Rumah adat merupakan salah satu aset budaya yang sangat penting dalam menjaga identitas dan kekayaan tradisi suatu daerah. Di Indonesia, setiap provinsi memiliki ciri khas masing-masing, termasuk Kalimantan Selatan yang dikenal dengan rumah adatnya yang unik dan penuh makna. Rumah adat Kalimantan Selatan tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol dari kehidupan sosial, agama, dan nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang keunikan dan ciri khas rumah adat Kalimantan Selatan serta bagaimana peran mereka dalam memperkaya kebudayaan Nusantara.
Kalimantan Selatan, yang terletak di bagian tengah Pulau Kalimantan, memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Salah satu bentuk warisan tersebut adalah rumah adat yang mencerminkan kehidupan masyarakat suku Banjar. Setiap jenis rumah adat memiliki struktur, desain, dan fungsi yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki kesamaan dalam hal estetika dan makna filosofis. Mereka bukan hanya bangunan biasa, melainkan representasi dari cara hidup, nilai-nilai spiritual, dan hubungan antara manusia dengan alam. Melalui pelestarian rumah adat, masyarakat Kalimantan Selatan berupaya menjaga keberlanjutan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Selain itu, rumah adat Kalimantan Selatan juga menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi para pengunjung. Wisata budaya semacam ini memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Dengan penjelasan lengkap tentang berbagai jenis rumah adat, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam kepada pembaca tentang kekayaan budaya yang ada di Kalimantan Selatan.
Jenis-Jenis Rumah Adat Kalimantan Selatan
Di Kalimantan Selatan, terdapat beberapa jenis rumah adat yang memiliki ciri khas tersendiri. Setiap jenis rumah adat memiliki makna dan fungsi yang berbeda, tergantung pada konteks sejarah dan kebutuhan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa contoh rumah adat yang paling dikenal:
1. Rumah Ba’anjung Gajah Baliku
Rumah Ba’anjung Gajah Baliku adalah salah satu rumah adat tradisional suku Banjar yang memiliki struktur dan desain yang unik. Dahulunya, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal bagi para keturunan garis pertama atau bubuhan para gusti, yaitu calon pengganti Sultan. Karena fungsinya sebagai rumah kesultanan, struktur bangunannya dibuat dengan perhitungan yang matang, termasuk konstruksi atap dan lantai.
Atap Rumah Ba’anjung Gajah Baliku menggunakan konstruksi kuda dengan atap perisai atau disebut atap gajah. Lantai ruangan dirancang secara datar sehingga dinamakan Ambin Sayup. Perbedaan utama antara rumah ini dengan Bubungan Tinggi adalah pada struktur lantai yang tidak berjenjang. Hal ini mencerminkan tata nilai ruangan yang lebih egaliter dibandingkan dengan sistem hierarki kesultanan.
2. Rumah Bubungan Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi adalah salah satu rumah adat paling ikonik di Kalimantan Selatan. Nama “Bubungan Tinggi” merujuk pada bentuk atap yang tinggi dan kemiringan sekitar 45 derajat. Awalnya, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal para keluarga kerajaan, tetapi seiring waktu, banyak masyarakat umum yang mulai membangun rumah dengan gaya serupa.
Struktur bangunan rumah ini mirip dengan rumah panggung, dengan kayu ulin sebagai bahan utama karena daya tahan yang kuat. Atap rumah Bubungan Tinggi disebut atap pelana karena bentuknya seperti pelana kuda. Selain itu, atap juga memiliki motif hias yang indah, yang mencerminkan seni dan kepercayaan masyarakat setempat.
3. Rumah Tadah Alas
Rumah Tadah Alas merupakan pengembangan dari rumah balai bini. Ciri khasnya adalah atap perisai yang ditempatkan di bagian depan, yang disebut “Tadah Alas”. Atap ini menutupi seluruh ruangan, termasuk ruang Surambi Pamedangan. Struktur bangunan rumah ini memiliki bentuk persegi empat yang memanjang dari depan ke belakang.
Penggunaan atap perisai atau Atap Gajah membuat rumah ini memiliki tampilan yang khas dan mudah dikenali. Keunikan ini mencerminkan kekayaan seni dan arsitektur tradisional suku Banjar yang masih dipertahankan hingga saat ini.
4. Rumah Palimbangan
Rumah Palimbangan memiliki fungsi khusus sebagai tempat tinggal para tokoh agama Islam dan para alim ulama pada masa kesultanan. Desain atapnya menggunakan tawing layar, yang merupakan variasi dari atap pelana. Meski tidak memiliki anjung, teras depan rumah ini dilengkapi dengan atap lessenaardk atau sindang langit.
Dalam perkembangannya, atap pada teras rumah Palimbangan kini melebar hingga ke depan anjung, membentuk atap yang menjurai ke luar di ujung sudut empernya. Hal ini menunjukkan adaptasi terhadap kebutuhan modern tanpa menghilangkan ciri khas tradisional.
5. Rumah Gajah Manyusu
Rumah Gajah Manyusu memiliki atap dengan bentuk limas pada bagian depan dan hidung bapicik atau atap mansart. Struktur bangunan induknya berbentuk persegi empat yang memanjang dari depan ke belakang. Atap hidung bapicik menutupi ruangan serambi pamedangan hingga ke ruangan belakang.
Rumah ini juga memiliki ruang tambahan di sisi kiri dan kanan yang dibuat secara simetris, yang disebut anjung dalam bahasa Banjar. Ruang tambahan ini memberikan ruang tambahan untuk aktivitas sehari-hari, sekaligus mencerminkan nilai kebersamaan dan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat.
Pentingnya Melestarikan Budaya Rumah Adat
Melestarikan budaya rumah adat Kalimantan Selatan tidak hanya berarti menjaga keindahan arsitektur, tetapi juga menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang telah diwariskan oleh leluhur. Rumah adat merupakan cerminan dari cara hidup masyarakat yang harmonis dengan alam dan saling menghargai sesama. Dengan pelestarian ini, generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Selain itu, pelestarian budaya juga berkontribusi pada perekonomian daerah. Wisata budaya yang berkembang di Kalimantan Selatan, termasuk kunjungan ke rumah adat, memberikan peluang usaha bagi masyarakat setempat, seperti pengelolaan homestay, kuliner khas, dan produk kerajinan tangan. Dengan demikian, rumah adat tidak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga sumber pendapatan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Rumah adat Kalimantan Selatan adalah bukti nyata dari kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Setiap jenis rumah adat memiliki ciri khas dan makna filosofis yang berbeda, tetapi semuanya mencerminkan keharmonisan antara manusia, alam, dan nilai-nilai kearifan lokal. Melalui pelestarian dan pemahaman yang mendalam, masyarakat Kalimantan Selatan dapat menjaga keberlanjutan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur.
Untuk lebih memahami keunikan rumah adat Kalimantan Selatan, Anda bisa mengunjungi museum budaya atau mengikuti program wisata budaya yang disediakan oleh pemerintah setempat. Dengan begitu, Anda tidak hanya melihat keindahan arsitektur, tetapi juga memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap bangunan tradisional ini.








