Konten menjadi tulang punggung dari keberhasilan strategi SEO. Meski ada banyak faktor yang memengaruhi peringkat di mesin pencari, kualitas konten tetap menjadi salah satu aspek utama yang diperhatikan oleh algoritma Google dan pengguna. Namun, dalam praktiknya, banyak content writer masih melakukan kesalahan yang bisa merusak efektivitas konten dan bahkan mengurangi trafik website. Dalam artikel ini, kita akan membahas enam kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis konten dan bagaimana menghindarinya.

Menulis konten tanpa memperhatikan tata bahasa dan ejaan bisa berdampak negatif terhadap reputasi website. Kesalahan kecil seperti typo atau frasa tidak jelas bisa membuat pembaca bingung dan mengurangi tingkat kepercayaan terhadap konten. Selain itu, search engine juga mungkin menganggap konten tersebut tidak berkualitas, sehingga mengurangi peluang untuk muncul di halaman pertama hasil pencarian. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi penulis untuk selalu melakukan proofreading atau menggunakan tools seperti Grammarly dan Hemingway Editor.

Selain itu, banyak penulis konten hanya fokus pada volume kata daripada kualitas informasi yang disampaikan. Padahal, Google lebih memprioritaskan konten yang memberikan solusi nyata bagi pengguna. Konten yang panjang tapi tidak relevan justru bisa menyebabkan pengguna meninggalkan website lebih cepat. Oleh karena itu, penulis harus memastikan bahwa setiap paragraf memiliki tujuan jelas dan memberikan nilai tambah kepada pembaca.

Jasa Backlink

Menggunakan header tag secara berlebihan juga bisa menjadi masalah. Banyak penulis cenderung mengisi setiap header dengan pertanyaan, meskipun hal ini sebenarnya tidak dianjurkan. Header yang terlalu banyak bisa membuat struktur konten menjadi kacau dan mengurangi kemampuan search engine dalam memahami topik utama. Penulis sebaiknya fokus pada penggunaan header yang jelas dan sesuai dengan isi konten, bukan sekadar menambahkan pertanyaan untuk menarik perhatian.

Selain itu, menerbitkan konten setiap hari atau setiap minggu tanpa ada informasi baru juga bisa merugikan. Konten yang dibuat hanya untuk menjaga frekuensi posting bisa menghasilkan kualitas yang rendah dan mengurangi pengalaman pengguna. Sebaliknya, memperbarui konten lama yang sudah tidak relevan bisa menjadi strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan trafik dan peringkat.

Dengan memahami kesalahan-kesalahan ini, content writer dapat meningkatkan kualitas konten dan meningkatkan peluang website untuk muncul di halaman pertama hasil pencarian. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang enam kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis konten dan cara menghindarinya.

Kesalahan Tata Bahasa dan Ejaan

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh content writer adalah kurangnya perhatian terhadap tata bahasa dan ejaan. Kesalahan kecil seperti typo atau penggunaan kata yang tidak tepat bisa mengurangi kredibilitas konten dan membuat pembaca merasa tidak percaya. Selain itu, kesalahan tata bahasa juga bisa mengganggu alur penulisan dan membuat konten sulit dipahami.

Untuk menghindari kesalahan ini, penulis sebaiknya melakukan proofreading atau meminta tim editor untuk memeriksa konten sebelum diterbitkan. Jika tidak memiliki tim editor, penulis bisa menggunakan tools seperti Grammarly, Hemingway Editor, atau Google Docs untuk menganalisis kesalahan. Selain itu, membaca ulang konten beberapa kali juga bisa membantu menemukan kesalahan yang mungkin terlewat.

Menulis Konten Hanya Berdasarkan Search Volume Keyword

Banyak content writer cenderung fokus pada keyword dengan search volume tinggi, tanpa mempertimbangkan apakah konten tersebut benar-benar relevan dengan kebutuhan pengguna. Meskipun keyword dengan volume pencarian tinggi bisa membantu meningkatkan trafik, konten yang hanya berisi informasi dasar tanpa solusi nyata bisa gagal dalam memenuhi harapan pengguna.

Google lebih memprioritaskan konten yang ditulis untuk manusia, bukan hanya untuk search engine. Oleh karena itu, penulis perlu memastikan bahwa konten memberikan jawaban yang jelas dan informatif. Untuk mencari ide konten, penulis bisa menggunakan tools seperti AlsoAsked.com, analisis PAA (People Also Ask), atau melihat pertanyaan di kolom komentar. Selain itu, survei terhadap pelanggan atau diskusi dengan tim CS juga bisa membantu menemukan topik-topik yang relevan.

Mengedepankan Kuantitas Daripada Kualitas

Banyak content writer menganggap bahwa semakin banyak konten yang diterbitkan, semakin baik performa website. Namun, fokus pada jumlah konten bisa mengurangi kualitas informasi yang disampaikan. Konten yang terlalu banyak dan tidak terstruktur bisa menyebabkan pembaca merasa kewalahan dan meninggalkan website lebih cepat.

Untuk menghindari masalah ini, penulis sebaiknya fokus pada kualitas konten daripada jumlah. Membuat konten yang informatif, mudah dipahami, dan memberikan solusi nyata akan lebih efektif dalam meningkatkan trafik dan peringkat. Selain itu, memperbarui konten lama yang sudah tidak relevan juga bisa menjadi strategi yang lebih baik daripada membuat konten baru yang tidak bermutu.

Jasa Stiker Kaca

Terlalu Fokus Pada Jumlah Kata

Beberapa content writer mengira bahwa semakin panjang konten, semakin baik. Namun, tidak semua konten membutuhkan ribuan kata. Beberapa halaman bisa mendapatkan trafik hanya dengan 300–400 kata jika informasi yang disampaikan jelas dan langsung ke inti.

Penulis sebaiknya mempertimbangkan tujuan dari konten tersebut. Jika solusi yang dicari oleh pengguna singkat, maka konten yang terlalu panjang bisa membuat pembaca merasa terganggu. Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, penulis bisa menggunakan format yang beragam seperti video, tabel, grafik, atau infografik. Selain itu, menambahkan sesi FAQ juga bisa membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tambahan tanpa memperpanjang konten terlalu banyak.

Selalu Mengisi Header Tag dengan Pertanyaan

Tren penggunaan header tag sebagai pertanyaan mulai marak setelah hadirnya FAQ schema. Namun, saat ini tren ini mulai berkurang karena search engine mulai mengabaikan format ini. Penggunaan header tag yang terlalu banyak sebagai pertanyaan bisa membuat struktur konten menjadi kacau dan mengurangi kemampuan search engine dalam memahami topik utama.

Penulis sebaiknya fokus pada penggunaan header tag yang jelas dan sesuai dengan isi konten. Header yang terlalu banyak bisa membuat pembaca bingung dan mengurangi kualitas konten. Selain itu, penulis juga perlu memastikan bahwa setiap header relevan dengan konten sebelumnya dan tidak mengandung informasi yang tidak diperlukan.

Menerbitkan Konten Setiap Hari atau Pekan

Banyak content writer menganggap bahwa menerbitkan konten setiap hari atau setiap minggu adalah strategi yang efektif. Namun, jika tidak ada informasi baru yang ingin disampaikan, konten yang dibuat bisa menghasilkan kualitas yang rendah dan mengurangi pengalaman pengguna.

Sebaliknya, memperbarui konten lama yang sudah tidak relevan bisa menjadi strategi yang lebih baik. Memperbaiki broken link, menambahkan informasi terbaru, atau mengubah struktur konten bisa membantu meningkatkan trafik dan peringkat. Selain itu, konten yang up to date dan jelas bisa memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan terhadap website.