Dalam dunia digital yang semakin berkembang, indeksasi halaman situs menjadi salah satu aspek penting dalam strategi pemasaran online. Indeksasi merujuk pada proses di mana mesin pencari seperti Google mengindeks atau menyimpan data dari halaman web untuk kemudian muncul dalam hasil pencarian. Namun, banyak praktisi SEO sering kali mengalami kesulitan dalam memahami proporsi halaman yang terindeks dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja situs. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pentingnya indeksasi, faktor-faktor yang memengaruhi proporsi halaman yang terindeks, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan visibilitas situs di mesin pencari.

Indeksasi tidak hanya berdampak pada visibilitas situs, tetapi juga berpengaruh pada kualitas konten dan pengalaman pengguna. Jika sebagian besar halaman situs tidak terindeks, maka kemungkinan besar konten tersebut tidak akan muncul dalam hasil pencarian, sehingga mengurangi peluang untuk menarik lalu lintas. Di sisi lain, jika terlalu banyak halaman yang terindeks, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah teknis, seperti index bloating, yang dapat mengganggu crawl budget dan mengurangi efisiensi proses indeksasi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang indeksasi sangat penting bagi para praktisi SEO.

Selain itu, indeksasi juga memiliki hubungan erat dengan faktor-faktor teknis seperti struktur situs, kecepatan loading, dan kualitas konten. Mesin pencari cenderung lebih memilih situs yang memiliki konten unik, relevan, dan mudah diakses. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, Anda dapat meningkatkan peluang halaman situs Anda untuk terindeks dan muncul dalam hasil pencarian. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara mengoptimalkan indeksasi situs, mulai dari analisis teknis hingga strategi konten yang efektif.

Jasa Backlink

John Mueller: Tidak Ada Persentase/Proporsi yang Ideal

Menurut John Mueller dari Google, tidak ada angka atau proporsi “ideal” untuk halaman yang terindeks dari sebuah website. Fokus utama adalah bagaimana konten pada situs tersebut membantu pengguna dalam menavigasi dan menemukan informasi yang mereka butuhkan. Namun, meskipun tidak ada angka ideal, proporsi halaman yang terindeks tetap menjadi indikator penting tentang kesehatan situs. Jika persentase halaman yang terindeks rendah, ini bisa menjadi tanda adanya masalah teknis atau kesalahan dalam strategi SEO, terutama bagian technical maupun kualitas konten.

Mueller menekankan bahwa mesin pencari seperti Google lebih peduli pada kualitas konten daripada jumlah halaman yang terindeks. Hal ini berarti bahwa fokus pada pengalaman pengguna dan konten yang bermanfaat lebih penting daripada sekadar mencoba meningkatkan jumlah halaman yang terindeks. Namun, meski tidak ada angka ideal, situasi di mana hanya sebagian kecil dari total halaman situs yang terindeks bisa menjadi pertanda adanya masalah teknis yang perlu diperbaiki.

Indikasi Jika Laman yang Terindeks Terlalu Sedikit

Jika dianalogikan, situasi di mana sebuah website memiliki jumlah halaman yang terindeks terlalu sedikit bisa dibandingkan dengan sistem imun tubuh manusia. Sama seperti tubuh yang memberikan sinyal ketika tidak dalam kondisi prima, sebuah website juga memberikan indikasi serupa. Jumlah halaman yang terindeks sedikit oleh Google bisa menjadi tanda bahwa “kesehatan” website Anda tidak optimal. Berikut beberapa indikasi dan penyebab dari performa indexing yang tidak maksimal:

#1 Permasalahan dalam Technical SEO

Ketika Anda menemukan bahwa jumlah laman yang tidak terindeks oleh mesin pencari secara signifikan lebih banyak daripada yang terindeks, ini sering kali menjadi indikasi adanya permasalahan technical SEO pada website Anda. Masalah ini bisa muncul dari proses crawling hingga indexing, dua proses yang menentukan bagaimana dan apakah sebuah halaman akan muncul dalam hasil pencarian. Dengan memanfaatkan Google Search Console, Anda bisa mengeksplorasi bagaimana proses crawling maupun indexing berjalan di website Anda.

#2 Mendapatkan Penalti dari Google

Jika proporsi halaman yang tidak terindeks lebih tinggi dibanding yang terindeks, ini bisa menjadi sebuah tanda bahwa website telah menerima penalti dari Google. Penalti ini bisa terjadi akibat pelanggaran pedoman Google, seperti penggunaan teknik black-hat SEO, termasuk pembelian backlink yang bersifat spammy. Untuk mengetahui apakah website kita terdampak atau terkena penalti dari Google, biasanya kita akan memperoleh informasi atau pemberitahuan berupa diperlukannya tindakan manual (manual action) di Google Search Console.

#3 Outdated Content

Konten yang informasinya sudah tidak relevan atau kedaluwarsa, sering kali mengalami deindex oleh Google. Fenomena ini dikenal sebagai “outdated content”. Hal ini terjadi karena Google, maupun mesin pencari lainnya memberikan prioritas pada konten terbaru dan relevan dengan informasi terkini. Untuk menjaga kualitas konten dan strategi SEO secara keseluruhan, sangat penting untuk memperbarui konten secara teratur.

Faktor yang Mempengaruhi Indeksasi dari Dalam

Indeksasi halaman oleh search engine merupakan proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Memahami faktor dalam performa indexing menjadi penting, pasalnya hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan website agar lebih banyak halaman website yang kita mau terindeks oleh Google. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa Anda pelajari dalam proses indeksasi Google:

#1 Kualitas Konten

Konten yang unik, relevan, dan sesuai dengan intent user memiliki peluang lebih tinggi untuk diindeks. Mesin pencari seperti Google cenderung menghindari konten yang tidak berbobot, duplikat, atau tidak relevan.

#2 Struktur Website/Navigasi

Struktur website yang jelas dan memiliki navigasi yang memudahkan user, juga akan memudahkan mesin pencari untuk meng-crawl dan mengindeks halaman. Penggunaan sitemap XML yang efektif pun juga mampu membantu dalam proses ini.

Jasa Stiker Kaca

#3 Penggunaan robots.txt

File robots.txt memberi tahu bot crawler tentang halaman mana yang harus atau tidak boleh di-crawl. Pengaturan yang tidak tepat pada file ini dapat mencegah halaman penting untuk terindeks, maka dari itu perhatikan betul terkait isi dari file robots.txt.

#4 Halaman Error

Masalah teknis seperti error 404 dan error 500, redirection yang tidak tepat, hingga kesalahan server juga dapat mengganggu proses indeksasi.

#5 Kecepatan Loading Situs/Site Speed

Website yang dimuat dengan cepat lebih tentu lebih disukai oleh mesin pencari. Kebalikan dengan kecepatan loading yang lambat, hal ini juga berpotensi dapat menghambat proses crawling dan indeksasi.

Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Laman yang Terindeks Terlalu Sedikit?

Jika halaman yang terindeks terlalu sedikit, terutama jika halaman tersebut termasuk money page/commercial landing page atau konten yang tujuannya adalah conversion, maka kita perlu melakukan audit secara keseluruhan dengan segera. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Site Audit: Melakukan audit keseluruhan situs untuk menemukan penyebab mengapa halaman yang terindeks terlalu sedikit.
  • Content Audit: Memeriksa kualitas dan relevansi konten yang ada di situs.
  • Perbaikan Broken Link: Jika ada error 404, perbaiki link yang rusak.
  • Menggunakan HTTPS: Pastikan situs menggunakan protokol HTTPS untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan pengguna.
  • Update Konten: Perbarui konten yang sudah kedaluwarsa untuk menjaga relevansi dan kualitas.
  • Menerapkan White Hat SEO: Jika situs pernah menggunakan teknik black hat SEO, ganti dengan pendekatan yang lebih alami dan ramah mesin pencari.

Sebaliknya, Bagaimana Jika Laman “Terlalu” Banyak yang Diindeks?

Sebenarnya hal ini bisa menjadi sinyal positif dan negatif. Positifnya adalah technical SEO website Anda terindikasi berjalan dengan baik. Namun, ini juga merupakan indikasi negatif, yaitu index bloating, sebuah kondisi di mana laman yang sebenarnya tidak perlu diindeks justru malah terindeks. Hal ini dapat memengaruhi crawl budget, terutama untuk website besar seperti e-commerce dan berita. Crawl budget sendiri adalah seberapa banyak URL yang bisa diindeks oleh Google.

Jika Anda menemukan indikasi index bloating, maka Anda bisa melakukan deindeks secara manual. Untuk melakukan deindeks manual, Anda bisa melakukannya secara manual dengan beberapa cara. Pertama melalui Google Search Console, memasang tag noindex di halaman yang tidak ingin diindeks, atau mengatur pengaturan di file robots.txt.

Kesimpulan

Dalam dunia SEO, memahami antara halaman yang terindeks dan tidak terindeks adalah poin penting untuk memaksimalkan visibilitas website. Dari mengatasi masalah teknis SEO, merespons dengan tepat terhadap laporan dari Google Search Console, hingga melakukan content refreshment, setiap aspek memiliki peran penting dalam strategi SEO. Ingatlah bahwa setiap detail, tidak peduli seberapa kecil, bisa memiliki dampak besar pada cara website Anda dinilai dan diindeks oleh mesin pencari.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin berbagi pengalaman Anda seputar topik ini, silakan tinggalkan komentar di bawah ya. Yuk Gabung DailySEO ID! Selain itu, Anda bisa bergabung di grup Telegram DailySEO ID. Di sana, Anda bisa berkesempatan untuk berjejaring dengan praktisi SEO berpengalaman dan mendapatkan insight terbaru dalam dunia SEO. Bergabunglah dengan kami dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkembang!