Google kembali memperbarui aturan terkait penggunaan structured data untuk kebijakan pengembalian (return policy) di situs e-commerce. Perubahan ini menambahkan returnPolicyCountry sebagai field wajib dalam struktur schema markup yang digunakan oleh merchant (penjual) untuk mengelola informasi pengembalian produk. Pembaruan ini menjadi penting karena semakin banyak bisnis online yang memprioritaskan transparansi dan kejelasan dalam proses pengembalian barang, terutama di tengah tren digitalisasi belanja online yang meningkat pesat.

Dalam dokumentasi terbaru dari Google Search Central, disebutkan bahwa setiap MerchantReturnPolicy harus mencantumkan negara tempat kebijakan tersebut berlaku. Hal ini membantu mesin pencari seperti Google memahami dengan lebih baik konteks pengembalian produk, sehingga dapat menampilkan informasi yang relevan kepada pengguna. Dengan demikian, structured data tidak hanya berfungsi sebagai alat teknis, tetapi juga sebagai sarana komunikasi antara bisnis dan konsumen.

Perubahan ini juga memengaruhi cara merchant merancang dan menerapkan schema markup pada halaman produk mereka. Sebelumnya, beberapa properti seperti returnPolicyCategory, merchantReturnDays, dan returnFees sudah dikenal, tetapi sekarang returnPolicyCountry menjadi elemen yang mutlak diperlukan. Penggunaan kode negara dalam format two-letter ISO 3166-1 alpha-2 (seperti “ID” untuk Indonesia atau “US” untuk Amerika Serikat) memastikan akurasi dan kesesuaian dengan regulasi lokal.

Jasa Backlink

Apa yang Harus Dilakukan Merchant?

Merchant yang ingin tetap kompetitif di mesin pencari perlu memperhatikan penerapan structured data secara tepat. Berikut langkah-langkah yang direkomendasikan:

  1. Update Schema Markup: Pastikan semua MerchantReturnPolicy yang ada di situs e-commerce dilengkapi dengan returnPolicyCountry. Contoh struktur yang benar adalah:
    json
    "hasMerchantReturnPolicy": {
    "@type": "MerchantReturnPolicy",
    "applicableCountry": "ID",
    "returnPolicyCountry": "ID",
    "returnPolicyCategory": "https://schema.org/MerchantReturnFiniteReturnWindow",
    "merchantReturnDays": 30,
    "returnMethod": "https://schema.org/ReturnByMail",
    "returnFees": "https://schema.org/FreeReturn"
    }

  2. Validasi dengan Google Tools: Gunakan Rich Results Test Google untuk memastikan struktur data Anda sesuai dengan standar terbaru. Jika ada kesalahan, alat ini akan memberi notifikasi dan saran perbaikan.

  3. Pantau Melalui Google Search Console: Manfaatkan fitur Search Console untuk melacak performa structured data dan mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul.

  4. Perbarui Dokumentasi Internal: Pastikan tim SEO atau developer memahami perubahan ini dan memasukkannya ke dalam panduan internal. Ini membantu menjaga konsistensi dan menghindari kesalahan penerapan di masa depan.

Mengapa Perubahan Ini Penting?

Pembaruan ini tidak hanya tentang kepatuhan terhadap aturan Google, tetapi juga bagian dari upaya untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan menambahkan returnPolicyCountry, merchant bisa memastikan bahwa informasi pengembalian produk yang ditampilkan di hasil pencarian (seperti Featured Snippet) sesuai dengan lokasi pelanggan. Misalnya, jika pengguna dari Indonesia mencari produk, maka kebijakan pengembalian yang ditampilkan akan sesuai dengan regulasi Indonesia, bukan negara lain.

Selain itu, structured data yang akurat juga berdampak positif pada SEO. Google cenderung memprioritaskan situs yang menyediakan informasi jelas dan mudah dipahami. Dengan demikian, pembaruan ini bisa meningkatkan visibilitas situs e-commerce di hasil pencarian dan meningkatkan konversi penjualan.

Dampak pada Bisnis Online

Banyak bisnis online yang saat ini masih menggunakan struktur schema markup lama tanpa memasukkan returnPolicyCountry. Perubahan ini bisa menyebabkan ketidaksesuaian data dan bahkan penghapusan informasi penting dari hasil pencarian. Oleh karena itu, merchant perlu segera melakukan audit dan perbaikan pada structured data mereka.

Beberapa contoh dampak nyata dari perubahan ini antara lain:
Kesalahan Informasi: Jika returnPolicyCountry tidak dimasukkan, Google mungkin menampilkan kebijakan pengembalian yang tidak sesuai dengan lokasi pengguna.
Kurangnya Visibilitas: Situs yang tidak memenuhi syarat structured data baru mungkin tidak muncul di Featured Snippet atau AI Overview.
Risiko Penurunan Traffic: Jika informasi pengembalian tidak jelas, konsumen mungkin enggan membeli produk, sehingga traffic dan penjualan bisa turun.

Tips untuk Merchant

Untuk membantu merchant menghadapi perubahan ini, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

  1. Gunakan Alat Bantu: Ada beberapa alat seperti Schema App atau JSON-LD Generator yang bisa membantu membuat dan menguji schema markup dengan cepat.
  2. Pelatihan Tim: Pastikan tim SEO dan developer memahami perubahan ini. Pelatihan atau workshop bisa menjadi solusi efektif.
  3. Lakukan Uji Coba: Lakukan uji coba pada satu halaman produk terlebih dahulu sebelum menerapkannya secara menyeluruh.
  4. Ikuti Update Terbaru: Selalu pantau dokumen resmi Google Search Central dan ikuti perkembangan terkini terkait structured data.

Kapan Perubahan Ini Mulai Berlaku?

Meskipun Google belum secara eksplisit menyebutkan tanggal mulai berlakunya perubahan ini, para praktisi SEO menduga bahwa perubahan akan mulai berdampak pada awal tahun 2025. Oleh karena itu, merchant sebaiknya segera memperbarui struktur schema markup mereka agar tidak ketinggalan.

Kesimpulan

Perubahan dalam aturan structured data untuk return policy oleh Google merupakan langkah penting dalam meningkatkan transparansi dan pengalaman pengguna. Merchant yang proaktif dalam mengimplementasikan perubahan ini akan memiliki keuntungan signifikan dalam bersaing di mesin pencari. Selain itu, perubahan ini juga menjadi indikator bahwa Google semakin fokus pada kualitas dan relevansi informasi yang ditampilkan di hasil pencarian.

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang structured data dan cara mengoptimalkannya, kunjungi Google Search Central.

Jasa Stiker Kaca