Google, sebagai mesin pencari terbesar di dunia, terus memperbarui dan mengembangkan algoritma serta sistem perankingannya untuk meningkatkan kualitas hasil pencarian. Dengan semakin kompleksnya kebutuhan pengguna, Google telah merancang berbagai sistem peranking yang berfungsi secara spesifik dalam menilai relevansi, kualitas, dan pengalaman pengguna dari suatu halaman web. Artikel ini akan membahas secara lengkap sistem peranking Google yang masih digunakan dan yang sudah tidak lagi berlaku, serta memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana setiap sistem bekerja.

Seiring dengan perkembangan teknologi AI dan perubahan perilaku pengguna, Google terus melakukan inovasi dalam algoritma perankingnya. Beberapa sistem baru seperti BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) dan MUM (Multitask Unified Model) telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan pemahaman mesin pencari terhadap konten. Di sisi lain, beberapa sistem lama seperti Panda dan Penguin telah digantikan atau diintegrasikan ke dalam sistem peranking yang lebih modern.

Pemahaman tentang sistem peranking Google sangat penting bagi para praktisi SEO, karena bisa memengaruhi strategi optimasi website dan peningkatan visibilitas di mesin pencari. Artikel ini akan menjelaskan masing-masing sistem peranking beserta contoh penerapannya, sehingga pembaca dapat memahami bagaimana Google menentukan posisi suatu halaman dalam hasil pencarian.

Jasa Backlink

Sistem Peranking Google yang Masih Digunakan

Google memiliki sejumlah sistem peranking yang masih berlaku dan terus digunakan untuk mengevaluasi kualitas konten, pengalaman pengguna, dan relevansi halaman web. Berikut adalah beberapa sistem utama yang masih aktif:

1. BERT

BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) adalah salah satu sistem AI yang diperkenalkan oleh Google untuk meningkatkan pemahaman mesin pencari terhadap makna dan konteks kalimat dalam konten. Dengan BERT, Google dapat memahami struktur bahasa alami dan hubungan antara kata-kata dalam kalimat, sehingga meningkatkan akurasi hasil pencarian. Contohnya, jika pengguna mencari “apa artinya ‘saya ingin tahu’?”, BERT akan memahami bahwa frasa tersebut mengandung maksud pertanyaan, bukan sekadar rangkaian kata.

2. Crisis Information Systems

Sistem ini dirancang untuk menampilkan informasi yang relevan selama situasi krisis, seperti bencana alam, kesehatan darurat, atau isu sosial. Google menggunakan sistem ini untuk memastikan pengguna mendapatkan jawaban yang cepat dan akurat. Misalnya, ketika seseorang mencari “bantuan darurat”, Google akan menampilkan informasi seperti nomor hotline atau situs web resmi lembaga bantuan.

3. Deduplication System

Sistem ini bertujuan untuk mencegah tampilnya konten yang identik atau serupa dalam hasil pencarian. Dengan Deduplication System, Google dapat mengidentifikasi halaman web yang memiliki konten duplikat dan hanya menampilkan versi terbaik atau asli. Hal ini membantu pengguna mendapatkan informasi yang lebih beragam dan tidak berulang.

4. Exact Match Domain

Meskipun sistem ini mulai ditinggalkan, Google masih menggunakan nama domain sebagai faktor penilaian dalam perankingan. Namun, sistem ini kini lebih fokus pada kualitas konten daripada hanya sekadar kesamaan kata kunci.

5. Freshness Systems

Sistem Freshness digunakan untuk menampilkan konten terbaru pada kata kunci tertentu. Misalnya, jika pengguna mencari “film terbaru 2025”, Google akan menampilkan ulasan atau artikel yang paling up-to-date.

6. Helpful Content System

Sistem ini dirancang untuk memastikan pengguna mendapatkan konten yang orisinal dan bermanfaat. Google akan memberikan prioritas pada konten yang ditulis dengan tujuan memberikan nilai tambah, bukan hanya untuk menarik traffic.

7. Link Analysis dan PageRank

PageRank tetap menjadi salah satu metrik utama dalam menilai otoritas sebuah situs. Google menggunakan Link Analysis untuk memahami hubungan antarhalaman dan menilai kualitas backlink.

8. Local News System

Sistem ini digunakan untuk menampilkan berita lokal yang relevan dengan lokasi pengguna. Misalnya, jika seseorang mencari “acara musik di Jakarta”, Google akan menampilkan informasi acara yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Jasa Stiker Kaca

9. MUM (Multitask Unified Model)

MUM adalah model AI yang mampu memahami dan menyusun informasi dalam berbagai bahasa. Meskipun belum sepenuhnya menjadi sistem peranking umum, MUM telah diterapkan dalam beberapa aplikasi, seperti pencarian vaksin dan featured snippet.

10. Neural Matching

Neural Matching membantu Google memahami intensi pengguna dan mencocokkan kata kunci dengan konten yang relevan. Sistem ini sangat berguna dalam menangani pencarian yang tidak memiliki kata kunci eksplisit.

11. Original Content Systems

Sistem ini digunakan untuk memastikan konten asli muncul lebih dulu dalam hasil pencarian. Google akan memberikan prioritas pada konten yang tidak hanya unik, tetapi juga berkualitas.

12. Removal-Based Demotion System

Jika sebuah situs menerima banyak permintaan penghapusan konten karena pelanggaran hak cipta atau informasi pribadi, sistem ini akan menurunkan peringkatnya.

13. Page Experience

Page Experience mengukur pengalaman pengguna melalui berbagai faktor seperti kecepatan loading, mobile-friendliness, dan keamanan. Google menggunakan metrik seperti Core Web Vitals untuk menilai pengalaman pengguna.

14. Passage Ranking System

Sistem ini memahami konten dalam potongan paragraf dan menentukan relevansinya terhadap kata kunci. Hal ini sangat berguna dalam menampilkan informasi yang tepat tanpa harus membuka seluruh halaman.

15. Product Review

Sistem Product Review memberikan kredit pada konten ulasan produk yang berkualitas dan ditulis oleh ahli di bidangnya.

16. RankBrain

RankBrain adalah sistem AI yang membantu Google memahami hubungan antara kata kunci dan konsep. Dengan RankBrain, Google dapat menampilkan hasil pencarian yang relevan meskipun tidak ada kata kunci eksplisit.

17. Reliable Information Systems

Sistem ini digunakan untuk memastikan konten yang dipublikasikan kredibel dan sesuai dengan standar jurnalistik.

18. Site Diversity System

Sistem ini mencegah dua halaman dari situs yang sama muncul di hasil pencarian teratas, sehingga hasil pencarian lebih beragam.

19. Spam Detection System

Sistem ini digunakan untuk mendeteksi konten spam dan aktivitas yang melanggar aturan Google.

Sistem Peranking Google yang Sudah Tidak Digunakan

Beberapa sistem peranking yang dulunya digunakan oleh Google kini sudah tidak lagi berlaku karena diganti dengan sistem yang lebih modern. Berikut adalah daftar sistem peranking yang sudah tidak digunakan:

1. Hummingbird

Hummingbird adalah sistem peranking yang diluncurkan pada tahun 2013 dan digantikan oleh sistem seperti RankBrain dan BERT yang lebih canggih.

2. Mobile-Friendly Ranking System

Sistem ini memberikan kredit kepada konten yang cocok untuk perangkat mobile. Sekarang, sistem ini telah digabungkan dengan Page Experience.

3. Page Speed System

Sistem ini memberikan kredit kepada konten yang memiliki waktu loading singkat. Kini, sistem ini menjadi bagian dari Page Experience.

4. Panda

Panda adalah algoritma yang dirancang untuk menilai kualitas konten. Pada 2015, Panda menjadi bagian dari core ranking system Google.

5. Penguin

Algoritma ini digunakan untuk mengidentifikasi link spam. Sejak 2016, Penguin telah menjadi bagian dari core ranking system.

6. Security Site System

Sistem ini memberikan kredit kepada situs yang menggunakan HTTPS. Kini, sistem ini menjadi bagian dari Page Experience.

Penutup

Pemahaman tentang sistem peranking Google sangat penting bagi para praktisi SEO. Dengan mengetahui bagaimana Google menilai konten, pengguna dapat membuat strategi optimasi yang lebih efektif. Selain itu, pengguna juga perlu memperhatikan aspek crawling dan indexing agar SEO mereka optimal.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi panduan sistem peranking Google di Google Search Central. Jangan lupa untuk terus mengikuti perkembangan algoritma Google, karena perubahan ini bisa memengaruhi strategi SEO Anda.