Dalam era digital yang semakin berkembang, pentingnya literasi digital menjadi isu utama yang perlu diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Di tengah berbagai tantangan seperti hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian, pemerintah dan berbagai lembaga terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penggunaan internet yang sehat dan bertanggung jawab. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD), yang kini mencoba menggaet partisipasi dari berbagai kalangan, termasuk para istri anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pemilu 2024 menjadi momen penting di mana literasi digital memainkan peran krusial dalam memastikan informasi yang disebarkan benar dan tidak menimbulkan keributan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan bahwa tiga konten negatif yang perlu diperhatikan adalah hoaks, fitnah, serta ujaran kebencian. Upaya ini dilakukan agar masyarakat dapat menggunakan media digital dengan lebih bijak, menjaga perdamaian, dan memperkuat kesatuan nasional. Dalam hal ini, peran para ibu-ibu TNI menjadi sangat penting, karena mereka memiliki posisi strategis dalam keluarga dan lingkungan sosial.

Selain itu, Kominfo juga telah menjalankan program GNLD selama enam tahun terakhir. Hingga 16 Oktober 2025, sebanyak 23.752.721 peserta telah mendapatkan pelatihan literasi digital. Meskipun angka tersebut hanya mencakup sekitar 12 persen dari total penduduk Indonesia, upaya ini terus dikembangkan agar bisa mencapai seluruh masyarakat. Kolaborasi dengan berbagai komunitas, termasuk keluarga besar TNI, menjadi bagian dari strategi untuk memperluas cakupan literasi digital secara nasional.

Jasa Backlink

Peran Ibu-Ibu TNI dalam Literasi Digital

Ibu-ibu TNI, khususnya dari organisasi Dharma Pertiwi, dianggap sebagai agen penting dalam penyebaran literasi digital. Mereka sering kali menjadi pendamping suami yang bertugas di berbagai daerah, mulai dari Sabang hingga Merauke. Dengan posisi tersebut, mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga suasana keluarga dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Kominfo berupaya untuk melibatkan mereka dalam program GNLD, agar dapat menjadi contoh dalam menggunakan media digital secara sehat dan bijak.

Menkominfo Budi Arie Setiadi menyampaikan bahwa mendidik perempuan adalah cara untuk membentuk sebuah bangsa. Hal ini didasarkan pada kutipan mantan Presiden Tanzania, Julius Nyerere, yang menyatakan bahwa “kalau kita mendidik pribadi laki-laki adalah mendidik seseorang, tapi kalau mendidik pribadi perempuan kita mendidik sebuah bangsa.” Dengan demikian, pihaknya percaya bahwa melalui peran ibu-ibu TNI, literasi digital dapat menyebar lebih luas dan efektif.

Selain itu, program GNLD juga bertujuan untuk memberdayakan keluarga besar TNI sebagai pegiat literasi digital nasional. Dengan adanya pelatihan dan edukasi, para istri TNI diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam menghadapi ancaman digital seperti hoaks dan ujaran kebencian. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas sosial dan politik di tengah penyelenggaraan Pemilu 2024, di mana informasi yang akurat sangat dibutuhkan.

Persiapan Menghadapi Pemilu 2024

Pemilu 2024 menjadi salah satu acara penting yang membutuhkan persiapan matang, baik dari segi teknis maupun sosial. Dalam konteks ini, literasi digital menjadi alat yang sangat penting untuk memastikan proses pemilu berjalan lancar dan transparan. Kominfo menekankan bahwa masyarakat harus waspada terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya, terutama saat hasil quick count atau survei dikeluarkan oleh lembaga tertentu.

Ketua Dharma Pertiwi Vero Yudo Margono, yang juga merupakan istri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, mengimbau para istri TNI untuk tetap tenang dan tidak langsung merespons informasi yang belum tentu benar. Ia menekankan bahwa sebagai pendamping suami, para istri harus memprioritaskan keharmonisan keluarga dan menjaga stabilitas sosial. Dengan demikian, mereka dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam menghadapi dinamika pemilu.

Selain itu, Vero juga menyoroti pentingnya kemampuan para ibu dalam mengoperasikan media sosial secara bijak. Mereka diharapkan mampu memahami perkembangan teknologi dan menjaga keamanan diri serta keluarga dari bahaya digital. Hal ini juga mencakup pengawasan terhadap anak-anak yang masih di bawah umur, agar mereka tidak terpapar konten negatif yang dapat merusak perkembangan mereka.

Strategi Literasi Digital yang Dilakukan Kominfo

Kominfo tidak hanya fokus pada pencegahan konten negatif, tetapi juga mengembangkan berbagai strategi untuk meningkatkan literasi digital di seluruh Indonesia. Program GNLD menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam menjawab tantangan digital yang semakin kompleks. Dari total 215,63 juta pengguna internet di Indonesia, hingga 16 Oktober 2025, sebanyak 23.752.721 peserta telah mendapatkan pelatihan literasi digital. Angka ini menunjukkan bahwa meski masih rendah, upaya yang dilakukan terus berkembang.

Untuk memperluas cakupan, Kominfo bekerja sama dengan berbagai institusi dan komunitas. Salah satunya adalah Dharma Pertiwi TNI, yang dianggap memiliki potensi besar dalam menyebarkan literasi digital. Dengan memanfaatkan jaringan dan kedekatan mereka dengan masyarakat, para istri TNI diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam menghadapi tantangan digital.

Selain itu, Kominfo juga mengedepankan pendekatan edukasi yang berkelanjutan. Pelatihan dan sosialisasi terus dilakukan agar masyarakat dapat memahami risiko dan manfaat penggunaan internet. Dengan demikian, literasi digital tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

Jasa Stiker Kaca

Dampak Literasi Digital terhadap Stabilitas Sosial

Literasi digital tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada stabilitas sosial secara keseluruhan. Dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan penggunaan internet yang sehat, risiko penyebaran hoaks dan ujaran kebencian dapat diminimalisir. Hal ini sangat penting dalam konteks pemilu, di mana informasi yang akurat menjadi kunci untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik.

Kominfo menekankan bahwa masyarakat harus mampu membedakan informasi yang benar dan yang palsu. Dengan demikian, mereka tidak mudah terpengaruh oleh hoaks yang dapat memicu konflik atau ketidakstabilan. Selain itu, literasi digital juga membantu masyarakat dalam mengambil keputusan yang tepat, terutama dalam pemilihan calon pemimpin.

Selain itu, literasi digital juga berperan dalam membangun kepercayaan antar masyarakat. Dengan informasi yang akurat dan transparan, masyarakat dapat saling memahami dan menjaga harmoni sosial. Hal ini sangat penting dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, terutama di tengah dinamika politik yang semakin kompleks.

Langkah-Langkah yang Dilakukan untuk Meningkatkan Literasi Digital

Untuk meningkatkan literasi digital, Kominfo melakukan berbagai langkah strategis. Pertama, pihaknya mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk para istri TNI. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, seperti penggunaan media sosial secara bijak, pengenalan hoaks, dan cara melindungi diri dari ancaman digital.

Kedua, Kominfo juga bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi untuk memperluas cakupan pelatihan. Dengan kolaborasi ini, literasi digital dapat menjangkau lebih banyak orang, terutama di daerah-daerah yang kurang tersentuh oleh program digital.

Ketiga, pihaknya terus mengembangkan inovasi dalam penyampaian materi literasi digital. Misalnya, dengan menggunakan platform online dan aplikasi mobile, masyarakat dapat mengakses materi pelatihan kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian, literasi digital tidak hanya terbatas pada kegiatan tatap muka, tetapi juga bisa dilakukan secara virtual.

Keempat, Kominfo juga menekankan pentingnya evaluasi dan pemantauan dalam pelaksanaan program GNLD. Dengan data yang akurat dan real-time, pihaknya dapat mengevaluasi efektivitas pelatihan dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Dengan demikian, program literasi digital dapat terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.