Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional menjadi momen penting bagi masyarakat untuk menyadari hak-hak dasar yang seharusnya dilindungi dan dihormati. Di kota Semarang, khususnya di wilayah Tambakrejo, warga memperingati hari besar ini dengan cara unik dan kreatif. Kegiatan yang digelar adalah Pazaar Tiban, sebuah pameran budaya lokal yang juga sekaligus menjadi bentuk perlawanan terhadap penggusuran yang selama ini mengancam kehidupan masyarakat pesisir. Pazaar Tiban bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga menjadi wadah untuk menunjukkan potensi ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh warga Tambakrejo. Dengan berbagai aktivitas seperti penanaman jangkang, wisata air, lomba gogok iwak, serta pertunjukan seni dan budaya, acara ini berhasil menarik perhatian banyak orang.
Pazaar Tiban digelar di bawah jembatan di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, pada Minggu, 8 Desember 2018. Acara ini dimulai dari pagi hari, dengan warga mulai mempersiapkan dagangan mereka sejak pukul 08.00 WIB. Berbagai hasil laut seperti kerang, cumi, dan ikan dijual langsung oleh para nelayan setempat. Ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi warga, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan melestarikan potensi alam yang ada di sekitar mereka. Dengan adanya acara ini, harapan besar diucapkan agar produk lokal dapat lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
Selain berjualan, warga Tambakrejo juga menampilkan berbagai pertunjukan seni seperti tarian, musik, teater, dan bahkan pertunjukan wayang pring oleh Ki Sangga Langit. Pertunjukan ini menjadi daya tarik utama dalam acara tersebut, karena mampu menghibur masyarakat sekaligus melestarikan budaya lokal. Acara ini juga disambut baik oleh aktivis lingkungan dan masyarakat dari berbagai daerah di Kota Semarang. Menurut Widodo Babay Laksono, penyelenggara acara Pazaar Tiban, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendongkrak budaya lokal dan memperkenalkan potensi laut Tambakrejo kepada publik.
Momen Penting dalam Peringatan HAM di Tambakrejo
Peringatan Hari HAM Internasional di Tambakrejo tidak hanya sekadar acara sosial, tetapi juga menjadi bentuk protes terhadap penggusuran yang selama ini mengancam keberadaan warga setempat. Wilayah Tambakrejo merupakan kawasan pesisir yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Namun, ancaman penggusuran membuat mereka merasa khawatir akan masa depan mereka. Dengan menggelar Pazaar Tiban, warga mencoba menunjukkan bahwa mereka masih memiliki semangat dan inisiatif untuk menjaga keberlanjutan hidup mereka.
Menurut Widodo, acara ini juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa hak asasi manusia harus dijunjung tinggi, terutama bagi kelompok yang rentan seperti nelayan dan masyarakat pesisir. “Bukan hanya memperkenalkan potensi lokal, tetapi dalam rangka memperingati hari HAM Internasional yang mana kelurahan Tambakrejo merupakan kawasan yang terkena penggusuran,” ujar Widodo. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk perlawanan terhadap ancaman penggusuran yang selama ini terjadi.
Selain itu, acara ini juga menjadi ajang untuk menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keberlanjutan ekosistem laut. Para nelayan dan aktivis lingkungan turut serta dalam kegiatan ini, sehingga pesan tentang perlindungan lingkungan dan hak-hak masyarakat pesisir bisa tersampaikan secara lebih luas. Dengan demikian, Pazaar Tiban tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan advokasi bagi masyarakat Tambakrejo.
Potensi Lokal yang Harus Dijaga
Wilayah Tambakrejo memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, terutama dari hasil laut seperti ikan, udang, cumi, dan kerang. Namun, penggusuran dan pembangunan infrastruktur sering kali mengabaikan kepentingan warga setempat. Dengan adanya Pazaar Tiban, warga berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka mampu mengelola potensi lokal dengan baik dan berkelanjutan.
Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung produk lokal. Banyak warga yang berharap bahwa acara seperti ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal mereka sendiri. Selain itu, Pazaar Tiban juga menjadi ajang promosi bagi UMKM setempat, karena banyak warga yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas pasar dagangan mereka.
Menurut Sumiyati, salah satu pedagang di acara tersebut, ia berharap semua dagangannya bisa terjual habis. “Saya berjualan mulai dari pagi sampai acara ini selesai, harapannya bisa terjual semua dagangannya,” ujarnya. Dengan adanya acara ini, warga Tambakrejo tidak hanya berdagang, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam membangun identitas budaya dan ekonomi mereka sendiri.
Hiburan yang Menyentuh Jiwa
Pazaar Tiban tidak hanya sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga menjadi ajang hiburan yang menarik minat masyarakat. Berbagai pertunjukan seni dan budaya seperti tari, musik, teater, dan wayang pring oleh Ki Sangga Langit menjadi daya tarik utama. Pertunjukan ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membawa pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang relevan dengan kondisi masyarakat Tambakrejo.
Wayang pring yang ditampilkan oleh Ki Sangga Langit menjadi salah satu bagian yang paling dinantikan oleh masyarakat. Wayang pring adalah bentuk kesenian tradisional yang memiliki makna filosofis dan spiritual. Dengan adanya pertunjukan ini, masyarakat Tambakrejo bisa merasakan kembali kehangatan budaya lokal yang selama ini terpinggirkan.
Selain itu, pertunjukan musik dan tari juga menjadi sarana untuk mengekspresikan rasa syukur atas keberadaan mereka di wilayah Tambakrejo. Dengan acara ini, warga tidak hanya menikmati hiburan, tetapi juga merasa lebih dekat dengan sesama warga dan menjaga ikatan sosial antar komunitas.
Kesimpulan
Pazaar Tiban di Tambakrejo menjadi contoh nyata bahwa masyarakat pesisir bisa menjaga identitas budaya dan ekonomi mereka sendiri, meskipun menghadapi ancaman penggusuran. Acara ini tidak hanya sekadar memperingati Hari HAM Internasional, tetapi juga menjadi bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang selama ini dialami oleh warga Tambakrejo. Dengan berbagai aktivitas yang menarik dan pesan-pesan penting yang disampaikan, Pazaar Tiban menjadi ajang edukasi, hiburan, dan advokasi yang sangat berharga bagi masyarakat setempat.
Jika Anda tertarik mengetahui lebih lanjut tentang peringatan HAM di berbagai daerah di Indonesia, Anda dapat mengunjungi situs resmi Komnas HAM atau membaca artikel-artikel terkait di media online seperti Media Mahasiswa Indonesia.