Penyakit cacar monyet, atau monkeypox, kembali menjadi perhatian masyarakat setelah tiga kasus dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Meski penyakit ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan global pada 2022, penelitian dan data menunjukkan bahwa kelompok usia tertentu memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi terhadap virus ini. Salah satu kelompok yang mendapatkan perhatian adalah generasi Baby Boomers, yaitu mereka yang lahir sebelum tahun 1980. Mereka disebut lebih kebal terhadap infeksi cacar monyet karena pengalaman vaksinasi cacar di masa lalu.

Tisu Murah

Penggunaan vaksin cacar secara luas di Indonesia dan beberapa negara Asia berbeda dengan wilayah Eropa, di mana vaksinasi tidak dilakukan secara menyeluruh. Vaksin cacar biasanya memberikan perlindungan seumur hidup, sedangkan vaksinasi untuk penyakit lain seperti Covid-19 hanya bertahan selama beberapa bulan. Hal ini menjadikan generasi Baby Boomers memiliki proteksi tambahan terhadap virus monkeypox.

Meskipun demikian, meski memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi, bukan berarti mereka sepenuhnya aman dari infeksi. Gejala penyakit cacar monyet bisa muncul dalam waktu tujuh hari hingga 21 hari setelah paparan, dan melibatkan gejala seperti demam, ruam kulit, nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Penanganan medis tetap diperlukan, terutama jika gejala semakin parah.

Mengapa Generasi Baby Boomers Lebih Kebal Terhadap Cacar Monyet?

Generasi Baby Boomers, yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964, mengalami vaksinasi cacar secara wajib di masa lalu. Vaksin cacar, yang dikenal sebagai vaksin smallpox, telah digunakan secara luas di banyak negara, termasuk Indonesia, sejak abad ke-20. Vaksin ini memberikan perlindungan jangka panjang terhadap virus Orthopoxvirus, yang juga mencakup virus monkeypox.

Vaksin cacar bekerja dengan cara memicu respons imun tubuh terhadap virus yang mirip dengan monkeypox. Sehingga, ketika seseorang terpapar virus monkeypox, sistem imun mereka sudah memiliki kemampuan untuk mengenali dan melawan virus tersebut. Meskipun tidak sepenuhnya menjamin kekebalan sempurna, vaksinasi ini memberikan perlindungan signifikan.

Di sisi lain, generasi yang lahir setelah tahun 1980 umumnya tidak menerima vaksinasi cacar secara massal. Hal ini disebabkan oleh penurunan kasus cacar di dunia, sehingga vaksinasi tidak lagi menjadi prioritas utama. Akibatnya, mereka kurang memiliki perlindungan terhadap virus monkeypox.

Jasa Stiker Kaca

Perbedaan Penyebaran Cacar Monyet di Berbagai Wilayah

Perbedaan dalam pola vaksinasi menjadikan penyebaran cacar monyet di berbagai wilayah menjadi berbeda. Di Eropa, misalnya, penularan virus monkeypox lebih cepat terjadi karena populasi yang tidak memiliki perlindungan jangka panjang. Sementara itu, di Asia, termasuk Indonesia, penyebaran penyakit ini relatif lebih lambat.

Jasa Backlink

Menkes Budi Gunadi Sadikin pernah menyampaikan bahwa masyarakat yang lahir sebelum 1980 memiliki risiko lebih rendah terkena infeksi cacar monyet. Ia menegaskan bahwa vaksinasi cacar yang diberikan pada masa lalu memberikan perlindungan yang lebih kuat dibandingkan vaksinasi modern.

Selain itu, kondisi geografis dan kebiasaan masyarakat juga berperan dalam penyebaran penyakit. Di Indonesia, penularan cacar monyet masih terbatas, dan kasus yang teridentifikasi tidak menunjukkan gejala parah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya generasi Baby Boomers, memiliki tingkat kekebalan yang cukup baik terhadap virus ini.

Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet

Gejala cacar monyet biasanya muncul dalam waktu tujuh hari hingga 21 hari setelah terpapar virus. Gejala umum meliputi demam, ruam kulit, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam kulit biasanya dimulai sebagai luka yang melepuh dan berisi cairan, yang kemudian membentuk kerak dan menghilang.

Beberapa orang juga mengalami rasa sakit di area rektum atau kesulitan buang air kecil. Meski gejala umumnya tidak berbahaya, ada risiko komplikasi serius, terutama bagi individu dengan sistem imun yang lemah.

Untuk mencegah penyebaran, penting untuk menjaga kebersihan diri, menghindari kontak dengan hewan yang diduga terinfeksi, dan segera menghubungi tenaga medis jika mengalami gejala. Selain itu, vaksinasi dapat diberikan kepada individu yang berisiko tinggi, seperti petugas kesehatan dan orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan penderita.

Peran Vaksinasi dalam Menangkal Cacar Monyet

Vaksinasi menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran cacar monyet. Meskipun vaksin cacar sudah tidak diberikan secara massal di Indonesia, vaksin monkeypox baru-baru ini mulai dipertimbangkan sebagai alat pencegahan.

Vaksin monkeypox terbukti efektif dalam melindungi individu dari infeksi, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Namun, penggunaannya saat ini masih terbatas dan biasanya diberikan hanya pada kelompok tertentu.

Selain vaksinasi, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini. Dengan informasi yang tepat, masyarakat dapat mengenali gejala dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

Kesimpulan

Generasi Baby Boomers memiliki keuntungan dalam hal kekebalan terhadap cacar monyet karena pengalaman vaksinasi cacar di masa lalu. Namun, ini tidak berarti mereka sepenuhnya aman dari infeksi. Penyebaran cacar monyet di Indonesia relatif terkendali, dan gejala yang teridentifikasi tidak menunjukkan tingkat keparahan yang tinggi.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Vaksinasi tetap menjadi alat paling efektif dalam melindungi diri dari infeksi, terutama bagi kelompok rentan. Dengan kombinasi kesadaran dan tindakan preventif, penyebaran cacar monyet dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat hidup lebih aman.