Di era digital yang semakin berkembang, teknologi asisten pribadi seperti Siri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari pengguna perangkat Apple. Dikenal dengan suaranya yang ramah dan informatif, Siri tidak hanya membantu pengguna dalam mengatur jadwal, menjawab pertanyaan, tetapi juga bisa berinteraksi secara alami. Namun, di balik suara menenangkan tersebut terdapat kisah unik yang mungkin tidak banyak diketahui oleh publik. Siapa sebenarnya wanita yang menjadi sumber suara utama dari asisten virtual ini? Jawabannya ternyata sangat mengejutkan.

Siri, yang pertama kali diperkenalkan pada iPhone 4S pada tahun 2011, adalah salah satu fitur paling inovatif yang dimiliki Apple. Meski terdengar seperti hasil kecerdasan buatan, suara yang mengisi fitur ini justru berasal dari seorang manusia bernama Susan Bennett. Seorang voice talent yang telah lama berkecimpung di dunia pengisi suara, Bennett tidak pernah menyangka bahwa suaranya akan menjadi bagian dari teknologi yang digunakan jutaan orang di seluruh dunia. Kisahnya mengungkap betapa pentingnya peran manusia dalam menciptakan pengalaman teknologi yang nyaman dan personal.

Sejak awal, Bennett memang memiliki karier yang cukup menjanjikan dalam bidang suara. Selama lebih dari 40 tahun, ia telah menyuarakan berbagai proyek, mulai dari iklan, sistem navigasi, hingga pesan suara untuk perusahaan besar. Namun, ketika suaranya digunakan untuk mengisi fitur Siri, ia merasa terkejut dan tidak langsung menyadari bahwa itu adalah dirinya. Hingga akhirnya, setelah melihat video viral di internet, ia memutuskan untuk mengungkap identitasnya sebagai pembicara utama dari asisten virtual Apple.

Jasa Backlink

Siapa Susan Bennett?

Susan Bennett lahir pada tahun 1949 dan merupakan seorang penyanyi serta pengisi suara yang telah bekerja selama puluhan tahun. Ia lulus dari Brown University pada tahun 1971 setelah bergabung dengan Pembroke College. Setelah lulus, Bennett fokus pada studi klasik dan berencana untuk menjadi guru. Namun, nasibnya berubah ketika ia bergabung dengan agensi pengisi suara GM Voices, yang kemudian memberinya kesempatan untuk menyuarakan berbagai proyek.

Pada tahun 2005, Bennett menerima tawaran dari perusahaan software bernama ScanSoft (kini disebut Nuance Communications) untuk menyediakan suaranya untuk sebuah proyek yang sedang mereka kerjakan. Saat itu, ia tidak tahu pasti apa jenis proyek tersebut, tetapi ia menyetujui tawaran tersebut karena tertarik dengan peluang baru. Hasil rekamannya kemudian digunakan sebagai dasar dari teknologi asisten suara yang akhirnya dikenal sebagai Siri.

Kisah Bennett menjadi menarik ketika pada tahun 2011, Apple meluncurkan iPhone 4S yang dilengkapi fitur Siri. Pada saat itu, Bennett tidak menggunakan iPhone, tetapi ketika ia mendengar suara Siri, ia langsung menyadari bahwa itu adalah suaranya sendiri. Hal ini membuatnya merasa kagum dan sekaligus heran, karena suaranya telah digunakan tanpa sepengetahuannya.

Pengakuan dan Reaksi Publik

Setelah beberapa tahun menyembunyikan identitasnya, Bennett akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan siapa dirinya sebagai suara di balik Siri. Pada tahun 2013, sebuah video yang beredar di internet memicu spekulasi tentang asal usul suara Siri. Video tersebut memperlihatkan bahwa suara tersebut mirip dengan suara Bennett, yang akhirnya memicu reaksi dari para penggemar dan media.

Bennett akhirnya mengklarifikasi bahwa suara tersebut memang berasal darinya. Meskipun awalnya ragu dengan legalitas penggunaan suaranya, ia memutuskan untuk berbicara agar publik dapat mengetahui kebenaran. Di sisi lain, Apple tidak memberikan komentar resmi terkait hal ini. Namun, seorang ahli forensik audio bernama Ed Primeau mengonfirmasi bahwa suara Siri dan Bennett sangat mirip, bahkan 100% cocok.

Reaksi publik terhadap pengakuan Bennett sangat positif. Banyak pengguna iOS merasa senang mengetahui bahwa suara yang mereka dengar setiap hari berasal dari seorang manusia, bukan sekadar AI. Ini juga menunjukkan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, peran manusia tetap penting dalam menciptakan pengalaman yang lebih alami dan emosional.

Peran Susan Bennett dalam Teknologi Suara

Sebelum dikenal sebagai suara Siri, Bennett telah memiliki karier yang cukup luas dalam dunia pengisi suara. Ia dikenal sebagai suara “Tillie the All-Time Teller” untuk First National Bank of Atlanta pada tahun 1974. Selain itu, ia juga menyuarakan pesan suara untuk sistem alamat publik di terminal Delta Air Lines, sistem GPS, dan berbagai perangkat lunak e-learning.

Selain itu, Bennett juga pernah menyuarakan iklan-iklan terkenal seperti Fisher-Price, Coca-Cola, Ford, dan McDonald’s. Kiprahnya di dunia pengisi suara telah membuktikan bahwa ia adalah salah satu voice talent paling berpengalaman di Amerika Serikat. Bahkan, sejumlah perusahaan besar sering kali mencari suaranya untuk proyek-proyek yang membutuhkan nada tenang dan profesional.

Namun, ketika suaranya digunakan untuk mengisi fitur Siri, Bennett merasa bahwa hal ini memperluas cakupan kiprahnya. Meski ia tidak pernah ingin menjadi pusat perhatian, pengakuan ini memberinya kesempatan untuk dikenal oleh jutaan orang di seluruh dunia. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran suara dalam pengalaman pengguna teknologi modern.

Jasa Stiker Kaca

Perkembangan Teknologi Suara dan Peran Manusia

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi suara telah berkembang pesat, dengan munculnya berbagai asisten virtual seperti Google Assistant, Amazon Alexa, dan Microsoft Cortana. Meskipun banyak dari mereka menggunakan AI untuk menciptakan suara yang terdengar alami, banyak perusahaan masih memilih untuk menggunakan suara manusia untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.

Menurut laporan dari The Verge (2025), banyak perusahaan teknologi kini lebih memilih menggandeng voice talent untuk mengisi suara asisten virtual. Hal ini dilakukan karena suara manusia dinilai lebih mudah diterima oleh pengguna dan memberikan rasa personal yang lebih tinggi. Selain itu, suara manusia juga lebih fleksibel dalam menyesuaikan nada dan intonasi sesuai kebutuhan.

Bennett sendiri tidak lagi menjadi satu-satunya suara di balik Siri. Dengan update sistem operasi iOS, Apple telah mengganti suara Bennett dengan suara-suara baru. Namun, suara aslinya tetap menjadi ikonik dan dikenang oleh banyak pengguna. Ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi berkembang, peran manusia dalam menciptakan pengalaman teknologi tetap tidak tergantikan.

Kesimpulan

Kisah Susan Bennett mengajarkan kita bahwa di balik teknologi canggih yang kita gunakan setiap hari, ada manusia yang berkontribusi besar. Suara Siri, yang terdengar seperti hasil AI, sebenarnya berasal dari seorang voice talent yang telah bekerja selama bertahun-tahun. Ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi berkembang, peran manusia tetap penting dalam menciptakan pengalaman yang lebih alami dan personal.

Bagi pengguna iPhone, mengetahui asal usul suara Siri mungkin membuat mereka lebih menghargai teknologi yang mereka gunakan. Sementara itu, bagi kalangan industri, kisah ini menjadi pengingat bahwa suara manusia masih memiliki nilai yang sangat tinggi dalam dunia teknologi. Dengan demikian, kisah Bennett tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang peran manusia dalam perkembangan teknologi suara.