Permainan tradisional di Indonesia tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai kehidupan. Di tengah pergeseran zaman dan perkembangan teknologi, banyak masyarakat mulai melupakan permainan tradisional yang sebelumnya menjadi bagian dari rutinitas harian anak-anak. Namun, para penggagas dan aktivis budaya seperti Ki Demang atau Isa Wahyudi, yang terlibat dalam Kampung Budaya Polowijen di Malang, masih berupaya memperkenalkan dan melestarikan permainan tradisional sebagai bentuk pendidikan moral dan sosial. Dalam sebuah diskusi kajian multidisipliner, Ki Demang menjelaskan bahwa permainan tradisional memiliki potensi besar dalam membentuk karakter bangsa dan memperkuat nilai gotong royong.
Di Indonesia, terdapat sekitar 2.600 jenis permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Setiap permainan memiliki ciri khas dan makna tersendiri, yang mencerminkan budaya lokal masing-masing wilayah. Namun, dengan maraknya penggunaan smartphone dan game online, minat generasi muda terhadap permainan tradisional semakin menurun. Hal ini menyebabkan beberapa permainan tradisional mengalami kepunahan, bahkan ada yang sudah tidak dikenal lagi oleh anak-anak saat ini. Meski demikian, Ki Demang mengatakan bahwa masih ada permainan tradisional yang bertahan hingga saat ini dan bisa menjadi sarana edukasi yang efektif.
Permainan tradisional tidak hanya memberi kesenangan, tetapi juga membantu pengembangan mental, sosial, kreativitas, dan moral. Melalui gerakan fisik seperti berlari, melompat, dan berkejar-kejaran, anak-anak belajar tentang koordinasi tubuh dan kecepatan reaksi. Selain itu, permainan yang melibatkan kerja sama seperti permainan kelompok dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya kebersamaan. Ki Demang menegaskan bahwa nilai-nilai gotong royong yang terkandung dalam permainan tradisional sangat relevan dengan Pancasila, terutama sila kelima yang menekankan persatuan dan kesetaraan. Dengan demikian, permainan tradisional bisa menjadi media pendidikan yang komunikatif dan bermanfaat bagi pembentukan karakter bangsa.
Permainan Tradisional Sebagai Bentuk Pendidikan Karakter
Permainan tradisional memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Dalam konteks pendidikan, permainan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, kejujuran, dan tanggung jawab. Misalnya, permainan seperti “kelereng” atau “bola tangan” melibatkan interaksi antar pemain yang membutuhkan komunikasi dan koordinasi. Dengan begitu, anak-anak belajar cara berkomunikasi secara baik dan saling mendukung satu sama lain.
Selain itu, permainan tradisional juga mendorong pengembangan kreativitas dan imajinasi. Anak-anak sering kali membuat aturan sendiri atau mengadaptasi permainan sesuai dengan situasi mereka. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan inovasi. Menurut Ki Demang, permainan tradisional juga memiliki dampak positif terhadap perkembangan intelektual. Misalnya, permainan yang melibatkan perhitungan jarak atau kecepatan seperti “melempar bola” atau “berlari lompat” dapat melatih kemampuan matematika dasar dan motorik halus.
Pentingnya permainan tradisional sebagai alat pendidikan telah diakui oleh berbagai lembaga dan organisasi budaya. Salah satunya adalah Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang, yang sering menggelar kajian dan seminar tentang pentingnya melestarikan permainan tradisional. Dalam acara tersebut, Ki Demang menyampaikan bahwa permainan tradisional harus dikembangkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan formal. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya belajar di dalam ruang kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung yang lebih menyenangkan dan bermakna.
Nilai Gotong Royong dalam Permainan Tradisional
Salah satu nilai utama yang terkandung dalam permainan tradisional adalah gotong royong. Nilai ini sangat relevan dengan Pancasila, khususnya sila kelima yang menekankan persatuan dan kesetaraan. Dalam permainan tradisional, setiap pemain harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, dalam permainan “gundu” atau “gobak sodor”, pemain harus saling membantu dan berkoordinasi agar bisa menang.
Gotong royong dalam permainan tradisional juga mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kerja sama dan saling menghargai. Dalam suasana permainan yang penuh keakraban, anak-anak belajar cara berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa tertekan atau terancam. Hal ini sangat penting dalam membentuk sikap toleransi dan empati, yang merupakan fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Ki Demang menegaskan bahwa nilai gotong royong yang terkandung dalam permainan tradisional sangat cocok untuk dibangun dalam pendidikan karakter. Dengan mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam program pendidikan, anak-anak akan lebih mudah memahami konsep kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu, permainan tradisional juga bisa menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap budaya sendiri.
Permainan Tradisional dalam Konteks Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Selain berperan dalam pendidikan, permainan tradisional juga memiliki potensi besar dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif. Di Kampung Budaya Polowijen, misalnya, permainan tradisional digunakan sebagai salah satu daya tarik wisata yang menarik minat pengunjung. Wisatawan dapat ikut serta dalam berbagai permainan tradisional yang disediakan, sehingga mereka tidak hanya melihat budaya, tetapi juga merasakan pengalaman langsung.
Menurut penelitian terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia. Dalam konteks ini, permainan tradisional bisa menjadi bagian dari produk wisata yang unik dan bernilai ekonomi tinggi. Misalnya, pasar jajan tradisional di Kampung Budaya Polowijen berhasil menarik banyak wisatawan dan meningkatkan pendapatan para pelaku usaha lokal.
Selain itu, permainan tradisional juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi seniman dan pengusaha kreatif. Banyak desainer dan musisi yang mengambil ide dari permainan tradisional untuk menciptakan karya-karya baru yang menarik. Dengan demikian, permainan tradisional tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi sumber inovasi dan kreativitas yang berkelanjutan.
Masa Depan Permainan Tradisional
Untuk menjaga keberlanjutan permainan tradisional, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bekerja sama dalam melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari identitas nasional. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan.
Selain itu, perlu adanya kampanye dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat permainan tradisional. Media massa dan platform digital bisa menjadi sarana untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya melestarikan permainan tradisional. Dengan dukungan dari berbagai pihak, permainan tradisional tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi bagian dari kehidupan modern yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia, Kampung Budaya Polowijen juga rutin menyelenggarakan pertunjukan tari tradisional yang menggabungkan unsur permainan dan kesenian. Acara ini tidak hanya menampilkan tarian, tetapi juga memperkenalkan permainan tradisional yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Dengan begitu, permainan tradisional tetap hidup dan menjadi bagian dari kebudayaan yang dinamis.
Kesimpulan
Permainan tradisional memiliki peran penting dalam pendidikan, pengembangan karakter, dan pelestarian budaya. Dalam era yang dipenuhi teknologi dan permainan digital, permainan tradisional menjadi alternatif yang lebih manusiawi dan bernilai. Dengan memahami dan menghargai permainan tradisional, kita tidak hanya melindungi warisan budaya, tetapi juga membangun masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Ki Demang dan para penggagas Kampung Budaya Polowijen telah menunjukkan bahwa permainan tradisional masih relevan dan bisa menjadi bagian dari kehidupan modern. Dengan dukungan dari semua pihak, permainan tradisional akan terus hidup dan berkembang.