Festival Genang Era di Flores, Copyright: NTT Express |
Penulis adalah Syifa Fauziah, Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Daily Nusantra , Opini - Di Indonesia, faktor budaya memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan karena hal ini mempengaruhi bagaimana makanan diproduksi, dikonsumsi, dan dikelola. Keanekaragaman pangan terhambat oleh ketergantungan pada beras sebagai makanan pokok.
Meskipun ada banyak tanaman yang ditanam secara lokal seperti jagung, singkong, dan ubi jalar, masyarakat masih ragu-ragu untuk mengubah kebiasaan makan mereka. Dalam hal mengelola persediaan pangan, pengetahuan lokal juga sama pentingnya. Ketahanan pangan masyarakat dapat ditingkatkan melalui adat istiadat lokal dan keahlian pertanian dan pengolahan makanan. Oleh karena itu, memanfaatkan budaya lokal sangat penting untuk meningkatkan konsumsi makanan lokal.
Festival budaya makanan lokal di desa merupakan pendekatan yang baik untuk meningkatkan konsumsi masakan lokal. Langkah pertama dalam menyelenggarakan festival adalah memilih topik yang berkaitan dengan masakan lokal, seperti “Warisan Makanan Tradisional” atau “Kelezatan Kuliner Lokal.” Waktu penyelenggaraan festival harus dipertimbangkan dengan cermat agar tidak berbenturan dengan acara besar lainnya.
Tahap selanjutnya setelah menentukan topik adalah membuat jadwal acara yang menarik dan bervariasi. Acara seni termasuk tarian dan musik, kompetisi kuliner yang menampilkan berbagai makanan tradisional, kelas memasak tradisional, dan diskusi budaya yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan adat istiadat dan masakan daerah adalah komponen yang mungkin untuk program ini.
Mempersiapkan infrastruktur dan mempromosikannya adalah aspek yang sama pentingnya dalam perencanaan acara. Lokasi acara harus berlokasi strategis dan menawarkan fasilitas yang memadai bagi para tamu. Promosi media sosial bekerja dengan sangat baik untuk menarik perhatian masyarakat umum; menggunakan gambar dan video yang menarik bersama dengan tagar yang relevan dapat membantu membuat acara lebih terlihat.
Selain itu, membentuk aliansi dengan perusahaan-perusahaan perjalanan dapat membantu promosi tambahan. Melibatkan masyarakat desa dalam festival budaya kuliner juga sangat penting untuk memberikan mereka rasa bangga akan acara tersebut. Rasa kebersamaan yang kuat akan dipupuk dengan mendorong desa-desa untuk mengambil bagian sebagai anggota komite atau pengisi acara.
Ada beberapa contoh festival budaya kuliner lokal yang dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Sebagai contoh, untuk melestarikan warisan kuliner lokal, Kabupaten Flores Timur menyelenggarakan Festival Genang Era, yang mencakup makanan tradisional, upacara adat, dan diskusi budaya. Dengan melakukan aksi-aksi ini, kota-kota dapat meningkatkan ketahanan pangan daerah, melestarikan budaya makanan tradisional, menarik wisatawan, dan menyelenggarakan festival budaya makanan lokal yang partisipatif.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, banyaknya tradisi kuliner daerah merupakan salah satu komponen penting. Ketersediaan sumber daya kuliner daerah dan transmisi teknik pengolahan dari generasi ke generasi tercermin dalam hidangan unik di setiap lokasi. Misalnya, orang-orang di daerah perbukitan lebih bergantung pada hasil pertanian, sedangkan mereka yang tinggal di daerah pesisir biasanya menyantap hidangan laut.
Kebiasaan-kebiasaan ini berdampak pada bagaimana masyarakat menghargai dan menggunakan sumber daya alam di lingkungan mereka selain cara mereka memilih makanan. Ketahanan pangan juga dipengaruhi oleh kepercayaan budaya tentang pertanian. Sistem wanatani dan pertanian organik adalah dua contoh metode pertanian berkelanjutan tradisional yang masih banyak digunakan di banyak daerah. Dengan melakukan diversifikasi tanaman dan mengurangi ketergantungan pada input pertanian modern yang mahal, metode-metode ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan lokal. Pengetahuan lokal tentang cara mengelola sumber daya alam dapat menjadi contoh untuk metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Festival budaya yang berhubungan dengan panen dapat memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan. Misalnya, festival panen memupuk ikatan sosial di antara masyarakat sekaligus menghormati produk pertanian. Acara-acara ini menginspirasi konsumen untuk lebih menghargai produk lokal dan meningkatkan kesadaran akan nilai dari makan makanan lokal.
Acara-acara ini memungkinkan orang untuk bertukar pengetahuan tentang metode pengolahan makanan yang lebih baik, resep masakan, dan metode pertanian. Namun, masuknya makanan impor yang lebih murah dan mudah didapat dapat menjadi ancaman bagi ketahanan pangan lokal karena tantangan modernitas dan globalisasi. Akibatnya, orang mungkin menjadi kurang tertarik pada masakan lokal. Oleh karena itu, sangat penting untuk melestarikan tradisi kuliner sebagai bagian dari identitas budaya dan mengedukasi masyarakat mengenai nilai gizi dan manfaat kesehatan dari mengonsumsi pangan lokal.