Dalam dunia makanan, keamanan dan kesehatan menjadi prioritas utama. Namun, baru-baru ini, sebuah kasus mengejutkan terjadi di Amerika Serikat yang memicu peringatan serius dari lembaga kesehatan terkait daging ayam kemasan. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella, yang diketahui bisa menyebabkan infeksi parah hingga kematian. Kasus ini tidak hanya membahayakan kesehatan individu, tetapi juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dalam memilih dan memproses makanan sehari-hari.

Salmonella adalah salah satu jenis bakteri patogen yang sering ditemukan dalam makanan mentah atau tidak dimasak dengan benar. Infeksi akibat bakteri ini disebut salmonellosis dan bisa menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, demam, dan nyeri perut. Meski dalam kebanyakan kasus gejalanya ringan dan akan hilang sendiri dalam beberapa hari, ada risiko komplikasi serius jika tidak ditangani secara tepat. Terlebih lagi, bagi anak-anak, lansia, atau penderita penyakit kronis, infeksi Salmonella bisa sangat berbahaya.

Kasus terbaru yang dilaporkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa seorang korban meninggal dan 16 lainnya jatuh sakit setelah mengonsumsi daging ayam kemasan. Mereka berasal dari beberapa negara bagian seperti New York, Pennsylvania, Virginia, dan Maryland. Salah satu korban meninggal setelah mengalami infeksi berat yang memicu komplikasi medis. Hal ini memicu langkah tegas dari lembaga kesehatan pangan, yang memperingatkan produsen makanan untuk meningkatkan standar keamanan produk mereka. Tidak hanya itu, konsumen juga diminta untuk memastikan makanan yang dikonsumsi sudah dimasak dengan sempurna dan disimpan dengan cara yang benar.

Apa Itu Bakteri Salmonella?

Bakteri Salmonella adalah mikroba yang umum ditemukan pada makanan yang berasal dari hewan, termasuk daging unggas, telur, susu, dan produk olahan. Infeksi terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Setelah masuk ke tubuh, bakteri ini membutuhkan waktu sekitar 12 hingga 72 jam untuk berkembang biak dan mulai menimbulkan gejala.

Gejala infeksi Salmonella meliputi:
– Mual dan muntah
– Diare
– Kram perut
– Demam
– Menggigil
– Darah dalam feses

Meskipun gejala biasanya menghilang sendiri dalam 2–3 hari, kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi berat, terutama jika terjadi diare dan muntah-muntah yang berkepanjangan. Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan pengobatan antibiotik atau cairan intravena. CDC mencatat bahwa setiap tahun, bakteri ini menyebabkan sekitar 1,2 juta kasus penyakit, 23.000 orang dirawat di rumah sakit, dan 450 kematian di Amerika Serikat saja.

Jasa Stiker Kaca

Penyebab Umum Infeksi Salmonella

Menurut laporan dari Australian Food Safety Authority, berikut adalah 10 jenis makanan yang sering menjadi sumber infeksi bakteri Salmonella:

Jasa Backlink
  1. Daging unggas (termasuk ayam)
  2. Telur
  3. Sayuran hijau
  4. Susu segar (tanpa pasteurisasi)
  5. Keju
  6. Tauge
  7. Seafood
  8. Daging olahan (daging deli)
  9. Buah-buahan
  10. Produk susu lainnya

Makanan-makanan ini rentan terkontaminasi karena proses produksi, penyimpanan, atau pengolahan yang tidak optimal. Misalnya, daging ayam yang tidak dimasak sampai matang masih bisa mengandung bakteri hidup. Sementara itu, telur mentah atau susu yang belum dipasteurisasi juga bisa menjadi media pertumbuhan bakteri.

Cara Mencegah Infeksi Salmonella

Untuk menghindari infeksi bakteri Salmonella, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

1. Masak Makanan dengan Benar

Pastikan makanan yang Anda konsumsi, terutama daging unggas, telur, daging olahan, dan tauge, dimasak hingga matang. Gunakan termometer makanan untuk memastikan suhu internal mencapai minimal 74°C.

2. Bersihkan Makanan dengan Baik

Cuci buah dan sayuran hingga bersih sebelum dimakan, terutama jika tidak dimasak. Hindari kontak antara makanan mentah dan makanan siap santap untuk mencegah penyebaran bakteri.

3. Bersihkan Alat Masak

Setelah memasak makanan berbahan daging, pastikan alat masak seperti talenan, pisau, dan wajan dicuci dengan sabun anti-bakteri. Jangan gunakan alat yang sama untuk makanan mentah dan matang.

4. Simpan Makanan dengan Benar

Simpan makanan seperti keju, telur, daging olahan, dan seafood di bawah suhu 5°C. Hindari menyimpan makanan dalam ruangan terlalu lama.

5. Hindari Konsumsi Makanan Berisiko

Jangan memberi bayi makanan seperti telur setengah matang, mayones, atau mentega. Juga hindari memberi susu yang belum dipasteurisasi kepada anak-anak.

Peringatan dari Pihak Produsen

Perusahaan Empire Kosher, yang terlibat dalam kasus ini, telah memberikan pernyataan resmi bahwa mereka selalu menjaga kualitas produk mereka. Menurut perusahaan, mereka memiliki standar keamanan yang ketat dan telah beroperasi selama 80 tahun tanpa insiden serius sebelumnya. Namun, kasus ini menunjukkan bahwa bahkan produsen ternama pun bisa terkena dampak dari kesalahan dalam rantai pasokan atau pengawasan kualitas.

Tips Tambahan untuk Orang Tua

Bagi para orang tua, penting untuk lebih waspada dalam memilih makanan untuk anak-anak. Banyak kasus infeksi Salmonella terjadi karena makanan yang tidak dimasak dengan benar atau disimpan dalam kondisi yang tidak aman. Contohnya, kasus seorang bayi yang terinfeksi Salmonella akibat makan sushi juga menjadi peringatan bagi para orang tua untuk memperhatikan sumber makanan yang diberikan kepada anak-anak.

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk mengikuti informasi dari sumber terpercaya seperti Cleanipedia atau Housekeeping, yang sering memberikan panduan tentang kebersihan dan keamanan makanan. Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat dapat mengurangi risiko infeksi bakteri berbahaya seperti Salmonella.

Kesimpulan

Infeksi Salmonella adalah ancaman serius yang bisa terjadi kapan saja, terutama jika makanan yang dikonsumsi tidak diolah dengan benar. Kasus daging ayam kemasan yang terkontaminasi di Amerika Serikat menjadi peringatan bagi semua kalangan untuk lebih waspada dalam memilih dan memproses makanan. Dengan mematuhi langkah-langkah pencegahan seperti memasak makanan hingga matang, membersihkan alat masak, dan menyimpan makanan dengan baik, risiko infeksi bisa diminimalisir. Jangan ragu untuk memeriksa kembali kebiasaan makan keluarga dan memastikan bahwa setiap anggota keluarga mendapatkan perlindungan maksimal dari bakteri berbahaya ini.