Dalam dunia media sosial, istilah-istilah baru sering muncul dan menjadi tren. Salah satunya adalah “bokem”, yang kini populer di kalangan pengguna internet, terutama anak muda. Istilah ini tidak hanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang nakal atau usil, tetapi juga menjadi bagian dari jargon sehari-hari dalam berbagai percakapan online. Meskipun awalnya berasal dari situasi spesifik, istilah “bokem” kini telah meluas dan diterima oleh banyak kalangan.
Bokem sendiri merupakan singkatan dari “bocil kematian”. Istilah “bocil” merujuk pada “bocah kecil”, sedangkan “kematian” bisa diartikan sebagai tindakan yang mengganggu atau merusak suasana. Dengan demikian, bokem sering digunakan untuk menyebut seseorang yang bertingkah laku jahil atau mencoba mengacaukan situasi dengan cara yang humoris. Istilah ini sering muncul dalam percakapan di platform seperti Twitter, Instagram, atau aplikasi pesan instan.
Penggunaan istilah bokem juga dipengaruhi oleh konten-konten hiburan digital, terutama dari para content creator. Mereka sering kali menggunakan istilah ini dalam interaksi dengan audiens mereka, baik dalam bentuk komentar, live streaming, maupun video pendek. Hal ini membuat istilah tersebut semakin dikenal dan digunakan secara luas.
Asal Usul Istilah Bokem
Istilah “bokem” pertama kali muncul dalam lingkungan media digital, khususnya di kalangan penggemar streaming game. Salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam popularitas istilah ini adalah Windah Basudara, seorang streamer game ternama di YouTube. Dalam sesi streamingnya, Windah sering kali menggunakan istilah “bocah kematian” atau “bocil kematian” untuk menggambarkan situasi tertentu, terutama ketika ada penggemar yang memberikan saran yang tidak biasa atau bahkan menjahili dirinya.
Pada awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan perilaku penggemar yang cenderung mengganggu atau mencoba mengubah strategi permainan yang serius. Namun, karena sifatnya yang humoris dan ringan, istilah ini mulai dianggap sebagai bagian dari budaya online yang unik. Seiring waktu, istilah “bocil kematian” berubah menjadi “bokem”, yang lebih singkat dan mudah diingat.
Selain itu, istilah ini juga muncul dari interaksi dinamis antara streamer dan penggemarnya. Dalam banyak kesempatan, Windah meminta saran atau strategi dari para penonton. Beberapa dari mereka memberikan masukan yang lucu atau tidak serius, yang kemudian ia respons dengan istilah “bocil kematian”. Dari sinilah istilah ini mulai menyebar dan menjadi populer di kalangan pengguna media sosial.
Penggunaan Istilah Bokem dalam Media Sosial
Sejak popularitasnya meningkat, istilah “bokem” kini digunakan dalam berbagai konteks, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam interaksi online. Di platform seperti Twitter, pengguna sering kali menyebut seseorang sebagai “bokem” jika mereka melakukan hal-hal yang dianggap mengganggu atau tidak sopan. Misalnya, seseorang yang sering berkomentar tidak relevan atau mencoba mengacaukan percakapan bisa disebut sebagai “bokem”.
Di kalangan penggemar streaming game, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perilaku penggemar yang cenderung mengganggu atau mencoba menghancurkan strategi yang sedang dilakukan oleh streamer. Namun, istilah ini tidak selalu bersifat negatif. Dalam beberapa kasus, penggunaan “bokem” bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat humoris atau suka bermain-main.
Selain itu, istilah ini juga mulai digunakan dalam konteks non-game, seperti dalam percakapan di grup WhatsApp atau media sosial lainnya. Misalnya, seseorang yang sering membuat lelucon atau mengganggu orang lain bisa disebut sebagai “bokem” dalam percakapan santai.
Perkembangan Istilah Bokem di Kalangan Anak Muda
Istilah “bokem” kini telah menjadi bagian dari jargon populer di kalangan anak muda, terutama di Indonesia. Banyak dari mereka yang menggunakan istilah ini dalam percakapan sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan. Istilah ini juga sering muncul dalam video TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts, di mana pengguna menciptakan konten yang menampilkan seseorang yang dianggap “bokem”.
Beberapa content creator bahkan mulai mengadaptasi istilah ini dalam konten mereka. Mereka membuat video yang mengeksplorasi makna “bokem” atau menunjukkan bagaimana istilah ini digunakan dalam berbagai situasi. Dengan demikian, istilah ini tidak hanya menjadi tren sementara, tetapi juga mulai menjadi bagian dari budaya digital yang lebih luas.
Selain itu, istilah “bokem” juga mulai digunakan dalam berbagai kampanye atau iklan yang ingin menarik perhatian anak muda. Dengan menggunakan istilah yang familiar dan mudah dipahami, merek atau brand dapat lebih dekat dengan target pasar mereka.
Contoh Penggunaan Istilah Bokem
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan istilah “bokem” dalam percakapan sehari-hari:
- “Kamu itu bokem banget, nggak baca instruksi!”
- “Jangan gangguin aku, kamu bokem!”
- “Dia selalu ngelakuin hal aneh, kayak bokem aja.”
- “Mungkin dia bukan bokem, tapi cuma sedang bermimpi.”
Dalam beberapa kasus, penggunaan istilah ini bisa bersifat positif, tergantung konteksnya. Misalnya, jika seseorang dianggap humoris atau suka bermain-main, mereka bisa disebut sebagai “bokem” dengan nada pujian. Namun, dalam konteks lain, istilah ini bisa dianggap mengganggu atau tidak sopan.
Pengaruh Istilah Bokem terhadap Budaya Digital
Istilah “bokem” tidak hanya menjadi tren di media sosial, tetapi juga memengaruhi cara orang berkomunikasi secara online. Dengan adanya istilah ini, pengguna media sosial kini memiliki alat ekspresi tambahan yang bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang atau situasi tertentu.
Selain itu, istilah ini juga mencerminkan perubahan dalam cara anak muda berbicara dan berinteraksi. Mereka lebih suka menggunakan istilah-istilah yang singkat dan mudah diingat, yang bisa digunakan dalam berbagai situasi. Dengan demikian, istilah “bokem” tidak hanya sekadar kata, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya digital yang berkembang.
Di masa depan, istilah ini mungkin akan terus berevolusi, tergantung pada perkembangan media sosial dan gaya komunikasi generasi muda. Namun, saat ini, “bokem” sudah menjadi bagian dari jargon yang dikenal oleh banyak orang.