Di tengah dinamika perekonomian yang terus berkembang, khususnya di Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2025, jumlah UKM di Indonesia mencapai 64,2 juta unit, dengan rincian 63,4 juta usaha mikro, 783.100 usaha kecil, dan 60.700 usaha menengah. Angka ini menunjukkan bahwa UKM tidak hanya menjadi bagian penting dari struktur ekonomi tetapi juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh UKM semakin kompleks seiring dengan perubahan global dan perkembangan teknologi. Untuk tetap bertahan dan berkembang, UKM masa depan harus memenuhi beberapa kriteria utama yang akan membantu mereka menghadapi persaingan dan tantangan di masa depan. Berikut adalah lima kriteria utama yang diperlukan untuk UKM di Indonesia agar bisa tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Memiliki Legalitas Bisnis yang Lengkap

Salah satu kriteria utama yang harus dipenuhi oleh UKM adalah memiliki legalitas bisnis yang lengkap. Legalitas bisnis seperti Nomor Identifikasi Usaha (NIB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK), serta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan langkah awal yang penting dalam membangun kepercayaan dan akses ke berbagai program pengembangan dan pembiayaan. Dengan legalitas yang jelas, UKM dapat lebih mudah mengakses pasar dan menjalin kerja sama dengan pihak lain.

Jasa Backlink

Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2025, hampir 40% UKM masih belum memiliki legalitas yang lengkap. Hal ini membuat mereka sulit untuk berkembang dan mengakses modal. Oleh karena itu, penting bagi UKM untuk memastikan bahwa semua dokumen legalitas sudah terpenuhi. Layanan seperti pembuatan NIB dan NPWP bisa menjadi solusi cepat dan efisien bagi UKM yang ingin memperkuat dasar hukum bisnis mereka.

Menggunakan Ilmu dan Riset untuk Inovasi

Inovasi menjadi salah satu aspek kunci dalam pertumbuhan UKM. Di era digital, UKM harus mampu memproses data dan riset ilmiah untuk menghasilkan produk atau layanan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Riset pasar melalui survei atau analisis data bisa menjadi alat yang efektif dalam memahami kebutuhan konsumen dan mengembangkan strategi bisnis yang tepat.

Menurut laporan dari Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2025, UKM yang aktif melakukan riset pasar dan mengintegrasikan hasilnya ke dalam produk mereka cenderung lebih sukses dalam menghadapi persaingan. Misalnya, UKM yang menggunakan data pelanggan untuk mengembangkan produk baru sering kali mampu meningkatkan daya saing dan loyalitas pelanggan.

Meningkatkan Digitalisasi dalam Aktivitas Bisnis

Digitalisasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis modern. UKM masa depan harus mampu mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jaringan pasar, dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Tidak hanya terbatas pada pemasaran online, digitalisasi juga mencakup penggunaan sistem manajemen bisnis, penggunaan AI, big data, IoT, dan blockchain.

Dalam laporan dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pada tahun 2025, sekitar 65% UKM yang berhasil berkembang memiliki strategi digital yang kuat. Teknologi seperti e-commerce, media sosial, dan platform digital lainnya memberikan peluang besar bagi UKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan. Selain itu, penggunaan teknologi juga membantu UKM dalam mengoptimalkan proses bisnis dan mengurangi biaya operasional.

Memperhatikan Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial

Tren keberlanjutan dan tanggung jawab sosial (CSR) semakin menjadi perhatian publik. UKM masa depan harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial dalam operasional bisnis mereka. Konsumen semakin sadar akan isu lingkungan dan sosial, sehingga UKM yang menerapkan prinsip keberlanjutan cenderung lebih diminati.

Laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan bahwa UKM yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan dan memperhatikan dampak sosial cenderung memiliki reputasi yang lebih baik. Contohnya, UKM yang menggunakan kemasan daur ulang atau memperhatikan kesejahteraan karyawan sering kali mendapat dukungan dari masyarakat dan pelanggan.

Membangun Konektivitas dan Kolaborasi

Konektivitas dan kolaborasi antar UKM menjadi faktor penting dalam menghadapi persaingan global. UKM masa depan harus mampu berkolaborasi dengan pihak lain, baik dalam bentuk kemitraan, jaringan, atau platform digital. Konektivitas memungkinkan UKM untuk memperluas jangkauan pasar, mengakses sumber daya baru, dan berbagi risiko serta manfaat dengan mitra bisnis.

Menurut laporan dari Asosiasi UKM Indonesia (AUKMI) pada tahun 2025, UKM yang aktif berjejaring dan berkolaborasi cenderung lebih kuat dan stabil dalam menghadapi tantangan pasar. Misalnya, UKM yang bekerja sama dengan pihak lain dalam hal distribusi atau pemasaran sering kali mampu meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional.

Jasa Stiker Kaca

Kesimpulan

Untuk tetap relevan dan kompetitif di tengah perubahan global, UKM di Indonesia harus memenuhi lima kriteria utama tersebut. Dengan memiliki legalitas bisnis yang lengkap, menerapkan inovasi berbasis riset, meningkatkan digitalisasi, memperhatikan keberlanjutan, dan membangun kolaborasi yang kuat, UKM dapat memperkuat posisi mereka dalam pasar yang semakin kompetitif. Dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait juga sangat penting dalam memfasilitasi pertumbuhan UKM yang berkelanjutan.