LHOKSEUMAWE – Krisis pangan yang mengancam wilayah terisolir di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah direspons cepat oleh Pemerintah Pusat. Pada Minggu (21/12/2025), sebanyak 10 ton beras bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi dikirimkan menggunakan armada motor TNI melalui medan ekstrem.

Berikut adalah poin-poin utama dari aksi tersebut:

1. Distribusi Non-Konvensional Akibat akses jalan utama yang putus total diterjang banjir dan longsor, truk logistik tidak dapat masuk. Sebagai solusinya, Korem 011/Lilawangsa mengerahkan 100 personel sepeda motor.

Kapasitas: Masing-masing motor membawa 25 kg beras.

Target: 5 ton untuk Bener Meriah dan 5 ton untuk Aceh Tengah.

Durasi: Pendistribusian dijadwalkan selesai dalam dua hari.

2. Kehadiran Negara di Wilayah Terisolir Irjen Kementan Letjen TNI (Purn) Irham Waroihan, saat memantau pelepasan bantuan di Lhokseumawe, menegaskan bahwa langkah ini adalah tindak lanjut arahan Presiden untuk merespons kelangkaan beras. “Apresiasi bagi TNI yang tanggap menembus medan berat. Kami pastikan logistik sampai ke warga yang paling membutuhkan,” ujar Irham.

3. Jalur Udara Disiagakan Selain jalur darat, pemerintah membuka opsi pengiriman udara. Kementan telah berkoordinasi dengan Lanud Sultan Iskandar Muda untuk mengirimkan 8 ton beras tambahan guna memperkuat stok pangan di dataran tinggi Aceh.

4. Ultimatum Anti-Korupsi Mentan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan jaminan keamanan bantuan dari praktik penyelewengan. Ia menegaskan pengawasan dilakukan secara berlapis dari pusat hingga titik serah.

“Jangan main-main. Jika ada indikasi korupsi, laporkan. Jika terbukti, saya langsung pecat!” tegas Mentan Amran.

5. Sinergi Lintas Lembaga Operasi ini merupakan kolaborasi taktis antara Kementan, Bapanas, TNI, dan BNPB untuk memastikan ketahanan pangan masyarakat tetap terjaga di tengah kepungan bencana.