Pada era digital yang semakin berkembang, peran mesin pencari seperti Google menjadi semakin penting dalam menghubungkan pengguna dengan informasi yang relevan. Salah satu acara terkemuka yang membahas perkembangan ini adalah Google Search Central Live (SCL) Deep Dive Asia Pacific (APAC) 2025. Acara ini menghadirkan berbagai praktisi SEO, pengembang, dan ahli digital dari seluruh Asia Pasifik untuk mendiskusikan inovasi dan tren terbaru di dunia pencarian. Dalam rangkaian acara tersebut, hari pertama fokus pada proses crawling, yaitu cara Googlebot mengunjungi dan memahami website kita. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang bagaimana proses crawling bekerja dan dampaknya terhadap SEO.

Proses crawling adalah langkah awal dalam proses pencarian Google. Mesin pencari seperti Googlebot melakukan tugasnya dengan menemukan dan mengunjungi URL di seluruh internet. Proses ini melibatkan beberapa komponen utama, seperti crawler, scheduler, dan crawl queue. Crawler bertugas mengunduh halaman website dan mengirim data ke sistem indexing, sementara scheduler menentukan urutan dan waktu kunjungan crawler. Crawl queue berfungsi sebagai antrian URL yang akan dikunjungi oleh crawler. Dengan memahami infrastruktur ini, kita bisa lebih baik mengoptimalkan website agar mudah ditemukan dan diindeks oleh mesin pencari.

Selain itu, HTTP status code juga memiliki peran penting dalam proses crawling. Status code seperti 2xx (success), 3xx (redirect), 4xx (client error), dan 5xx (server error) memberikan informasi tentang kondisi halaman yang dikunjungi oleh crawler. Memahami status code ini sangat penting karena dapat memengaruhi crawl budget dan kualitas indeks Google. Misalnya, status code 404 atau 500 dapat menyebabkan crawler tidak mampu mengakses halaman tertentu, sehingga mengurangi kemungkinan halaman tersebut muncul di hasil pencarian. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua halaman website kita memiliki status code yang benar dan responsif terhadap crawler.

Peran AI dalam Perubahan Ekosistem Pencarian

Dalam acara SCL Deep Dive APAC 2025, Mike Jittivanich, Director of Marketing, Southeast Asia & South Asia Frontier Google, menjelaskan bahwa AI merupakan perubahan besar berikutnya dalam ekosistem pencarian. Seperti halnya mobile dan media sosial, AI juga akan mengubah cara pengguna berinteraksi dengan mesin pencari. Pengguna kini tidak hanya mencari informasi melalui teks, tetapi juga melalui suara, gambar, hingga video. Data Google menunjukkan bahwa Gen Z (usia 18-24) adalah pengguna Google Search yang paling aktif. Hal ini menunjukkan bahwa AI akan menjadi alat penting untuk menangani pertanyaan yang lebih kompleks dan panjang.

Gary Illyes, salah satu anggota tim Google Search, menambahkan bahwa AI tidak menggantikan prinsip dasar SEO. Sebaliknya, SEO sedang berevolusi, dan fokus utamanya tetap pada konten yang bermanfaat dan terpercaya bagi pengguna. Algoritma ranking Google yang berbasis machine learning belajar dari konten yang dibuat oleh manusia, bukan konten yang dihasilkan oleh AI. Oleh karena itu, para praktisi SEO harus terus fokus pada konten yang mendalam, menarik, dan memiliki manfaat nyata. Selain itu, Gary menegaskan bahwa jika Anda memahami cara kerja Google Search, maka Anda juga akan memahami cara kerja fitur-fitur AI di Google. Ini berarti bahwa untuk muncul di AI Overview, Anda hanya perlu menerapkan best practice SEO biasa, tanpa perlu istilah-istilah teknis seperti GEO atau LLMO.

Cara Kerja Mesin Pencari

Mesin pencari bekerja melalui tiga proses utama: crawling, indexing, dan serving/ranking. Crawling adalah proses di mana crawler seperti Googlebot menemukan dan mengunjungi URL di seluruh internet. Indexing adalah tahap di mana mesin pencari memahami isi halaman dan memasukkannya ke dalam database Google Index. Serving/ranking adalah proses di mana hasil pencarian ditampilkan di SERP (Search Engine Result Page) yang relevan dengan kueri pengguna.

Jasa Stiker Kaca

Untuk memahami lebih dalam tentang cara kerja mesin pencari, Anda dapat membaca artikel “Cara Kerja Mesin Pencari” atau mengikuti seri liputan SCL Deep Dive APAC 2025. Dengan memahami proses ini, Anda dapat lebih baik mengoptimalkan website Anda agar mudah ditemukan dan diindeks oleh mesin pencari.

Jasa Backlink

Detail Cara Kerja Crawling

Infrastruktur crawling Google terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk crawler, scheduler, dan crawl queue. Crawler, seperti Googlebot, bertugas mengunduh halaman website dan mengirim datanya ke sistem indexing. Scheduler menentukan urutan dan waktu kunjungan crawler, sementara crawl queue berfungsi sebagai antrian URL yang akan dikunjungi oleh crawler. Dengan memahami infrastruktur ini, Anda dapat lebih baik mengoptimalkan website Anda agar mudah ditemukan dan diindeks oleh mesin pencari.

Selain itu, Google juga menggunakan HTTP status code untuk memberikan informasi tentang kondisi halaman yang dikunjungi oleh crawler. Status code seperti 2xx (success), 3xx (redirect), 4xx (client error), dan 5xx (server error) memberikan informasi tentang apakah halaman tersebut dapat diakses atau tidak. Memahami status code ini sangat penting karena dapat memengaruhi crawl budget dan kualitas indeks Google. Misalnya, status code 404 atau 500 dapat menyebabkan crawler tidak mampu mengakses halaman tertentu, sehingga mengurangi kemungkinan halaman tersebut muncul di hasil pencarian. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua halaman website kita memiliki status code yang benar dan responsif terhadap crawler.

Memahami Crawl Budget

Crawl budget didefinisikan sebagai jumlah URL yang Googlebot bisa dan mau crawl di sebuah website. Praktisi SEO umumnya tidak perlu terlalu memusingkan crawl budget, karena Google akan mengatur sendiri crawl budget-nya, sedemikian hingga website Anda tidak akan overload (terlalu banyak pengunjung dari Googlebot). Namun, jika website Anda memiliki puluhan ribu halaman, maka crawl budget menjadi penting. Rumus untuk menghitung crawl budget adalah Crawl budget = crawl rate limit x crawl demand. Crawl rate limit atau hostload adalah metrics yang berlaku untuk keseluruhan website dalam satu domain, menggambarkan kemampuan website untuk menangani crawlers yang datang.

Beberapa faktor yang memengaruhi crawl budget antara lain connection time, time to first byte (TTFB), keberadaan HTTP status code 429 (too many requests) dan 5xx (server error), serta kualitas website. Jika website Anda memiliki banyak variasi URL untuk konten yang sama, server sering error, atau banyak pages tidak berguna, maka crawl budget akan habis alias Google tidak bisa dan/atau tidak mau crawl website Anda. Untuk mengatur crawl budget, Anda dapat menggunakan HTTP cache control, memastikan website Anda memiliki navigasi yang baik, membatasi crawler agar tidak mengakses URL yang tidak perlu, serta memperbaiki atau menghilangkan konten yang tidak berguna untuk pengguna.

Google Search Tidak Menggunakan LLM.txt

Dalam acara SCL Deep Dive APAC 2025, Gary Illyes dan Amir Taboul menjelaskan posisi Google terkait robots.txt dan proposal baru dari IETF yang bernama LLMs.txt. Mirip seperti tag meta keywords zaman dulu, LLMs.txt bukan inisiatif dari Google, dan mereka tidak melihatnya sebagai sesuatu yang bermanfaat atau akan digunakan oleh Google Search. Bagi Google, robots.txt tetap menjadi standar sukarela utama untuk mengatur perilaku crawler. Jika Anda ingin memblokir bot AI tertentu, Anda bisa melakukannya lewat robots.txt. Namun, penting diingat bahwa tidak semua bot AI akan mematuhi aturan ini.

Manfaat Google Search Console (GSC)

Google Search Console (GSC) adalah platform yang digunakan untuk memantau performa website Anda di Google Search. GSC memiliki fitur yang bisa memantau setiap proses cara kerja search engine, seperti crawling, indexing, dan serving/ranking. Di halaman depan GSC juga ada fitur Recommendations yang ditujukan bagi mereka yang awam dengan SEO, supaya tetap bisa paham performa SEO website-nya. GSC baru saja meluncurkan logo barunya, yang menggambarkan filosofi bahwa GSC membantu pemilik website tumbuh lewat Google, menemukan masalah SEO di website, dan sesuai warna brand Google.

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap tentang cara kerja crawling, HTTP status code, crawl budget, dan manfaat Google Search Console. Dengan memahami proses ini, Anda dapat lebih baik mengoptimalkan website Anda agar mudah ditemukan dan diindeks oleh mesin pencari. Tetap ikuti DailySEO ID untuk membaca liputan hari kedua dan ketiga dari acara SCL Deep Dive APAC 2025. Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan tuliskan di kolom komentar atau gabung ke grup Telegram DailySEO ID. Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!

Referensi:
Liputan Ilman Akbar di LinkedIn DailySEO ID
Search Engine Journal: Google Search Central APAC 2025: Everything From Day 1
Liputan Kenichi Suzuki di LinkedIn