Dalam era digital yang semakin berkembang, strategi pemasaran online menjadi kunci sukses bagi bisnis. Salah satu aspek utama dalam pemasaran digital adalah Search Engine Optimization (SEO), yang memastikan situs web bisnis muncul di halaman pertama hasil pencarian Google. Namun, banyak praktisi SEO dan pebisnis sering kali mengalami kesalahpahaman tentang metrik mana yang seharusnya digunakan sebagai KPI utama dalam kampanye SEO. Banyak dari mereka masih fokus pada “ranking” keyword sebagai indikator keberhasilan, padahal, menurut penelitian terbaru, ranking tidak selalu mencerminkan dampak nyata terhadap bisnis.
Pada tahun 2025, Google meluncurkan berbagai perubahan besar dalam algoritma pencariannya, termasuk update terkini seperti Core Update Maret 2025 dan AI Overview. Hal ini membuat praktisi SEO harus lebih waspada dalam menentukan metrik yang tepat untuk mengukur efektivitas strategi mereka. Dengan fluktuasi ranking yang tinggi, perbedaan SERP antar pengguna, serta kemungkinan manipulasi oleh teknik SEO yang tidak etis, menjadikan ranking sebagai indikator yang kurang akurat.
Selain itu, banyak bisnis mengalami masalah dengan konversi meskipun memiliki traffic organik yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ranking tidak secara langsung mengubah kinerja bisnis. Oleh karena itu, para praktisi SEO perlu beralih ke metrik yang lebih relevan dan objektif, seperti traffic organik, share pasar SEO, konversi, dan jumlah prospek yang datang. Dengan pendekatan yang lebih holistik, bisnis dapat memperoleh hasil yang lebih nyata dan berkelanjutan.
Alasan Mengapa Ranking Tidak Cocok Sebagai KPI Utama SEO
1. Ranking Bersifat Fluktuatif
Ranking situs web bisa berubah-ubah setiap hari, bahkan dalam hitungan jam. Situs yang berada di posisi pertama pada Senin mungkin turun ke peringkat lima dalam waktu dua jam. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk update algoritma Google, perubahan konten kompetitor, atau aktivitas crawling mesin pencari.
Menurut laporan dari Google Search Central, perubahan algoritma seperti Core Update Maret 2025 bisa menyebabkan fluktuasi besar dalam ranking. Hal ini membuat pengukuran performa SEO hanya berdasarkan ranking menjadi tidak stabil dan tidak dapat diandalkan.
2. SERP Setiap Pengguna Bisa Berbeda
Setiap pengguna memiliki pengalaman pencarian yang berbeda karena faktor lokasi, riwayat pencarian, dan preferensi pribadi. Misalnya, kata kunci “rumah sakit terdekat” akan menampilkan hasil berbeda jika dicari dari Jakarta dibandingkan Bandung.
Ini berarti bahwa ranking yang baik di satu lokasi belum tentu terlihat oleh pengguna lain. Dengan demikian, mengukur keberhasilan SEO hanya berdasarkan ranking bisa menghasilkan data yang tidak representatif.
3. Ranking Bisa Dimanipulasi
Beberapa praktik SEO yang tidak etis, seperti cloaking, keyword stuffing, atau backlink spam, bisa membuat situs tampil di posisi atas dalam waktu singkat. Namun, metode ini tidak akan bertahan lama dan berpotensi menyebabkan penalti dari Google.
Sebuah studi terbaru dari Google mengungkapkan bahwa situs yang menggunakan teknik SEO jangka pendek cenderung mengalami penurunan ranking setelah algoritma diupdate. Hal ini menunjukkan bahwa ranking yang diperoleh melalui cara tidak sehat tidak dapat dijadikan indikator keberhasilan jangka panjang.
4. Tidak Merepresentasikan Dampak SEO Secara Langsung Terhadap Bisnis
Meskipun ranking menunjukkan visibilitas situs, hal ini tidak selalu berdampak pada konversi atau pendapatan. Traffic yang tinggi tetapi tidak diklik atau tidak menghasilkan leads tidak akan memberikan manfaat nyata bagi bisnis.
Berdasarkan data dari SparkToro, Google Search mengalami pertumbuhan 20% pada tahun 2024, tetapi banyak bisnis mengalami kesulitan dalam mengubah traffic tersebut menjadi konversi. Hal ini membuktikan bahwa ranking tidak cukup untuk menilai keberhasilan SEO.
5. Tidak Bisa Menargetkan Keyword Tertentu untuk Ranking di SERP
Berbeda dengan SEM (Search Engine Marketing) yang memungkinkan pengiklan menetapkan keyword untuk muncul di hasil pencarian, SEO tidak memiliki kontrol penuh atas posisi situs. Mesin pencari akan menentukan hasil berdasarkan intent pengguna dan kualitas konten.
Menurut panduan terbaru dari Google, praktisi SEO harus fokus pada optimasi konten dan pengalaman pengguna, bukan hanya pada target keyword tertentu. Dengan demikian, ranking tidak bisa menjadi acuan utama dalam mengukur performa SEO.
Metrik yang Lebih Cocok untuk KPI SEO Utama
1. Organic Traffic
Traffic organik adalah metrik yang paling penting untuk mengukur keberhasilan SEO. Jika situs menerima traffic yang tinggi dari mesin pencari, ini menunjukkan bahwa strategi SEO telah berhasil meningkatkan visibilitas.
Menurut laporan Google Search Central, traffic organik yang stabil menunjukkan bahwa situs telah membangun otoritas dan kredibilitas yang kuat.
2. Traffic Share/SEO Market Share
Traffic share mengukur persentase traffic yang diterima situs dari total traffic di bidang yang sama. Dengan memantau traffic share, bisnis dapat mengetahui apakah strategi SEO mereka unggul dibandingkan kompetitor.
3. Konversi
Konversi adalah metrik yang paling langsung menunjukkan dampak SEO terhadap bisnis. Jika traffic organik berubah menjadi leads atau penjualan, ini menunjukkan bahwa strategi SEO telah berhasil.
4. Jumlah Prospek yang Datang
Jumlah prospek yang datang dari situs juga menjadi indikator penting. Jika situs mampu menarik prospek potensial, ini menunjukkan bahwa konten dan optimasi telah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Tips untuk Menggunakan KPI SEO yang Tepat
-
Fokus pada Tujuan Bisnis
Pastikan KPI yang dipilih sesuai dengan tujuan bisnis. Jika tujuannya adalah meningkatkan penjualan, maka konversi dan jumlah prospek adalah metrik utama. -
Gunakan Tools Analisis yang Akurat
Gunakan tools seperti Google Analytics 4, Ahrefs, atau SEMrush untuk mengukur traffic, konversi, dan perilaku pengguna. -
Kombinasikan Data dari Berbagai Sumber
Jangan hanya bergantung pada satu sumber data. Kombinasikan data dari Google Search Console, analytics, dan tools lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. -
Lakukan Audit Berkala
Lakukan audit SEO secara berkala untuk memastikan bahwa strategi tetap efektif dan sesuai dengan perubahan algoritma Google. -
Pelajari dari Kompetitor
Pantau strategi kompetitor untuk mengetahui apa yang bekerja dan apa yang tidak. Dengan demikian, Anda dapat menyesuaikan strategi SEO Anda.
Kesimpulan
Menggunakan ranking sebagai KPI utama SEO tidak lagi relevan di era 2025. Dengan perubahan algoritma Google dan tren baru dalam pencarian, praktisi SEO harus beralih ke metrik yang lebih objektif dan relevan dengan tujuan bisnis. Traffic organik, konversi, dan jumlah prospek adalah indikator yang lebih baik untuk mengevaluasi keberhasilan kampanye SEO.
Dengan pendekatan yang lebih holistik, bisnis dapat memperoleh hasil yang lebih nyata dan berkelanjutan. Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang strategi SEO yang efektif, ikuti kursus SEO Fundamental atau Intermediate yang disediakan oleh DailySEO ID. Dengan pemahaman yang lebih dalam, Anda dapat memaksimalkan potensi SEO untuk bisnis Anda.







