Mona Ratuliu, seorang artis ternama Indonesia yang dikenal lewat perannya di sinetron legendaris seperti Lupus Milenia dan Pelangi Di Matamu, kini lebih dikenal sebagai ibu dari tiga anak yang telah dewasa. Dengan usia yang kini menginjak 36 tahun, ia tidak hanya menjaga karier sebagai selebritas, tetapi juga fokus pada pengasuhan anak-anaknya. Berbagai metode parenting yang diterapkan oleh Mona berhasil menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih. Tips-tips yang ia bagikan bisa menjadi referensi bagi para orang tua yang ingin membangun ikatan emosional dengan anak serta mengajarkan nilai-nilai penting sejak dini.
Kehidupan keluarga Mona Ratuliu terlihat sangat dinamis. Ia menikah dengan Indra Brasco pada tahun 2002 dan kini memiliki tiga anak yang berusia masing-masing 15, 9, dan 6 tahun. Meskipun sibuk dengan berbagai aktivitas profesional, Mona selalu menyisihkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya. Dari pengalamannya, ia membagikan lima cara efektif dalam mendidik anak, termasuk teknik pillow talk, penggunaan media sosial yang bijak, mengajarkan kerja keras, menghargai uang, dan memberikan perhatian penuh kepada anak. Tips ini tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bisa menjadi panduan bagi orang tua lain yang ingin memperkuat hubungan dengan anak-anaknya.
Dalam wawancara terbaru, Mona mengungkapkan bahwa kehadiran orang tua secara fisik dan emosional sangat penting dalam proses pengasuhan. Ia menekankan bahwa meski waktu terbatas, kualitas interaksi antara orang tua dan anak harus maksimal. Selain itu, ia juga aktif dalam kampanye anti-anemia bersama komunitas theAsianparent. Dengan memperkenalkan pola hidup sehat dan makanan bergizi, Mona berharap bisa membantu masyarakat lebih sadar akan pentingnya nutrisi, terutama zat besi, untuk mencegah anemia. Kiprahnya sebagai figur publik yang peduli pada kesehatan keluarga dan anak-anak membuatnya menjadi inspirasi banyak orang.
5 Cara Tegas Mona Ratuliu Mendidik Anak
1. Pillow Talk: Membangun Hubungan Emosional dengan Anak
Salah satu metode yang sering dilakukan oleh Mona adalah pillow talk, yaitu sesi bicara santai sebelum tidur. Ia menetapkan jam 8 malam sebagai waktu untuk berbicara tanpa gangguan gadget atau televisi. Pada saat itulah, Mona dan suaminya menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak, baik untuk berdiskusi tentang harian mereka maupun memberikan pesan-pesan penting dari orang tua.
Menurut Mona, pillow talk bukan hanya sekadar obrolan biasa, tetapi juga sarana untuk membangun ikatan emosional yang kuat. Dengan rutin melakukan hal ini, anak-anak merasa didengar dan dipahami, sehingga meningkatkan rasa percaya dan kepercayaan diri. Bahkan, kadang anak-anak masih tidur bersamanya, tetapi dengan sistem bergantian agar semua anak merasakan perhatian yang sama.
Tips ini sangat relevan dalam dunia modern yang penuh dengan distraksi digital. Dengan mengurangi penggunaan gadget, Mona menunjukkan bahwa kualitas waktu bersama orang tua jauh lebih berharga daripada sekadar kesibukan harian.
2. Penggunaan Media Sosial yang Bijak
Mona tidak melarang anak-anaknya menggunakan media sosial, tetapi ia mengajarkan cara menggunakannya dengan bijak. Ia menegaskan bahwa anak-anak tidak boleh memiliki akun media sosial sebelum berusia 13 tahun. Hal ini bertujuan untuk melindungi anak dari paparan konten negatif dan memastikan mereka siap secara psikologis.
Selain itu, Mona juga memantau aktivitas anak di media sosial agar tidak terjebak dalam penggunaan yang berlebihan. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan nyata dan virtual. Dengan demikian, anak-anak dapat belajar mengelola waktu dan menghindari dampak negatif dari penggunaan media sosial.
3. Mengajarkan Kerja Keras dan Tanggung Jawab
Mona sangat menyadari bahwa di era digital, segala sesuatu terlalu mudah diakses, sehingga anak cenderung malas dan tidak berusaha. Untuk mengatasinya, ia mengajarkan anak-anak untuk bekerja keras dan bertanggung jawab atas apa yang mereka inginkan.
Contohnya, jika anak ingin menonton film atau bermain gadget, Mona meminta mereka terlebih dahulu membersihkan ruangan atau membantu pekerjaan rumah tangga. Dengan cara ini, anak-anak belajar bahwa keinginan tidak selalu datang begitu saja, tetapi butuh usaha dan kontribusi.
Metode ini membantu anak-anak memahami nilai kerja keras dan menghargai hasil yang diperoleh melalui usaha sendiri.
4. Mendidik Anak untuk Menghargai Uang
Mona juga mengajarkan anak-anak untuk menghargai uang sejak dini. Ia membatasi uang jajan anak-anak agar mereka belajar berhemat dan menghitung kebutuhan. Misalnya, ketika anak ingin membeli tiket konser, Mona hanya memberikan anggaran tertentu, dan sisanya harus dicari sendiri.
Dengan metode ini, anak-anak belajar untuk berpikir kritis dan mencari solusi. Contoh nyata adalah putri sulung Mona, Davina Shava Felisa (dikenal sebagai Mima), yang akhirnya mulai berjualan online untuk memenuhi keinginannya. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan yang diberikan oleh Mona tidak hanya tentang uang, tetapi juga tentang kemandirian dan inisiatif.
5. Memberikan Perhatian Penuh kepada Anak
Terakhir, Mona menekankan bahwa kehadiran orang tua secara fisik dan emosional sangat penting dalam pengasuhan. Ia percaya bahwa walau hanya dalam waktu singkat, anak akan merasakan apakah orang tua benar-benar memperhatikan atau tidak.
“Bagi saya yang paling penting itu kehadiran jiwa raga saat bersama anak,” kata Mona. “Jika kita sedang bersama anak, tapi pikiran kita sedang terganggu, itu tidak bagus. Anak juga pasti bisa merasakannya.”
Dengan fokus sepenuhnya pada anak, Mona menunjukkan bahwa kualitas waktu lebih penting daripada kuantitas. Ini menjadi pelajaran penting bagi orang tua yang sering merasa tidak cukup waktu untuk anak.
Kampanye Anti-Anemia dan Pola Hidup Sehat
Tidak hanya berfokus pada parenting, Mona juga aktif dalam kampanye anti-anemia bersama theAsianparent. Ia mengungkapkan bahwa setelah bergabung dalam kampanye ini, ia mulai lebih sadar akan pentingnya nutrisi, terutama zat besi, dalam kehidupan sehari-hari.
Mona mengubah pola makan keluarganya menjadi lebih seimbang, dengan menambahkan makanan kaya zat besi seperti ikan, ayam, daging merah, kangkung, brokoli, dan bayam. Ia juga mengajarkan putrinya, Mima, untuk mengonsumsi tablet penambah darah saat menstruasi agar terhindar dari anemia.
Dengan kampanye ini, Mona berharap bisa membantu masyarakat lebih memahami risiko anemia dan cara mencegahnya melalui pola hidup sehat. Ini menjadi contoh nyata bahwa seorang ibu bisa menjadi agen perubahan dalam masyarakat, baik melalui pengasuhan anak maupun kepedulian terhadap kesehatan.
Kesimpulan
Mona Ratuliu tidak hanya dikenal sebagai artis legendaris, tetapi juga sebagai figur ibu yang luar biasa. Melalui lima cara yang ia bagikan, ia membuktikan bahwa parenting yang efektif tidak hanya tentang disiplin, tetapi juga tentang kasih sayang, kehadiran, dan pembelajaran berkelanjutan. Dengan gaya hidup sehat dan kepedulian terhadap kesehatan keluarga, Mona menunjukkan bahwa menjadi ibu yang baik membutuhkan keseimbangan antara karier dan keluarga.
Tips-tips yang ia bagikan bisa menjadi inspirasi bagi para orang tua yang ingin membangun hubungan yang lebih erat dengan anak-anak mereka. Dengan mengikuti langkah-langkah yang ia lakukan, orang tua bisa menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, harmonis, dan penuh kasih. Semoga artikel ini bisa menjadi referensi bermanfaat bagi semua orang tua di Indonesia.









