Penggunaan subdomain dan subdirektori adalah strategi penting dalam pengelolaan situs web, terutama untuk organisasi yang ingin mengatur konten secara lebih efisien. Meski keduanya memiliki perbedaan teknis, banyak pemilik website sering mempertanyakan apakah penggunaan salah satu dari keduanya dapat memengaruhi peringkat di mesin pencari seperti Google. Pertanyaan ini menjadi isu utama dalam dunia SEO (Search Engine Optimization), karena setiap faktor yang berdampak pada peringkat sangat penting untuk meningkatkan visibilitas dan traffic organik.

Subdomain biasanya digunakan untuk memisahkan bagian tertentu dari sebuah situs web, seperti blog, toko online, atau layanan khusus. Contohnya, blog.dailyseo.id atau shop.dailyseo.id. Sementara itu, subdirektori adalah folder di dalam domain utama, seperti dailyseo.id/blog atau dailyseo.id/technical. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada tujuan dan struktur bisnis yang diinginkan.

Seiring berkembangnya algoritma mesin pencari, khususnya Google, pertanyaan tentang apakah subdomain atau subdirektori memengaruhi peringkat mulai mendapat perhatian. Beberapa ahli SEO percaya bahwa kedua bentuk ini memiliki dampak yang sama dalam hal indeksasi dan peringkat, sementara sebagian lainnya menyatakan bahwa subdomain bisa menjadi tantangan tambahan dalam pengelolaan dan optimasi.

Jasa Backlink

Apa Itu Subdomain dan Subdirektori?

Subdomain adalah bagian dari domain utama yang digunakan untuk memisahkan konten atau fungsi tertentu. Misalnya, jika domain utama Anda adalah dailyseo.id, maka subdomain seperti blog.dailyseo.id atau support.dailyseo.id dapat digunakan untuk menjalankan blog atau layanan pelanggan. Subdomain biasanya dikelola secara terpisah dan memerlukan konfigurasi tambahan, seperti verifikasi di Google Search Console dan penyesuaian aturan crawl.

Di sisi lain, subdirektori adalah folder di dalam domain utama yang digunakan untuk mengorganisasi konten. Contohnya, dailyseo.id/blog atau dailyseo.id/technical. Subdirektori tidak memerlukan konfigurasi tambahan selain pengelolaan konten dan struktur URL yang baik. Hal ini membuat subdirektori lebih mudah dikelola, terutama bagi website dengan konten yang saling terkait.

Bukti yang Mendukung Pengaruh Subdomain dan Subdirektori

Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan subdomain dan subdirektori dapat memengaruhi peringkat mesin pencari. Pada tahun 2007, Matt Cutts, mantan insinyur Google, menyatakan bahwa subdomain berguna untuk memisahkan konten yang berbeda-beda. Namun, ia juga menekankan bahwa Google tidak memiliki preferensi terhadap subdomain atau subdirektori dalam hal peringkat.

Tahun 2011 menjadi momen penting ketika HubPages memindahkan konten pengguna mereka ke subdomain untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh Google Panda update. Menurut laporan The Wall Street Journal dan Search Engine Watch, HubPages berhasil kembali ke tingkat lalu lintas pra-Panda dalam tiga minggu pertama setelah mengaktifkan subdomain. Ini menunjukkan bahwa subdomain bisa menjadi solusi efektif dalam situasi tertentu.

Namun, penggunaan subdomain juga memiliki risiko. Google telah mengubah algoritmanya agar hanya menampilkan satu atau dua hasil per domain, sehingga subdomain sulit untuk tampil di hasil pencarian. Hal ini bisa menjadi kendala bagi website yang bergantung pada subdomain untuk menjangkau audiens spesifik.

Bukti yang Menyanggah Pengaruh Subdomain dan Subdirektori

Banyak ahli SEO dan Google sendiri menegaskan bahwa penggunaan subdomain dan subdirektori tidak secara langsung memengaruhi peringkat. Dalam dokumentasi Google Search Central Support, disebutkan bahwa Google tidak memiliki preferensi antara subdomain dan subdirektori. Mereka menyarankan pengguna untuk memilih format yang paling mudah dikelola.

Pada tahun 2013, Matt Cutts menjawab pertanyaan serupa tentang cara Google memandang subdomain dan subdirektori. Ia menyatakan bahwa keduanya setara dan tidak memiliki dampak signifikan terhadap peringkat. Selain itu, John Mueller, sebagai Google Search Advocate, memberikan tanggapan yang jelas bahwa Google tidak mempermasalahkan penggunaan subdomain atau subdirektori dalam SEO.

Mueller juga menjelaskan bahwa subdirektori lebih mudah dikelola karena semua konten berada di satu server. Sementara itu, subdomain memerlukan verifikasi terpisah di Search Console dan pengelolaan yang lebih rumit. Namun, setelah beberapa hari pertama, proses crawling Google akan sama, dan tidak akan menyulitkan bot mesin pencari.

Kesimpulan: Penggunaan Subdomain dan Subdirektori Tidak Memengaruhi Ranking

Berdasarkan informasi yang tersedia, penggunaan subdomain dan subdirektori tidak secara langsung memengaruhi peringkat di Google Search. Keduanya berada pada level yang sama dalam hal indeksasi dan peringkat. Meskipun subdomain bisa menjadi pilihan untuk memisahkan konten tertentu, Google tidak memperhitungkan subdomain sebagai faktor utama dalam algoritma peringkat.

Jasa Stiker Kaca

Kesimpulannya, penggunaan subdomain dan subdirektori lebih merupakan keputusan teknis dan manajerial daripada faktor SEO. Penting bagi pemilik website untuk memilih format yang paling sesuai dengan kebutuhan dan struktur bisnis mereka. Jika website memiliki konten yang berbeda dan perlu dipisahkan, subdomain bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika konten saling terkait dan mudah dikelola, subdirektori lebih efisien.

Untuk memastikan bahwa website tetap optimal dalam hal SEO, penting untuk fokus pada faktor-faktor utama seperti kualitas konten, kecepatan loading, dan pengalaman pengguna. Dengan demikian, penggunaan subdomain atau subdirektori tidak akan menjadi hambatan dalam mencapai peringkat yang baik di mesin pencari.

Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang SEO dan cara mengoptimalkan website, Anda dapat mengikuti kursus SEO yang disediakan oleh DailySEO ID. Dengan pendekatan praktis dan teori yang kuat, kursus ini akan membantu Anda memahami cara meningkatkan visibilitas dan traffic organik website Anda.