Bisnis Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), menjadi sorotan publik setelah isu keterlibatannya dalam kontestasi politik nasional. Namun, di balik popularitasnya sebagai tokoh muda yang aktif dalam dunia bisnis, beberapa usaha yang ia jalani tidak berhasil bertahan lama. Beberapa perusahaan yang sebelumnya menarik perhatian masyarakat kini telah gulung tikar, mengundang pertanyaan tentang stabilitas dan strategi pengelolaan bisnis Gibran.

Sebagai salah satu tokoh muda yang terlibat dalam berbagai bidang usaha, Gibran dikenal memiliki portofolio bisnis yang cukup luas. Meski tidak semua usahanya sukses, beberapa dari mereka sempat mencuri perhatian publik, baik karena inovasi maupun kolaborasi dengan saudara kandungnya, Kaesang Pangarep. Namun, kegagalan beberapa bisnis ini juga menjadi bukti bahwa dunia bisnis tidak selalu mudah, bahkan bagi orang yang memiliki akses dan dukungan besar.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pihak yang memperhatikan perkembangan bisnis Gibran. Meskipun ada yang tetap berjalan, seperti bisnis kuliner atau produk minuman, beberapa lainnya justru menghilang dari pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya bergantung pada nama besar atau dukungan keluarga, tetapi juga pada strategi manajemen, daya tahan terhadap tantangan pasar, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

Jasa Backlink

Bisnis Gibran Rakabuming yang Mengalami Kegagalan

Beberapa perusahaan yang dimiliki atau dipimpin oleh Gibran Rakabuming Raka diketahui telah tutup atau tidak lagi beroperasi. Berikut adalah daftar bisnis-bisnis tersebut beserta alasan di balik kegagalannya.

1. Ternakopi

Ternakopi adalah salah satu bisnis yang dijalankan oleh Gibran bersama adiknya, Kaesang Pangarep, pada Mei 2019. Sebelum pandemi, usaha ini memiliki sekitar 40 toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Namun, setelah pandemi melanda, bisnis ini mengalami penurunan drastis. Kaesang sendiri mengakui bahwa Ternakopi gagal bertahan karena tidak laku di pasaran.

Menurut Kaesang, kegagalan Ternakopi disebabkan oleh persaingan yang ketat di pasar kopi dan kurangnya strategi pemasaran yang tepat. Meski awalnya menawarkan konsep unik, bisnis ini tidak mampu mempertahankan daya tarik konsumen. Akibatnya, sebagian besar cabang Ternakopi ditutup, dan bisnis ini kini hampir tidak terdengar lagi di kalangan pengusaha muda.

2. Goola

Goola adalah merek minuman tradisional khas Indonesia yang diinisiasi oleh Gibran. Produk utamanya adalah Es Doger yang dikemas secara modern. Meski awalnya menarik perhatian, Goola tidak mampu bertahan dalam jangka panjang.

Berdasarkan pantauan media, Goola tidak lagi aktif beroperasi. Unggahan terakhir di akun Instagram resmi (@goola_id) terjadi pada November 2020, dan sejak saat itu, tidak ada aktivitas yang signifikan. Banyak warganet juga mempertanyakan keberadaan bisnis ini, sementara beberapa pengguna aplikasi atau platform digital mengeluhkan masalah pembayaran dan layanan yang tidak memadai.

3. Siapmas

Siapmas adalah merek yang dibentuk oleh Gibran dan Kaesang di bidang makanan ringan dan minuman. Produk-produk seperti Ngedrink dan Kemripik dijual di berbagai minimarket. Namun, saat ini, bisnis ini tampaknya sudah tidak aktif lagi.

Unggahan terakhir di media sosial terjadi pada Oktober 2020, dan beberapa item dari Siapmas sudah tidak lagi tersedia di toko-toko terdekat. Ini menunjukkan bahwa bisnis ini tidak mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

4. Madhang

Madhang adalah sebuah aplikasi yang diluncurkan oleh Gibran dan Kaesang pada Desember 2017. Aplikasi ini dirancang untuk membantu ibu-ibu rumah tangga yang ahli memasak menjual hasil masakannya kepada pembeli.

Meski awalnya mendapat apresiasi, Madhang kini tidak lagi beroperasi. Pengguna aplikasi ini mengeluhkan masalah pembayaran dan layanan pelanggan yang tidak responsif. Beberapa pengguna juga menyampaikan keluhan bahwa uang mereka tidak dapat ditarik kembali, dan aplikasi tersebut tidak bisa diakses.

Jasa Stiker Kaca

Alasan Kegagalan Bisnis Gibran Rakabuming

Banyak faktor yang menyebabkan bisnis-bisnis Gibran Rakabuming mengalami kegagalan. Salah satunya adalah persaingan yang sangat ketat di pasar. Dalam industri makanan dan minuman, banyak perusahaan besar yang memiliki modal dan strategi pemasaran yang lebih kuat. Selain itu, kurangnya adaptasi terhadap perubahan pasar juga menjadi kendala.

Selain itu, beberapa bisnis Gibran juga terpengaruh oleh perubahan regulasi dan kebijakan. Misalnya, dalam kasus Ternakopi, pandemi membuat permintaan turun drastis, sehingga bisnis ini tidak mampu bertahan. Sementara itu, dalam kasus Madhang, masalah teknis dan kepercayaan pengguna menjadi hambatan utama.

Kesimpulan

Meski Gibran Rakabuming Raka memiliki reputasi sebagai pengusaha muda yang sukses, tidak semua bisnis yang ia jalani berhasil bertahan. Beberapa di antaranya, seperti Ternakopi, Goola, Siapmas, dan Madhang, akhirnya harus gulung tikar. Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya bergantung pada nama besar atau dukungan keluarga, tetapi juga pada strategi yang matang dan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar.

Kegagalan bisnis Gibran juga menjadi pelajaran penting bagi pengusaha muda lainnya. Dari sini, kita belajar bahwa kesuksesan tidak selalu datang dengan mudah, dan bahkan orang yang memiliki akses dan dukungan besar pun bisa mengalami kegagalan jika tidak mampu mengelola bisnis dengan baik.