan dan peningkatan valuasi perusahaan.
Contoh Unicorn Startup di Indonesia
Indonesia memiliki beberapa unicorn startup yang telah berhasil mencapai valuasi yang sangat tinggi. Berikut adalah beberapa contoh yang patut dicermati:
Traveloka
Traveloka didirikan pada tahun 2012 dan menjadi unicorn pada tahun 2017. Perusahaan ini bergerak di bidang reservasi hotel dan perjalanan. Saat ini, valuasi Traveloka mencapai 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp42,6 triliun.
J&T Express
J&T Express didirikan pada 20 Agustus 2015 dan menjadi unicorn pada tahun 2021. Perusahaan logistik ini memiliki valuasi sebesar 301,7 triliun rupiah, dengan investor seperti Hillhouse Capital Management, Boyu Capital, dan Sequoia Capital China.
OVO
OVO adalah salah satu startup fintech terbesar di Indonesia dengan valuasi 2,9 miliar dolar AS. OVO memiliki investor seperti Grab, Tokopedia, dan Tokyo Century Corporation.
Xendit
Xendit adalah startup fintech yang masuk ke dalam kategori unicorn pada September 2021 dengan valuasi 1 miliar dolar AS. Xendit didirikan pada tahun 2015 dan menyediakan layanan sistem pembayaran untuk bisnis, mulai dari UMKM hingga perusahaan besar.
Tips untuk Startup Menjadi Unicorn
Untuk menjadi unicorn, startup harus memenuhi beberapa syarat dan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu startup mencapai status tersebut:
Pastikan Bisnis dalam Bentuk PT
PT (Perseroan Terbatas) adalah bentuk bisnis yang paling umum di Indonesia. PT memiliki struktur hukum yang jelas dan memungkinkan investor untuk berinvestasi dengan aman. Dengan PT, modal perusahaan dibagi menjadi saham, sehingga memudahkan proses investasi.
Buat Perjanjian Pendiri
Perusahaan rintisan biasanya didirikan oleh beberapa pendiri. Untuk menghindari konflik di masa depan, penting untuk membuat perjanjian pendiri yang disepakati oleh semua pendiri. Perjanjian ini mencakup hak dan kewajiban masing-masing pendiri.
Daftarkan Hak Kekayaan Intelektual
Hak kekayaan intelektual (HKI) seperti merek, paten, dan hak cipta harus didaftarkan untuk melindungi inovasi dan kreasi bisnis. Ini juga meningkatkan daya tarik investor karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset yang dilindungi.
Buat Perjanjian Pemegang Saham
Perjanjian pemegang saham sangat penting untuk mengatur hak dan tanggung jawab setiap pemegang saham, termasuk investor. Perjanjian ini membantu menjaga stabilitas perusahaan dan menghindari konflik di masa depan.
Patuhi Kepatuhan Pajak Perusahaan
Kepatuhan pajak adalah faktor penting dalam menarik minat investor. Perusahaan yang patuh terhadap aturan pajak memiliki reputasi yang lebih baik dan lebih mudah mendapatkan dukungan finansial.
Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah di atas, startup dapat meningkatkan peluang untuk menjadi unicorn dan mencapai pertumbuhan yang pesat. Dalam era digital yang semakin kompetitif, persiapan yang matang dan strategi yang tepat menjadi kunci kesuksesan.







