Bayi baru lahir adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada orang tua. Keberadaannya membawa kebahagiaan, namun juga tantangan besar dalam merawatnya. Setiap tindakan yang dilakukan oleh orang tua memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, penting untuk memahami hal-hal yang sebaiknya dihindari agar bayi tetap aman dan sehat. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima hal yang sering dilakukan oleh orang tua pada bayi baru lahir, padahal berisiko tinggi. Dengan mengetahui risiko masing-masing, orang tua bisa lebih waspada dan memberikan perlindungan optimal bagi si kecil.

Mengingat daya tahan tubuh bayi yang masih sangat rentan, setiap interaksi dengan lingkungan luar harus dipertimbangkan dengan matang. Misalnya, mengizinkan tamu untuk mencium atau memegang bayi bisa berpotensi membawa bibit penyakit yang berbahaya. Selain itu, posisi tidur bayi juga menjadi faktor penting dalam mencegah risiko kematian mendadak. Orang tua juga perlu memperhatikan pola tidur dan pakaian yang dikenakan bayi, serta kebersihan diaper yang sering diganti. Semua hal ini merupakan bagian dari perawatan dasar yang tidak boleh diabaikan.

Artikel ini dirancang untuk memberikan panduan lengkap bagi para orang tua yang baru saja memiliki bayi. Dengan informasi yang akurat dan terpercaya, Anda dapat memastikan bahwa anak Anda tumbuh dengan sehat dan nyaman. Kami juga menyertakan referensi dari sumber-sumber terkini dan tepercaya untuk memperkuat keandalan artikel ini. Mari simak secara detail lima hal yang sebaiknya dihindari saat merawat bayi baru lahir.

Mengapa Mencium Bayi Baru Lahir Bisa Berbahaya?

Salah satu hal yang sering dilakukan oleh keluarga dan tamu ketika bayi baru lahir adalah menciumnya. Meskipun niatnya baik, tindakan ini bisa berdampak negatif pada kesehatan bayi. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh The Journal of Pediatrics pada tahun 2025, bayi baru lahir memiliki sistem imun yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi virus dan bakteri yang bisa dibawa oleh orang-orang di sekitarnya.

Contohnya, virus herpes simpleks (HSV) bisa menyebar melalui kontak langsung seperti ciuman. Kasus yang dilaporkan di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang dicium oleh tamu yang terinfeksi HSV bisa mengalami komplikasi serius seperti demam tinggi, ruam kulit, bahkan infeksi otak. Untuk mencegah hal ini, para orang tua disarankan untuk membatasi jumlah orang yang berinteraksi langsung dengan bayi, terutama jika mereka memiliki gejala flu atau batuk.

Selain itu, penggunaan masker wajah dan mencuci tangan sebelum memegang bayi juga bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif. Dengan menjaga kebersihan dan mengurangi paparan lingkungan yang tidak terkontrol, risiko infeksi bisa diminimalkan. Ini adalah langkah penting yang harus dilakukan oleh semua orang tua, terutama dalam masa awal kehidupan bayi.

Jasa Stiker Kaca

Bahaya Tidur Tengkurap pada Bayi Baru Lahir

Posisi tidur bayi juga menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga keselamatannya. Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang tua adalah membiarkan bayi tidur dalam posisi tengkurap. Padahal, menurut rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 2025, posisi tidur bayi yang aman adalah telentang (miring atau terlentang).

Jasa Backlink

Tidur tengkurap meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), yang merupakan penyebab utama kematian mendadak pada bayi di bawah usia satu tahun. Penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, tetapi diperkirakan bahwa posisi tidur tengkurap dapat mengganggu pernapasan dan mengurangi aliran oksigen ke otak. Untuk itu, orang tua disarankan untuk selalu memposisikan bayi dalam posisi terlentang saat tidur, terutama di malam hari.

Namun, ada pengecualian. Jika bayi sudah mampu bergerak dan berbaring sendiri, maka posisi tengkurap bisa diperbolehkan selama ia sedang terjaga dan diawasi. Namun, saat tidur, posisi terlentang tetap menjadi pilihan terbaik. Orang tua juga bisa melakukan latihan “tummy time” saat bayi sedang bangun, yaitu dengan meletakkannya dalam posisi tengkurap selama beberapa menit setiap hari. Latihan ini membantu memperkuat otot leher dan punggung bayi.

Kenapa Bayi Tidak Boleh Tidur Terlalu Lama Tanpa Di Bangunkan?

Kebiasaan orang tua yang ingin tidur lebih lama setelah melahirkan sering membuat mereka membiarkan bayi tidur tanpa di bangunkan. Meski terlihat menguntungkan, hal ini justru bisa berisiko bagi kesehatan bayi. Menurut Pediatric Research yang diterbitkan pada tahun 2025, bayi baru lahir membutuhkan pola makan yang teratur untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Bayi yang tidur terlalu lama tanpa di bangunkan bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan nutrisi. Karena itu, orang tua disarankan untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam sekali agar ia bisa menyusu. Pemenuhan kebutuhan ASI sangat penting dalam minggu-minggu pertama kehidupan bayi. ASI tidak hanya memberikan nutrisi lengkap, tetapi juga melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.

Selain itu, pemantauan rutin terhadap kondisi bayi sangat penting. Jika bayi tidur terlalu lama dan sulit dibangunkan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Orang tua perlu waspada dan segera menghubungi dokter jika terjadi gejala yang mencurigakan. Dengan memperhatikan pola tidur dan makan bayi, orang tua bisa memastikan bahwa si kecil tumbuh dengan sehat dan optimal.

Penggunaan Baju yang Terlalu Tebal Bisa Memicu Risiko SIDS

Banyak orang tua yang ingin melindungi bayi dari dingin dengan memakaikan baju atau selimut yang terlalu tebal. Namun, tindakan ini justru bisa berbahaya. Menurut penelitian dari The Lancet Child & Adolescent Health pada tahun 2025, penggunaan pakaian atau selimut yang terlalu tebal meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Baju yang terlalu tebal dapat menyebabkan bayi mengalami panas berlebih, yang berpotensi mengganggu sistem pernapasan dan sirkulasi darah. Selain itu, selimut yang terlalu tebal juga bisa menghalangi pernapasan bayi, terutama jika ia tidur dalam posisi tengkurap. Untuk menghindari risiko ini, orang tua disarankan untuk memakai pakaian yang sesuai dengan suhu ruangan dan tidak terlalu tebal.

Sebagai alternatif, orang tua bisa menggunakan selimut yang ringan atau memilih bahan katun yang menyerap keringat. Selain itu, penggunaan bantal atau benda lunak di tempat tidur bayi juga tidak dianjurkan, karena bisa meningkatkan risiko SIDS. Dengan memperhatikan pakaian dan lingkungan tidur bayi, orang tua bisa memastikan bahwa si kecil tidur dengan nyenyak dan aman.

Pentingnya Mengganti Diaper Secara Rutin

Diaper adalah bagian penting dalam perawatan bayi baru lahir. Namun, jika tidak diganti secara rutin, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut Journal of Pediatric Nursing yang diterbitkan pada tahun 2025, bayi baru lahir lebih sering buang air kecil dan besar dibandingkan bayi yang lebih tua. Oleh karena itu, orang tua perlu memeriksa diaper setiap beberapa jam dan menggantinya segera jika sudah basah atau kotor.

Jika diaper terlalu lama dibiarkan, bayi bisa mengalami ruam popok yang menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Ruam popok bisa memicu infeksi jika tidak segera ditangani. Untuk mencegahnya, orang tua bisa menggunakan bahan yang lembut dan menyerap kelembapan, serta membersihkan area pantat bayi dengan air bersih dan sabun ringan setiap kali mengganti diaper.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa diaper tidak terlalu ketat, agar tidak mengganggu pernapasan atau peredaran darah bayi. Dengan mengganti diaper secara rutin dan menjaga kebersihan, orang tua bisa memastikan bahwa bayi tetap nyaman dan sehat. Ini adalah bagian dari perawatan dasar yang tidak boleh diabaikan, terutama dalam bulan-bulan pertama kehidupan bayi.